Connect with us

Danantara, Harapan Baru Indonesia

Prabowo Subianto mengumumkan bahwa Daya Anagata Nusantara atau Danantara diluncurkan pada 24 Februari 2025. Badan ini dibentuk untuk mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis.

Shofwan Alawy Hudaya

Published

on

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Berantas Ilegal Fishing, ORCA Tangkap 2 Kapal Ikan Asing Vietnam di Laut Natuna

Kapal Pengawas Orca 03 dan 02 tangkap dua kapal Vietnam di Laut Natuna. Aksi tegas KKP tunjukkan filosofi kuat penjaga laut Nusantara.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – “Efisiensi anggaran bukan alasan untuk melemahkan semangat, justru membuat kami lebih optimal mengawal laut Indonesia,” tegas Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, menyulut semangat para penjaga laut Indonesia untuk terus menegakkan kedaulatan maritim, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Aksi tegas kembali diperlihatkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menjaga kedaulatan laut Nusantara. Dua kapal ikan asing (KIA) berbendera Vietnam ditangkap saat mencuri ikan di Laut Natuna Utara, Senin (14/04/25), dalam operasi yang tak hanya berani, tetapi juga sarat makna filosofis.

Kapal Pengawas (KP) Orca 03 dan KP Orca 02 tampil sebagai garda depan dalam operasi gabungan Bakamla Patma Yudhistira/2025 dan operasi mandiri KKP. Keberadaan kapal pengawas dengan nama “Orca” bukan tanpa makna—seperti paus pemburu yang melindungi wilayahnya, KP Orca adalah simbol kekuatan, kecerdasan, dan ketegasan Indonesia dalam menjaga laut dari perusakan dan pencurian sumber daya.

“Negara hadir di Laut Natuna Utara. Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku illegal fishing,” tegas Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Dr. Pung Nugroho Saksono, atau akrab disapa Ipunk, dalam konferensi pers di Batam, Jumat (18/04).

Ipunk menjelaskan bagaimana dua kapal, 936 TS (135 GT) dan 5762 TS (150 GT), terdeteksi oleh KP Orca 03 saat melakukan aktivitas terlarang menggunakan alat tangkap pair trawl—praktik merusak yang dilarang keras di wilayah Indonesia.

Lebih lanjut, Ipunk juga mengapresiasi Kapten KP Orca 03, Mohammad Ma’ruf, S.ST.Pi yang memimpin operasi dengan sigap. Saat dua kapal asing berusaha kabur, ia memerintahkan peluncuran Rigid Inflatable Boat (RIB). Dalam waktu singkat, keduanya berhasil dilumpuhkan. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan 4.500 kilogram ikan campur dan 30 anak buah kapal (ABK) asal Vietnam.

“Alat tangkap itu sangat merusak. Ikan kecil pun ikut terjaring, menyebabkan kepunahan sumber daya perikanan dan merusak ekosistem. Kita tidak boleh diam,” ujar Ipunk. Ketegasan itu membuahkan hasil besar: negara diselamatkan dari potensi kerugian mencapai Rp152,8 miliar—nilai fantastis yang mencakup hasil tangkapan ilegal, kerusakan lingkungan, dan nilai ekonomi penggunaan pair trawl.

Tak hanya menindak, KKP juga bertindak cepat merespons laporan masyarakat. Ini bukan semata aksi teknis, melainkan refleksi semangat kolaboratif dan partisipatif dalam menjaga laut Indonesia. Bahwa laut adalah warisan, bukan hanya untuk dinikmati, tapi untuk dijaga bersama.

Kapal Orca, lebih dari sekadar alat pengawas. Ia adalah manifestasi semangat maritim Indonesia—gagah, gesit, dan garang terhadap pelanggaran. Filosofi di balik namanya mengandung makna dalam: seperti paus pembunuh yang cerdas dan pelindung teritorialnya, Orca adalah perpanjangan tangan negara yang tak gentar menghadapi ancaman apa pun di laut.

Tindakan hukum juga tak main-main. Kedua kapal Vietnam akan dijerat dengan pasal-pasal tegas dalam Undang-Undang Perikanan, yang telah diperbarui hingga Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja. Ini adalah pesan yang jelas: laut Indonesia bukan untuk dirampas.

Dengan semangat efisiensi yang melahirkan efektivitas, dan filosofi laut yang tertanam kuat, PSDKP dan armada Orca tak sekadar menegakkan hukum, melainkan simbol komitmen Indonesia dalam menjaga laut sebagai sumber kehidupan dan martabat bangsa.

Continue Reading

News

Dapur Bergizi, Uang Digoreng Sampai Gosong

Kasus penggelapan hampir Rp1 miliar di dapur MBG Kalibata menguak praktik kotor di balik program makan gratis. Dapur bergizi, tapi anggarannya malah digoreng.

