Tidak jarang kita mendengar ungkapan, “Kita hanya menyadari nilai sesuatu ketika kita kehilangannya.” Ini mungkin terdengar klise, tetapi pesannya begitu dalam dan benar.
Contohnya, kita sering mengambil enteng kehadiran listrik dan air dalam kehidupan sehari-hari. Kita menggunakan keduanya tanpa berpikir panjang, terkadang bahkan dengan pemborosan. Namun, ketika listrik padam atau air tidak mengalir, kita merasakan ketidaknyamanan yang besar. Ini hanya sebatas contoh sederhana, karena perasaan ini juga berlaku dalam hubungan kita dengan orangtua.
Baru-baru ini, saya diingatkan oleh sebuah kisah yang benar-benar menggugah hati saya. Kurang dari seminggu sebelum pernikahan seorang teman, ayahnya meninggal dunia. Ini adalah pengingat kuat tentang betapa berharganya orangtua dalam kehidupan kita. Selama ini, kita mungkin sering meremehkan peran dan kehadiran mereka. Namun, ketika mereka pergi, kita merasa betapa besar kehilangan yang kita alami.
Teman saya lainnya, beberapa tahun lalu, harus menghadapi kenyataan yang sama. Ibunya meninggal, dan saat saya mengucapkan belasungkawa, dia memberikan nasihat yang tak terlupakan, “Sayangi ibumu, jangan sampai kamu menyesalinya nanti saat dia pergi.” Itu adalah pengingat penting bahwa penyesalan sering datang terlambat.
Kadang-kadang, kita hanya menyadari betapa berharganya orangtua kita setelah mereka tiada. Semua kesalahan, kenakalan, dan pertengkaran yang kita lalui selama bertahun-tahun datang begitu jelas dalam pikiran kita setelah mereka pergi. Saat itulah penyesalan dan rasa bersalah menghampiri kita, dan itu tidak akan mengubah kenyataan yang sudah ada.
Orangtua kita mungkin tidak sempurna. Mereka mungkin memiliki kekurangan dan kesalahan. Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa mereka adalah orang tua kita, dan mereka telah memberikan begitu banyak untuk kita. Bahkan jika kita memiliki perbedaan dalam keyakinan atau nilai-nilai, kita masih diwajibkan untuk menghormati dan taat kepada mereka, kecuali jika itu melibatkan perbuatan dosa.
Al-Quran mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Sebuah ayat dalam Surah Luqman mengingatkan kita tentang perjuangan ibu selama mengandung dan melahirkan kita. Ini adalah pengorbanan yang tidak bisa diukur dengan kata-kata. Ayah juga berperan besar dalam kehidupan kita, bahkan jika dalam urutan hadits disebutkan setelah ibu tiga kali sebelum ayah. Ayah yang bekerja keras untuk memberi nafkah kepada keluarganya, sering mengesampingkan kebutuhannya sendiri demi kesejahteraan anak-anaknya.
Jadi, bagaimana jika orangtua kita tidak selalu baik atau bertanggung jawab? Dalam situasi seperti itu, kita harus berdoa kepada Allah agar memberikan petunjuk kepada mereka. Kita juga membutuhkan kesabaran untuk menghadapi kondisi ini. Allah mungkin sedang menguji kita melalui orangtua yang tidak sempurna. Ingatlah bahwa doa anak yang saleh untuk orangtuanya adalah salah satu doa yang sering dikabulkan oleh Allah.
Jadi, mari kita sadari nilai yang sesungguhnya dari orangtua kita sekarang, sebelum terlambat. Jangan biarkan penyesalan datang terlambat, seperti listrik yang baru kita hargai ketika mati. Orangtua adalah harta yang tak ternilai, dan kita harus berusaha untuk menghargai mereka sepanjang hidup kita.