Monitorday.com – Takabbur, atau kesombongan, adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya dalam kehidupan manusia. Meski sering dianggap sepele, takabbur perlahan bisa merusak jiwa, hubungan sosial, hingga menghancurkan masa depan seseorang. Bahkan, dalam ajaran Islam, takabbur termasuk dosa besar yang dapat menghalangi seseorang dari surga.
Takabbur berarti merasa diri lebih baik, lebih tinggi, atau lebih mulia dibandingkan orang lain. Penyakit ini bisa timbul dari berbagai hal: harta, keturunan, jabatan, kecerdasan, hingga amal ibadah. Siapa pun bisa terjangkit, tanpa melihat usia, status, atau latar belakang.
Bahaya utama dari takabbur adalah membuat seseorang sulit menerima kebenaran. Ketika hati sudah dipenuhi kesombongan, nasihat tidak lagi masuk, kritik dianggap serangan, dan perbaikan diri menjadi sesuatu yang mustahil. Seseorang yang takabbur cenderung merasa dirinya selalu benar, sementara orang lain salah. Ini adalah jalan tercepat menuju kehancuran batin dan keterasingan sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari, takabbur bisa muncul dalam banyak bentuk. Seorang pelajar yang meremehkan teman-temannya karena merasa lebih pintar, seorang atasan yang memperlakukan bawahannya dengan merendahkan, atau bahkan seorang relijius yang merasa dirinya lebih suci dibandingkan orang lain. Semua ini adalah bentuk-bentuk nyata dari takabbur yang merusak hubungan antarmanusia.
Tak hanya itu, takabbur juga membuat seseorang jauh dari pertolongan Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji zarrah.” (HR. Muslim). Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari sifat ini, bahkan sekecil apa pun kadar kesombongan dalam hati tetap bisa menghalangi jalan menuju rahmat Allah.
Di balik itu semua, takabbur juga membuat manusia lupa bahwa semua kelebihan yang dimiliki sejatinya adalah karunia Allah, bukan murni hasil usahanya sendiri. Harta, ilmu, kekuatan, kecantikan, semuanya adalah amanah yang harus disyukuri dan digunakan untuk kebaikan, bukan untuk membanggakan diri dan merendahkan orang lain.
Salah satu contoh nyata dari akibat takabbur adalah kisah Qarun dalam Al-Qur’an. Qarun adalah orang yang diberikan kekayaan melimpah, namun ia menjadi sombong dan berkata bahwa semua kekayaannya adalah hasil dari ilmunya sendiri. Akhirnya, Allah menenggelamkan dia bersama hartanya ke dalam bumi sebagai hukuman atas kesombongannya.
Lalu, bagaimana cara kita menghindari sifat takabbur ini dalam kehidupan sehari-hari?
Pertama, selalu ingat bahwa semua kelebihan adalah titipan dari Allah. Dengan menyadari bahwa kita hanyalah makhluk yang lemah tanpa bantuan-Nya, hati kita akan lebih mudah tunduk dan tidak merasa lebih baik dari orang lain. Kesadaran ini akan membuat kita lebih rendah hati dan lebih menghargai orang lain.
Kedua, membiasakan diri untuk selalu mengevaluasi diri. Setiap malam sebelum tidur, kita bisa bertanya pada diri sendiri: apakah hari ini ada sikap atau ucapan kita yang menunjukkan kesombongan? Apakah ada orang yang mungkin merasa direndahkan karena perilaku kita? Dengan evaluasi rutin, kita bisa memperbaiki diri sebelum penyakit takabbur mengakar kuat dalam hati.
Ketiga, belajar dari kisah-kisah tentang kehancuran akibat kesombongan. Baik dari Al-Qur’an, hadis, maupun sejarah umum, banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil. Kisah Fir’aun, misalnya, menjadi pengingat bahwa sehebat apa pun kekuasaan seseorang, jika disertai dengan kesombongan, akan berakhir dengan kehinaan.
Keempat, membangun sikap tawadhu’ (rendah hati) dalam setiap aspek kehidupan. Tawadhu’ bukan berarti merendahkan diri secara berlebihan, tetapi lebih kepada menyadari bahwa semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan tawadhu’, kita bisa menghormati orang lain tanpa merasa lebih rendah atau lebih tinggi.
Kelima, memperbanyak doa agar Allah menjaga hati kita. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW adalah: “Ya Allah, jauhkanlah aku dari akhlak-akhlak yang buruk, dan dekatkanlah aku kepada akhlak-akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi). Dengan memohon perlindungan kepada Allah, kita berharap diberikan hati yang bersih dari rasa sombong.
Keenam, membiasakan diri untuk memuji orang lain dan mengakui kelebihan mereka. Ini adalah latihan sederhana untuk menghancurkan ego dalam diri kita. Ketika kita terbiasa melihat kebaikan dalam diri orang lain, kita akan lebih mudah bersikap rendah hati.
Terakhir, sadarilah bahwa kesombongan hanya membuat hidup kita sempit dan penuh beban. Orang yang sombong selalu merasa harus mempertahankan citranya, selalu khawatir tentang pendapat orang lain, dan sulit merasakan ketenangan sejati. Sebaliknya, orang yang rendah hati akan lebih mudah bahagia, lebih banyak teman, dan lebih dekat kepada rahmat Allah.
Takabbur memang sering kali hadir secara halus, tanpa kita sadari. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga hati dan memperbarui niat dalam setiap langkah hidup. Dengan kesadaran, latihan, dan pertolongan Allah, kita bisa membangun jiwa yang bersih, penuh kerendahan hati, dan selalu dekat dengan kebenaran.
Semoga Allah melindungi kita dari penyakit takabbur, membimbing hati kita untuk selalu rendah hati, dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang dicintai-Nya. Aamiin.