N Ayu Ashari

Published

on

Monitorday.com – Alih-alih menyuapi generasi muda dengan gizi yang layak, program makan gratis justru jadi santapan empuk praktik penggelapan dana. Kalibata, Jakarta Selatan, kini bukan cuma soal nasi dan lauk, tapi juga uang rakyat yang raib.

Apa kabar gizi anak bangsa? Tampaknya, menu hari ini bukan protein tinggi, melainkan korupsi berkalori tinggi. Ketika dapur yang mestinya menanak masa depan justru menghidangkan konflik kepentingan dan penggelembungan anggaran, kita tahu: ini benar-benar Indonesia!

Di tengah semangat memberi makan anak sekolah secara gratis, kabar tak sedap datang dari Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Kalibata. Bukan soal rasa masakan, tapi soal rasa keadilan yang mulai hambar. Jumat (18/4/2025), pihak kepolisian memanggil dua pihak yang mestinya jadi mitra: pelapor berinisial MBN dan korban bernama Ira. Keduanya diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan penggelapan dana operasional dapur sebesar Rp975.375.000. Angka yang nyaris menyentuh satu miliar rupiah. Cukup untuk memberi makan satu kecamatan—atau mungkin hanya cukup untuk memberi kenyang satu oknum?

Konon, laporan ini sudah dilayangkan sejak 10 April lalu, namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda permintaan maaf, apalagi pengembalian dana. Mediasi memang sempat dilakukan, bahkan dapur kembali beroperasi pada 17 April. Tapi seperti nasi yang sudah menjadi kerak, ada jejak gosong yang tak bisa disembunyikan.

Yang bikin rakyat makin geleng-geleng: dalam kontrak awal, per porsi makanan dihargai Rp15.000. Tapi mendadak, entah dapat ilham dari dapur sebelah, harga turun jadi Rp13.000. “Diskon” ini katanya sudah diketahui sebelum kontrak ditandatangani. Artinya, ada yang main harga sejak awal. Tapi bukan harga pasar, ini harga nurani. Dan tampaknya, nurani bisa dinego.

Ira, mitra dapur yang memasak lebih dari 65.000 porsi makanan sejak Februari hingga Maret, mengaku tak menerima bayaran untuk tahap kedua distribusi. Bukan karena salah masak, tapi karena pihak yayasan mendadak “alergi transparansi”. Tanpa keterbukaan, tanpa pertanggungjawaban, tanpa rasa bersalah. Seolah-olah, masak nasi lebih penting dari menghitung anggaran.

Yang paling ironis, program ini sejatinya digadang-gadang jadi solusi ketimpangan gizi anak-anak sekolah. Tapi kenyataannya, justru jadi contoh sempurna bagaimana idealisme bisa dicincang di talenan korupsi. Bagaimana mungkin mau bergizi kalau dananya sudah tercampur busuk? Bagaimana bisa menyiapkan masa depan anak-anak kalau hari ini saja disuapi kebohongan?

Kepolisian menegaskan bahwa laporan ini masih berjalan, belum ada pencabutan. Tapi publik tahu betul, di negeri ini, proses hukum sering kali hanya hangat di awal, lalu dingin menjelang makan siang. Kita sedang menonton sinetron hukum yang biasa: episode 1 gempar, episode 10 menguap.

Maka, tak heran kalau orang bilang, “Tak Indonesia kalau tak ada korupsi.” Kita terlalu terbiasa. Terlalu kebal. Sampai-sampai saat dana makan anak digelapkan, publik cuma angkat alis sebentar, lalu kembali scroll media sosial.

Mungkin yang paling pahit bukan soal uang yang hilang, tapi hilangnya kepercayaan. Ketika dapur bergizi menjadi tempat menggoreng dana, saat itulah kita tahu: menu utamanya bukan lagi makanan sehat, tapi mental yang sakit.

Continue Reading

Ruang Sujud

Bahaya Takabbur dalam Kehidupan Sehari-hari dan Cara Menghindarinya

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Takabbur, atau kesombongan, adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya dalam kehidupan manusia. Meski sering dianggap sepele, takabbur perlahan bisa merusak jiwa, hubungan sosial, hingga menghancurkan masa depan seseorang. Bahkan, dalam ajaran Islam, takabbur termasuk dosa besar yang dapat menghalangi seseorang dari surga.

Takabbur berarti merasa diri lebih baik, lebih tinggi, atau lebih mulia dibandingkan orang lain. Penyakit ini bisa timbul dari berbagai hal: harta, keturunan, jabatan, kecerdasan, hingga amal ibadah. Siapa pun bisa terjangkit, tanpa melihat usia, status, atau latar belakang.

