Connect with us

Ilmuwan Berkemajuan jadi Mendiktisaintek

Prabowo Subianto melantik Brian Yuliarto menjadi Mendiktisaintek menggantikan Satryo S. Brodjonegoro. Brian adalah Kader Muhammadyah.

Shofwan Alawy Hudaya

Published

on

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sportechment

Usai Bertemu Prabowo di Kertanegara, Pemain Timnas Pulang Bawa Jam Tangan Mewah

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Kemenangan Timnas Indonesia atas China pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 membawa berkah tersendiri. Sebagai bentuk apresiasi, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memberikan hadiah istimewa berupa jam tangan mewah merek Rolex kepada para pemain Skuad Garuda.

Momen pemberian hadiah tersebut berlangsung dalam acara makan siang bersama yang digelar di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (6/6). Seusai acara, para pemain terlihat membawa kantong hitam yang kemudian diketahui berisi kotak berwarna hijau khas jam tangan Rolex.

Salah satu unggahan Instagram Stories milik pemain Timnas, Justin Hubner, memperlihatkan isi kotak yang merupakan jam tangan eksklusif. Beberapa pemain lain seperti Pratama Arhan dan Calvin Verdonk juga tampak membuka hadiah tersebut.

Kemenangan atas China pada Kamis (5/6) menjadi langkah penting bagi Timnas Indonesia dalam perjalanan menuju Piala Dunia 2026. Selain itu, hasil pertandingan lain yang memperlihatkan Arab Saudi mengalahkan Bahrain, memastikan posisi Indonesia di peringkat keempat Grup C dan mengamankan tiket ke babak keempat kualifikasi.

Saat ini, anak asuh Patrick Kluivert tengah dalam masa pemulihan sebelum melanjutkan laga terakhir babak ketiga melawan Jepang, yang dijadwalkan berlangsung Selasa (10/6) di Suita, Jepang. Apapun hasil laga tersebut, posisi Indonesia di peringkat keempat tidak akan berubah.

Dalam sistem kualifikasi, dua tim teratas di setiap grup berhak lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Utara. Sementara itu, tim peringkat ketiga dan keempat akan melanjutkan perjuangan di babak keempat yang dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025.

Continue Reading

Ruang Sujud

Sejarah Lempar Jumrah: Jejak Perlawanan Nabi Ibrahim terhadap Setan

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Lempar jumrah adalah ritual yang memiliki akar sejarah mendalam, langsung terhubung dengan kisah perjuangan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dalam menghadapi godaan setan. Peristiwa ini menjadi inspirasi utama pelaksanaan lempar jumrah dalam ibadah haji hingga hari ini.

Menurut riwayat yang banyak dikenal, ketika Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah untuk menyembelih putranya, Ismail, setan mencoba menggoda beliau agar ragu dan membatalkan niatnya. Godaan ini terjadi di tiga tempat berbeda. Di setiap tempat itulah, Nabi Ibrahim melemparkan batu ke arah setan sebagai bentuk penolakan dan keteguhan iman.

Ketiga lokasi tersebut kini dikenal sebagai Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah, yang menjadi tempat pelemparan batu dalam ritual haji. Aksi Nabi Ibrahim ini bukanlah bentuk kekerasan fisik, melainkan manifestasi dari tekad bulat untuk tetap taat kepada perintah Tuhan meskipun harus mengorbankan hal yang paling dicintai.

Tak hanya Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail juga dikisahkan mengalami gangguan setan dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan. Namun ketiganya menolak godaan tersebut dengan keimanan yang kokoh. Peristiwa ini menunjukkan bahwa ujian dan godaan adalah bagian dari perjalanan spiritual manusia.

Sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ, tradisi lempar jumrah ini dilestarikan sebagai bagian dari ibadah haji. Rasulullah sendiri melakukan lemparan dengan batu kecil, membaca takbir di setiap lemparan, dan melakukannya secara tertib sesuai urutan. Beliau juga menekankan bahwa ritual ini adalah untuk mengenang tindakan Nabi Ibrahim dan sebagai simbol pengusiran setan dari kehidupan manusia.

Seiring berjalannya waktu, tempat-tempat jumrah dibangun menjadi pilar permanen, dan kini telah diperluas dengan struktur bertingkat untuk mengakomodasi jutaan jemaah haji dari seluruh dunia. Namun, esensi sejarahnya tetap sama: melawan setan dengan iman dan keteguhan hati.

