Monitorday.com – Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengutuk serangan terhadap dua wanita Muslim di Melbourne sebagai tindakan yang ‘tercela’.
Ia menanggapi kritik bahwa otoritas Australia kurang memperhatikan isu Islamofobia dibandingkan anti-Semitisme.
Komunitas Muslim, termasuk pemain kriket Usman Khawaja, menganggap insiden 13 Februari sebagai contoh tanggapan pemerintah yang tidak memadai.
Albanese menyatakan bahwa semua serangan berdasarkan agama adalah ‘tercela’ dan harus diadili dengan hukuman berat.
Awal pekan ini, Albanese mendapat kritik karena tidak segera mengutuk serangan tersebut.
Federasi Dewan Islam Australia (AFIC) menyatakan keprihatinan terhadap tren serangan terhadap umat Islam di negara itu.
Presiden AFIC, Rateb Jneid, mengatakan tanggapan pemerintah masih sangat tidak memadai.
Duta Besar anti-Islamofobia, Aftab Malik, mendesak pemimpin Australia untuk mengutuk serangan dan meningkatkan upaya keamanan bagi penduduk Muslim.
Khawaja mengunggah di media sosial bahwa pemerintah berusaha ‘menutupi’ serangan terhadap komunitas Muslim.
Para pemimpin Australia vokal dalam mengecam insiden anti-Semitisme yang terjadi baru-baru ini.
Polisi Victoria mengungkapkan seorang perempuan diduga menyerang dua wanita Muslim berusia 30 dan 26 tahun.
Keduanya mengalami cedera yang tidak mengancam nyawa akibat serangan tersebut.
Salah satu korban, yang sedang hamil, dicengkeram dan dicekik dengan jilbabnya di depan putrinya.
Korban lainnya, Ealaf Al-Esawie, melaporkan dipukul dan ditampar hingga mengalami memar.
Polisi menangkap Susan Gonulalan, yang didakwa dengan sengaja menyebabkan cedera dan penyerangan yang diperparah.
Serangan ini menyoroti perlunya perhatian lebih terhadap isu keamanan bagi komunitas Muslim di Australia.