Bahaya utama dari takabbur adalah membuat seseorang sulit menerima kebenaran. Ketika hati sudah dipenuhi kesombongan, nasihat tidak lagi masuk, kritik dianggap serangan, dan perbaikan diri menjadi sesuatu yang mustahil. Seseorang yang takabbur cenderung merasa dirinya selalu benar, sementara orang lain salah. Ini adalah jalan tercepat menuju kehancuran batin dan keterasingan sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari, takabbur bisa muncul dalam banyak bentuk. Seorang pelajar yang meremehkan teman-temannya karena merasa lebih pintar, seorang atasan yang memperlakukan bawahannya dengan merendahkan, atau bahkan seorang relijius yang merasa dirinya lebih suci dibandingkan orang lain. Semua ini adalah bentuk-bentuk nyata dari takabbur yang merusak hubungan antarmanusia.

Tak hanya itu, takabbur juga membuat seseorang jauh dari pertolongan Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji zarrah.” (HR. Muslim). Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari sifat ini, bahkan sekecil apa pun kadar kesombongan dalam hati tetap bisa menghalangi jalan menuju rahmat Allah.

Di balik itu semua, takabbur juga membuat manusia lupa bahwa semua kelebihan yang dimiliki sejatinya adalah karunia Allah, bukan murni hasil usahanya sendiri. Harta, ilmu, kekuatan, kecantikan, semuanya adalah amanah yang harus disyukuri dan digunakan untuk kebaikan, bukan untuk membanggakan diri dan merendahkan orang lain.

Salah satu contoh nyata dari akibat takabbur adalah kisah Qarun dalam Al-Qur’an. Qarun adalah orang yang diberikan kekayaan melimpah, namun ia menjadi sombong dan berkata bahwa semua kekayaannya adalah hasil dari ilmunya sendiri. Akhirnya, Allah menenggelamkan dia bersama hartanya ke dalam bumi sebagai hukuman atas kesombongannya.

Lalu, bagaimana cara kita menghindari sifat takabbur ini dalam kehidupan sehari-hari?

Pertama, selalu ingat bahwa semua kelebihan adalah titipan dari Allah. Dengan menyadari bahwa kita hanyalah makhluk yang lemah tanpa bantuan-Nya, hati kita akan lebih mudah tunduk dan tidak merasa lebih baik dari orang lain. Kesadaran ini akan membuat kita lebih rendah hati dan lebih menghargai orang lain.

Kedua, membiasakan diri untuk selalu mengevaluasi diri. Setiap malam sebelum tidur, kita bisa bertanya pada diri sendiri: apakah hari ini ada sikap atau ucapan kita yang menunjukkan kesombongan? Apakah ada orang yang mungkin merasa direndahkan karena perilaku kita? Dengan evaluasi rutin, kita bisa memperbaiki diri sebelum penyakit takabbur mengakar kuat dalam hati.

Ketiga, belajar dari kisah-kisah tentang kehancuran akibat kesombongan. Baik dari Al-Qur’an, hadis, maupun sejarah umum, banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil. Kisah Fir’aun, misalnya, menjadi pengingat bahwa sehebat apa pun kekuasaan seseorang, jika disertai dengan kesombongan, akan berakhir dengan kehinaan.

Keempat, membangun sikap tawadhu’ (rendah hati) dalam setiap aspek kehidupan. Tawadhu’ bukan berarti merendahkan diri secara berlebihan, tetapi lebih kepada menyadari bahwa semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan tawadhu’, kita bisa menghormati orang lain tanpa merasa lebih rendah atau lebih tinggi.

Kelima, memperbanyak doa agar Allah menjaga hati kita. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW adalah: “Ya Allah, jauhkanlah aku dari akhlak-akhlak yang buruk, dan dekatkanlah aku kepada akhlak-akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi). Dengan memohon perlindungan kepada Allah, kita berharap diberikan hati yang bersih dari rasa sombong.

Keenam, membiasakan diri untuk memuji orang lain dan mengakui kelebihan mereka. Ini adalah latihan sederhana untuk menghancurkan ego dalam diri kita. Ketika kita terbiasa melihat kebaikan dalam diri orang lain, kita akan lebih mudah bersikap rendah hati.

Terakhir, sadarilah bahwa kesombongan hanya membuat hidup kita sempit dan penuh beban. Orang yang sombong selalu merasa harus mempertahankan citranya, selalu khawatir tentang pendapat orang lain, dan sulit merasakan ketenangan sejati. Sebaliknya, orang yang rendah hati akan lebih mudah bahagia, lebih banyak teman, dan lebih dekat kepada rahmat Allah.

Takabbur memang sering kali hadir secara halus, tanpa kita sadari. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga hati dan memperbarui niat dalam setiap langkah hidup. Dengan kesadaran, latihan, dan pertolongan Allah, kita bisa membangun jiwa yang bersih, penuh kerendahan hati, dan selalu dekat dengan kebenaran.