Pelajaran dari sejarah lempar jumrah sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. Setan hadir dalam banyak bentuk: kesombongan, ketamakan, kemalasan, dan kebencian. Dengan melempar jumrah, seorang muslim mengingat kembali perjuangan Nabi Ibrahim dan memperbaharui tekadnya untuk melawan hawa nafsu dan bisikan jahat.

Lempar jumrah bukan sekadar ritual fisik, tapi adalah simbol perlawanan spiritual terhadap segala bentuk kejahatan yang bersemayam di hati dan lingkungan. Semangat Nabi Ibrahim dalam menolak ajakan setan menjadi warisan abadi yang terus dikenang dan diamalkan oleh umat Islam hingga hari ini.

Continue Reading

News

Kurban, Pendidikan dan Misi Peradaban

Published

on

By

Arif Jamali Muis
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY dan Staf Khusus Mendikdasmen

Pada hari Jum’at, 6 Juni 2025, umat Islam di seluruh penjuru tanah air akan menunaikan ibadah Idul Adha, sebuah momen religius yang sarat makna spiritual. Pada hari itu, setiap muslim yang mampu dianjurkan untuk menyembelih kurban pada hari nahar, tepat pada tanggal 10 atau hari tasyrik yang berkisar tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah. Seiring gema takbir dilanjutkan dari masjid-masjid, umat Islam juga menyulam doa dan pengharapan. Takbir tersebut bukan hanya sekadar simbol perayaan belaka, melainkan juga ungkapan pengangungan atas kebesaran nama Allah SWT.

Dalam khazanah bahas Arab, istilah kurban berasal dari bakar kata qarraba–yaqrabu–qurbanan, yang bermakna mendekat atau menghampiri. Dalam konteks keagamaan, kurban dimaknai sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ketaatan dan keikhlasan. Kurban juga dikenal dengan istilah al-udhiyah, yang merujuk pada hewan ternak yang disembelih pada hari raya Idul Adha sebagai bentuk penghambaan dan pengorbanan di hadapan Sang Khalik.

History Idul Adha

Dalam Tafsir al-Misbah (2002), M Quraish Shihab menguraikan bahwa akar historis ibadah kurban dapat ditelusuri sejak masa dua putra Nabi Adam, yakni Habil dan Qabil. Ketika Allah memerintahkan keduanya untuk mempersembahkan kurban, Qabil—seorang petani—menyuguhkan hasil panennya, sedangkan Habil, yang berprofesi sebagai peternak, mempersembahkan kambing terbaik yang dimilikinya. Allah menerima kurban Habil, tetapi tidak demikian dengan Qabil. Peristiwa ini menjadi pelajaran awal tentang pentingnya ketulusan niat dan kualitas persembahan dalam setiap bentuk pengabdian kepada Tuhan. Peristiwa ini terekam dalam QS. Al-Ma’idah [5]: 27.

Secara formal, perintah berkurban merujuk pada peristiwa monumental dalam kehidupan Nabi Ibrahim AS. Ketika Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih putra tercinta, Ismail AS, ketaatan keduanya diuji dalam momen yang amat menggugah. Dalam kepasrahan penuh, saat pisau nyaris menyentuh leher Ismail, datanglah pertolongan Ilahi: Allah mengganti sosok Ismail dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Kisah penuh kepatuhan dan keajaiban ini terekam dalam QS. As-Saffat [37]: 102.

Sejarah ritual idul adha dalam pandangan Haedar Nashir (2024) telah menjadi simbol dekonstruksi ruhaniah, dimana manusia mencoba keluar dari belenggu hasrat primitif, beranjak menjadi manusia yang bermartabat. Maka dalam ibadah qurban itu, tercermin nilai-nilai pendidikan yang relevan untuk di satu sisi membangun kualitas pribadi, saat yang sama juga menata pranata sosial di masyarakat. Idul Adha dengan demikian diharapkan melahirkan keshalehan individual yang berjalan selaras dengan keshalehan sosial.

Makna Pedagogi Idul Adha

Idul Adha, beserta seluruh rangkaian ibadah yang menyertainya, merupakan sebuah madrasah peradaban—tempat umat belajar dan membentuk diri secara kolektif. Dalam spirit Idul Adha, terkandung nilai-nilai paedagogis yang mendalam: pertama, ia adalah pendidikan karakter yang menanamkan nilai integritas diri, tentang bagaimana sesunguhnya manusia mengukuhkan ketaatan bahkan ketika ketaatan tersebut kendati harus melawan kenyamanan. Dari figur Nabi Ibrahim, tercermin potret manusia yang menjunjung tinggi panggilan ilahi di atas keterikatan biologis.