Semoga Allah melindungi kita dari penyakit takabbur, membimbing hati kita untuk selalu rendah hati, dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang dicintai-Nya. Aamiin.

Continue Reading

Sportechment

Duh! Hakim AS Putuskan Google Bersalah Gegara Kasus Ini

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Raksasa teknologi Google dinyatakan bersalah membangun kekuatan monopoli secara ilegal dalam bisnis periklanan digitalnya.

Putusan ini dijatuhkan oleh Hakim Federal Leonie Brinkema dari Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Virginia Timur pada Kamis (17/4/2025), menandai kemenangan besar bagi Departemen Kehakiman AS (DOJ) dalam salah satu gugatan antimonopoli terbesar terhadap perusahaan teknologi.

Putusan tersebut menyasar divisi bisnis Google yang bernilai US$31 miliar, yang berperan sebagai perantara antara publisher situs web dan pengiklan melalui teknologi penentuan penempatan iklan di internet.

Dalam amar putusannya, Hakim Brinkema menyebut bahwa Google secara sengaja menggabungkan layanan server iklan dan platform bursa iklan (ad exchange) untuk memperkuat dominasinya di pasar dan menyingkirkan kompetitor.

“Tindakan eksklusif Google tidak hanya merugikan pesaing, tetapi juga publisher, merusak persaingan sehat, dan pada akhirnya merugikan konsumen yang bergantung pada internet terbuka,” tulis Brinkema, dikutip dari CNN.

Ini merupakan pukulan kedua terhadap Google dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, perusahaan milik Alphabet Inc. itu juga dinyatakan bersalah dalam kasus monopoli mesin pencari dan toko aplikasi Android.

Serangkaian vonis tersebut menunjukkan meningkatnya tekanan hukum terhadap Google, yang berpotensi mengarah pada sanksi berat, bahkan restrukturisasi besar-besaran terhadap lini bisnis mereka.

Meski demikian, Google membantah tudingan tersebut dan menyebut gugatan DOJ “cacat secara hukum”. Perusahaan memperingatkan bahwa langkah pemerintah dapat menghambat inovasi, meningkatkan biaya iklan, dan menyulitkan pertumbuhan bisnis kecil serta publisher digital.

Sementara Departemen Kehakiman menilai dominasi Google selama bertahun-tahun telah menciptakan konflik kepentingan besar, karena perusahaan mengendalikan kedua sisi pasar – sebagai penyedia ruang iklan dan sekaligus sebagai perantara pengiklan.

Hingga kini, baik Google maupun DOJ belum mengeluarkan pernyataan resmi pasca putusan. Proses banding diperkirakan akan berlangsung lama dan bisa memakan waktu bertahun-tahun sebelum putusan final benar-benar dijalankan

Continue Reading

Review

Damai yang Membunuh Palestina

Perjanjian damai Gaza yang digagas Mesir, Yordania, dan Prancis justru berpotensi membunuh perjuangan Palestina. Meletakkan senjata adalah jalan cepat menuju pembantaian.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Di tengah reruntuhan Gaza dan suara rintihan rakyat yang kehilangan keluarga, rumah, dan harapan—dunia sekali lagi berusaha menjual “perdamaian” yang semu. Tapi benarkah ini damai, atau sekadar jebakan sejarah yang sedang berulang?

Perjanjian damai yang sedang digagas oleh Presiden Mesir Abdel Fattah As-Sisi, Raja Yordania Abdullah II, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengusung misi mulia: menghentikan pertumpahan darah di Gaza. Tapi sejatinya, perjanjian ini bukan solusi—ia adalah pisau yang dibungkus pita. Salah satu syarat utama yang diajukan adalah pelucutan senjata para pejuang Hamas dengan iming-iming dana rekonstruksi miliaran dolar. Sebuah tawaran yang terdengar seperti hadiah, tapi sesungguhnya beracun.

Sejarah mengajarkan kita untuk tidak mudah lupa. Pada 1994, Ukraina melepaskan senjata nuklirnya dengan janji keamanan dari kekuatan besar. Hari ini, Ukraina dilanda perang dan kehilangan wilayahnya. Pada 1982, PLO meletakkan senjata di Lebanon setelah perjanjian damai. Hasilnya? Kamp pengungsi Sabra dan Shatila menjadi ladang pembantaian berdarah selama 43 jam, dengan ribuan warga sipil yang dibunuh secara brutal. Lalu apakah kita masih percaya bahwa pelucutan senjata adalah jalan menuju kedamaian?

Delegasi Hamas tidak bodoh. Mereka tahu, satu-satunya alasan musuh bersedia duduk di meja perundingan adalah karena mereka tidak bisa menang di medan perang. Persis seperti yang dikatakan oleh seorang wakil Taliban dalam perundingan dengan Amerika, “Senjata inilah yang membawa kalian ke meja ini.” Pernyataan ini bukan hanya cerdas, tapi mencerminkan harga diri sebuah perjuangan yang tak bisa ditukar dengan janji kosong.

Taliban akhirnya berhasil memaksa Amerika Serikat angkat kaki dari Afghanistan. Bukan karena diplomasi, tapi karena keteguhan dalam berjuang. Gaza hari ini menghadapi dilema yang sama: tunduk pada perjanjian damai yang mematikan atau terus berdiri dengan senjata sebagai satu-satunya penjaga kehormatan.

Tawaran “damai” ini menuntut para pejuang meletakkan senjata dan rakyat Gaza menerima bantuan. Tapi apakah para penandatangan perjanjian itu akan menjamin keselamatan mereka? Sejarah mengatakan: tidak. Musuh tidak menghargai kelemahan. Ketika senjata diletakkan, pembantaian dimulai. Itulah narasi yang berulang dan terus berulang dalam sejarah umat ini.

Perjanjian ini justru membuka jalan bagi penyembelihan berikutnya, bukan menghentikannya. Inilah jebakan klasik yang menyamar sebagai diplomasi. Inilah konspirasi halus yang memakai jargon “kemanusiaan” untuk memandulkan perlawanan.

Yang dibutuhkan hari ini bukan tekanan kepada para pejuang, tapi tekanan kepada penjajah. Bukan seruan untuk menyerah, tapi dukungan bagi mereka yang mempertahankan kehormatan tanah suci Al-Aqsa. Jangan jadi umat yang dua kali dibodohi oleh sejarah. Jangan biarkan Gaza menjadi Sabra dan Shatila kedua.

Hari ini, tanggung jawab kita adalah berdiri tegak. Kirimkan doa, donasi, dan desakan politik. Gunakan suara kita untuk melawan propaganda perdamaian palsu yang justru menguntungkan penjajah dan membunuh perlawanan.

Sebab satu kebenaran tak terbantahkan tetap berdiri tegak:
Bangsa yang meletakkan senjatanya, sedang menandatangani surat kematiannya sendiri.

Continue Reading

Sportechment

Derby Korea Batal Terjadi di Final Piala Asia U-17 2025, Penakluk Indonesia Keok

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Harapan terjadinya Derby Korea di final Piala Asia U-17 2025 pupus sudah setelah Korea Utara dan Korea Selatan sama-sama tumbang di babak semifinal.

Korea Utara yang sebelumnya tampil gemilang dengan menyingkirkan Timnas U-17 Indonesia lewat skor telak 6-0 di perempat final, justru tak berkutik saat menghadapi Uzbekistan di semifinal yang berlangsung di King Fahd Sports City Stadium, Taif, Jumat (18/4/2025) dini hari WIB.

Uzbekistan tampil dominan dan mencetak tiga gol tanpa balas ke gawang Korea Utara. Gol-gol kemenangan Uzbekistan dicetak oleh Khasanov pada menit ke-31, Rustanov di menit ke-62, dan Shukurullaev hanya tiga menit berselang pada menit ke-65. Kemenangan ini memastikan langkah Uzbekistan ke final.

Sementara itu, di semifinal lainnya yang digelar sehari sebelumnya, Kamis (17/4/2025) malam, Korea Selatan juga harus menelan pil pahit saat menghadapi tuan rumah Arab Saudi di Okaz Stadium, Taif.

Laga berlangsung dramatis. Korea Selatan sempat unggul lebih dulu lewat gol Oh Ha-ram di menit ke-45. Namun kemenangan yang sudah di depan mata buyar setelah Arab Saudi mendapatkan penalti di detik-detik akhir pertandingan. Saeed sukses mengeksekusi penalti di menit ke-90+12 dan memaksa laga dilanjutkan ke adu penalti.

Dalam drama tos-tosan, tiga penendang Korea Selatan gagal mencetak gol – yakni Kim Min-chan, Jeong Hyeong-ung, dan Kim Do-yeon. Arab Saudi hanya gagal satu kali dan menang adu penalti dengan skor 3-1.

Dengan hasil ini, final Piala Asia U-17 2025 akan mempertemukan Arab Saudi vs Uzbekistan pada 20 April mendatang.


Hasil Semifinal Piala Asia U-17 2025:

  • Arab Saudi 1-1 Korea Selatan (Arab Saudi menang 3-1 via adu penalti)
  • Uzbekistan 3-0 Korea Utara

Continue Reading

Ruang Sujud

Takabbur: Penyakit Hati yang Membutakan Kebenaran

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Dalam perjalanan hidup, manusia sering diuji bukan hanya dengan kesusahan, tetapi juga dengan kenikmatan. Salah satu ujian paling berat justru tersembunyi di dalam nikmat, yaitu saat hati mulai merasa lebih unggul dari orang lain. Di sinilah penyakit takabbur tumbuh — sebuah sifat sombong yang bisa membutakan mata hati dari kebenaran.

Takabbur berasal dari bahasa Arab yang berarti membesarkan diri atau merasa lebih hebat. Dalam Islam, takabbur termasuk penyakit hati yang sangat dibenci Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walau sebesar biji zarrah.” (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan betapa beratnya akibat dari sifat takabbur.

Sifat ini biasanya muncul ketika seseorang merasa memiliki kelebihan — entah itu harta, ilmu, jabatan, keturunan, atau kekuatan. Padahal, semua kelebihan itu sejatinya adalah titipan dari Allah, bukan semata hasil usaha pribadi. Sayangnya, ketika takabbur sudah menguasai hati, seseorang bisa kehilangan kemampuan untuk melihat kebenaran dan menilai diri sendiri dengan jujur.

Sejarah manusia menyimpan banyak kisah tentang orang-orang yang terjerumus dalam takabbur. Iblis adalah contoh utama. Ia membangkang perintah Allah untuk bersujud kepada Adam karena merasa dirinya lebih mulia, terbuat dari api sementara Adam dari tanah. Kesombongan ini akhirnya menjatuhkannya dari kemuliaan menjadi makhluk terlaknat.

Dalam kehidupan sehari-hari, takabbur bisa muncul dalam berbagai bentuk. Ada yang merasa lebih baik karena status sosial, lebih pintar karena pendidikan, atau lebih suci karena ibadah. Yang lebih berbahaya, orang yang takabbur seringkali sulit dinasihati. Ia menganggap dirinya selalu benar dan merendahkan orang lain, tanpa sadar menjauhkan dirinya dari petunjuk Allah.

Takabbur bukan hanya merusak hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga hubungan dengan sesama. Sifat ini bisa membuat seseorang dijauhi orang lain, kehilangan teman sejati, bahkan menyebabkan konflik. Bagaimana bisa tercipta keharmonisan jika seseorang merasa lebih tinggi daripada yang lain?

Allah SWT memperingatkan dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. An-Nisa: 36). Ini adalah pengingat bahwa sifat ini tidak hanya tercela, tetapi juga menjadi penyebab turunnya murka Allah.

Lawan dari takabbur adalah tawadhu’ — rendah hati. Orang yang tawadhu’ menyadari bahwa semua kelebihan yang ia miliki hanyalah amanah yang sewaktu-waktu bisa dicabut. Ia tidak melihat dirinya lebih baik dari orang lain, bahkan tetap menghormati yang tampaknya lebih rendah darinya. Rasulullah SAW, manusia paling mulia, justru dikenal karena kerendahan hatinya.

Untuk menghindari takabbur, langkah pertama adalah menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Tidak ada yang pantas kita banggakan secara berlebihan. Kemampuan, rezeki, bahkan kesempatan berbuat baik adalah anugerah, bukan hakikat dari diri kita sendiri.

Kedua, penting untuk terus mengevaluasi diri. Jangan hanya melihat kelebihan, tapi juga sadar akan kekurangan. Melatih diri untuk selalu bersyukur dan melihat kehebatan orang lain juga bisa membantu meruntuhkan kesombongan dalam hati.

Ketiga, memperbanyak membaca kisah-kisah tentang kehancuran akibat kesombongan bisa menjadi pelajaran berharga. Misalnya, kisah Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan dan akhirnya tenggelam di Laut Merah. Atau Qarun yang membanggakan hartanya hingga ditelan bumi. Semua itu menjadi bukti nyata bahwa takabbur hanya akan membawa kepada kehancuran.

Terakhir, jangan lupa berdoa agar Allah menjaga hati kita dari penyakit ini. Rasulullah SAW sendiri berdoa, “Ya Allah, jauhkanlah aku dari akhlak-akhlak yang buruk.” (HR. Tirmidzi). Berdoa dengan tulus dan terus-menerus menunjukkan kesadaran kita bahwa kita butuh pertolongan Allah untuk menjaga kebersihan hati.

Di zaman sekarang, di mana pencapaian dan popularitas sering dijadikan ukuran keberhasilan, tantangan untuk menghindari takabbur menjadi semakin berat. Media sosial, misalnya, bisa menjadi ladang subur untuk memupuk kesombongan jika tidak diiringi dengan kesadaran diri. Memamerkan keberhasilan, menonjolkan kelebihan, tanpa sadar bisa mengundang rasa takabbur dalam hati.

Namun, orang yang menyadari bahwa kemuliaan sejati adalah di sisi Allah, bukan di mata manusia, akan lebih mudah menjaga dirinya. Ia tidak akan tergoda untuk mencari pengakuan dunia, karena yang ia cari adalah ridha Allah. Seperti yang Allah firmankan, “Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13).

Takabbur memang penyakit hati yang tersembunyi, tapi dampaknya nyata dan berat. Membiarkannya tumbuh berarti membiarkan diri buta terhadap kebenaran. Oleh karena itu, penting bagi setiap kita untuk terus membersihkan hati, merendahkan diri, dan menyadari betapa kecilnya kita di hadapan Allah Yang Maha Besar.

Semoga Allah melindungi kita semua dari sifat takabbur dan menghiasi hati kita dengan kerendahan hati yang mulia. Aamiin.

Continue Reading

Sportechment

Comeback Gila MU Bikin Old Trafford Bergemuruh, Amorim Sindir Suporter yang Balik Duluan

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Manchester United meraih kemenangan dramatis 5-4 atas Lyon pada leg kedua perempat final Liga Europa di Old Trafford, Kamis (17/4) malam waktu setempat.

Hasil ini membawa Setan Merah lolos ke semifinal dengan agregat tipis 7-6.

Laga penuh drama ini memperlihatkan perjuangan luar biasa dari pasukan Ruben Amorim. Meski unggul jumlah pemain sejak menit ke-89, MU justru sempat tertinggal 2-4 saat babak tambahan hanya tersisa 10 menit. Situasi itu membuat sebagian suporter tuan rumah memilih meninggalkan stadion lebih awal.

Namun, keajaiban terjadi. Dalam tujuh menit, Bruno Fernandes, Kobbie Mainoo, dan Harry Maguire mencetak gol beruntun yang membawa Manchester United berbalik unggul 5-4.

“Suara stadion setelah gol kemenangan Maguire adalah yang terbaik yang pernah ada. Itu suara terbaik di dunia,” ujar Amorim kepada TNT Sports.

Pelatih asal Portugal itu tak lupa menyindir para penggemar yang lebih dulu pulang ketika MU dalam posisi tertinggal.

“Saya merasa kasihan pada mereka yang pergi saat skor 2-4, mungkin karena kemacetan. Mereka pasti kecewa. Kami tahu kami tampil buruk sebelumnya dan pantas dikritik, tapi kami masih punya waktu untuk menciptakan sesuatu yang spesial musim ini,” ucapnya.

Manchester United akan menghadapi Athletic Bilbao di semifinal. Laga tersebut akan menjadi tantangan berat, mengingat final Liga Europa musim ini akan digelar di kandang Bilbao, San Mames.

Amorim menegaskan bahwa target utama tim saat ini adalah menjuarai Liga Europa, satu-satunya jalan realistis untuk memastikan tiket ke Liga Champions musim depan.

“Satu momen bisa mengubah banyak hal dalam pikiran pemain. Kami harus benar-benar fokus pada Liga Europa. Semua orang kini percaya kami bisa juara, tapi kami juga perlu sedikit keberuntungan soal cedera,” pungkasnya.

Continue Reading

News

Pesan Wamendikdasmen Saat Melepas 1.500 Lulusan SMK Siap Kerja ke LN

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, secara resmi memberangkatkan 1.500 lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari seluruh Indonesia untuk mengikuti program magang kerja di Jepang dan Jerman. Acara pelepasan dilangsungkan di SMKS Mitra Industri, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025).

Fajar menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas keberanian para lulusan muda tersebut dalam mengambil peluang kerja di luar negeri. Ia menegaskan bahwa kesempatan ini bukan hanya sekadar mencari penghasilan, tetapi juga menjadi langkah besar dalam membangun masa depan yang lebih baik.

“Pemerintah sangat senang dan bersyukur ketika anak-anak muda kita punya keberanian memutuskan menjadi pekerja migran di luar negeri,” ujarnya.

Lebih dari sekadar keterampilan teknis, Fajar menekankan pentingnya karakter dalam dunia kerja global. Ia mencontohkan seorang pekerja migran asal Indramayu yang viral di media sosial setelah melakukan aksi heroik menyelamatkan korban kebakaran di Korea Selatan.

“Kita bangga melihat aksi heroik seperti itu. Itu menunjukkan bahwa pendidikan karakter di Indonesia mampu mencetak lulusan yang tidak hanya cakap secara skill, tapi juga tangguh secara mental dan moral,” jelas Fajar.

Ia mengingatkan bahwa lulusan SMK harus tampil sebagai duta bangsa, mencerminkan nilai-nilai positif bangsa Indonesia saat bekerja di negara lain.

“Penting bagi pelajar SMK untuk memperkuat karakter, selain keahlian di bidang praktik,” tegasnya.

Fajar juga mengungkapkan rasa bangganya setiap kali melihat lulusan SMK yang berani mengambil kesempatan bekerja di luar negeri. Menurutnya, langkah tersebut merupakan wujud keberanian dan ketangguhan dalam memperjuangkan masa depan.

“Kebanggaan itu hadir karena mereka pergi meninggalkan tanah air demi memperbaiki ekonomi keluarga, sekaligus membangun masa depan yang lebih baik,” tutupnya.

Program pengiriman lulusan SMK ke luar negeri ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global, sekaligus membuka peluang lebih luas bagi lulusan vokasi untuk berkembang secara profesional dan pribadi.

Continue Reading

News

Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Mendikdasmen Wajibkan Guru Ikuti Pelatihan Rutin

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengumumkan kebijakan baru yang mewajibkan guru mengikuti pelatihan rutin sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Hal ini disampaikan dalam kunjungan kerjanya ke Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (17/4/2025).

Dalam waktu dekat, pemerintah akan menerbitkan Peraturan Menteri yang mengatur bahwa setiap guru akan memiliki satu hari dalam seminggu tanpa kewajiban mengajar. Hari tersebut secara khusus akan digunakan untuk mengikuti pelatihan, baik secara mandiri maupun dengan pendampingan dari widyaiswara (pelatih profesional).

“Pelatihan ini akan menjadi bagian dari pemenuhan beban kerja 24 jam mengajar per minggu dan dilaksanakan secara rutin dengan dukungan dari BPMP dan Balai Guru,” ujar Abdul Mu’ti.

Menurutnya, banyak guru yang saat ini berada di zona nyaman setelah memperoleh sertifikasi, sehingga tidak lagi aktif mengembangkan kompetensi. Oleh karena itu, pelatihan rutin ini diharapkan menjadi dorongan agar para guru terus belajar, berinovasi, dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

“Sistemnya bisa para widyaiswara kita kunjungi kelompok-kelompok guru, atau pelatihannya dilakukan secara mandiri. Keduanya tetap dihitung sebagai bagian dari beban kerja,” jelasnya.

Tak hanya fokus pada peningkatan kualitas, pemerintah juga memberikan perhatian pada kesejahteraan guru. Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa tunjangan sertifikasi guru akan ditingkatkan dari sebelumnya Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan. Khusus bagi guru ASN, besaran tunjangan akan disesuaikan dengan gaji pokok dan langsung ditransfer ke rekening guru, tanpa melalui pemerintah daerah.

“Dengan peningkatan kesejahteraan ini, kami berharap ada peningkatan pula dalam kinerja guru. Karena guru adalah kunci utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan,” tegasnya.

Abdul Mu’ti juga menegaskan bahwa meskipun teknologi dan kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat, peran guru tetap tak tergantikan. Guru tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pendidik karakter dan inspirator bagi generasi muda.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



News3 hours ago

Berantas Ilegal Fishing, ORCA Tangkap 2 Kapal Ikan Asing Vietnam di Laut Natuna

News4 hours ago

Dapur Bergizi, Uang Digoreng Sampai Gosong

Ruang Sujud4 hours ago

Bahaya Takabbur dalam Kehidupan Sehari-hari dan Cara Menghindarinya

Sportechment7 hours ago

Duh! Hakim AS Putuskan Google Bersalah Gegara Kasus Ini

Review7 hours ago

Damai yang Membunuh Palestina

Sportechment7 hours ago

Derby Korea Batal Terjadi di Final Piala Asia U-17 2025, Penakluk Indonesia Keok

Ruang Sujud8 hours ago

Takabbur: Penyakit Hati yang Membutakan Kebenaran

Sportechment8 hours ago

Comeback Gila MU Bikin Old Trafford Bergemuruh, Amorim Sindir Suporter yang Balik Duluan

News17 hours ago

Pesan Wamendikdasmen Saat Melepas 1.500 Lulusan SMK Siap Kerja ke LN

News18 hours ago

Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Mendikdasmen Wajibkan Guru Ikuti Pelatihan Rutin

News18 hours ago

MUI dan Tokoh Lintas Agama Sikapi Rencana Evakuasi Penduduk Gaza

News18 hours ago

Menlu RI dan AS Sepakat Perluas Kemitraan Strategis

News18 hours ago

Prabowo Siapkan Langkah Strategis untuk Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia

News18 hours ago

Mensos: Guru Sekolah Rakyat Diprioritaskan dari PNS dan PPPK

Ruang Sujud19 hours ago

Iffah: Pilar Kekuatan Spiritual dalam Islam

Sportechment20 hours ago

Tertinggal dari Marquez, Manajer Ducati Soroti Masalah Mental Bagnaia

Sportechment20 hours ago

Timnas Indonesia Tak Kirim Pemain Kunci di Duel ASEAN All-Stars vs MU, Lha Kenapa?

News22 hours ago

Islamophobia Menguat di Dunia, MUI Sampaikan 8 Poin Rekomendasi

Ruang Sujud23 hours ago

Iffah dalam Kehidupan Sehari-hari: Menemukan Keindahan dalam Menjaga Diri

News1 day ago

Pemprov Jawa Barat Resmi Larang Masjid Minta Sumbangan Di Tengah Jalan