Kedua, kurban memuat nilai-nilai empati dan kepekaan sosial. Kala sepotong daging disalurkan pada tangan manusia yang membutuhkan uluran tangan, ia sekaligus menjadi pesan luhur bahwa kesalehan sejati tak mungkin tumbuh dari egoisme diri. Ia membutuhkan tali kasih dan mekanisme distribusi ekonomi. Maka dalam persepktif sosial dan ekonomi, ritual kurban sejatinya ijtihad meranggas ketimpangan, penolakan terhadap penumpukan harta secara berlebihan. Maka pada hari itu, manusia dituntun untuk memastikan tak ada manusia yang diabaikan dari kegembiraan hari raya.

Ketiga, idul adha hakikatnya momentum tazkiyatun nafs, pemurnian jiwa dari segala syahwat materi. Dalam diri Idul Adha, manusia diundang untuk bersedia melakukan otokritik atas keterikatan pada dunia yang fana. Manusia diajak untuk menyelami ketenangan jiwa (nafs al-muthmainnah) yang tak tergoda oleh kenikmatan semu, namun tenteram dalam kepasrahan kehendak ilahi. Jiwa seperti ini niscaya dirindukan langit, jiwa yang berpulang pada pelukan ilahi dalam keadaan suci.

Misi Membangun Peradaban

Dari nilai-nilai dasar itulah, semangat kurban semestinya ditransformasikan menjadi energi kebudayaan. Lebih dari sekadar ibadah, ia adalah landasan pedagogis untuk membangun pranata sosial di masyarakat. Pendidikan sejati hakikatnya bukan sekadar mengisi otak dengan kumpulan data, namun juga membentuk manusia yang tangguh, empatik dan rela berbagi. Melalui madrasah seperti ini, maka lahirlah generasi yang sadar bahwa peradaban tumbuh dari kolektivitas, bukan dari egoisme.

Peradaban yang bermartabat tidak lahir dari tangan-tangan yang menggenggam erat dunia, melainkan tumbuh dari hati yang terbuka untuk memberi. Maka semangat Idul Adha hendaknya menjadi pijakan untuk mendidik manusia lewat pendidikan dalam keluarga, sekolah dan institusi sosial.

Dalam konteks kebangsaan, spirit idul kurban terefleksi dalam upaya menata ulang arah pembangunan nasional. Pembangunan dalam hal ini tak boleh sekadar memburu infrastruktur fisik belaka, melaikankan juga harus membangun ‘intrastruktur’ moral, spiritual dan intelektual.
Semoga gema takbir yang menggetarkan langit Idul Adha ini bukan hanya jadi nyanyian sesaat, tetapi menjadi gema kesadaran yang merasuk ke relung batin bangsa. Agar dari setiap tetes darah kurban, lahir semangat baru: membangun Indonesia bukan hanya sebagai negara, tetapi sebagai peradaban yang luhur—tempat tumbuhnya manusia-manusia yang siap memberi, bukan hanya meminta. Walahualam Bishowab.

Continue Reading

Ruang Sujud

Tata Cara Lempar Jumrah: Panduan Lengkap untuk Jemaah Haji

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Lempar jumrah adalah salah satu rukun wajib dalam ibadah haji yang dilaksanakan di Mina, dan memiliki prosedur pelaksanaan yang telah diatur dengan rinci dalam syariat Islam. Ketaatan terhadap tata cara ini menjadi bagian penting dari kesempurnaan ibadah haji seorang muslim.

Secara umum, lempar jumrah dilakukan dengan melemparkan tujuh batu kecil ke masing-masing dari tiga jumrah: Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Ketiga jumrah tersebut berjejer dalam satu jalur yang menjadi lokasi khusus di Mina. Namun, tidak semua jumrah dilempar pada hari yang sama.

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah hanya melempar Jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali lemparan. Ini dilakukan setelah melaksanakan wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah. Setiap lemparan diiringi dengan bacaan “Allahu Akbar”, menandakan keteguhan hati dalam menolak godaan setan.

Selanjutnya pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah (hari-hari tasyrik), jemaah melempar ketiga jumrah secara berurutan: dimulai dari Jumrah Ula, dilanjutkan dengan Wustha, dan diakhiri dengan Aqabah. Masing-masing jumrah dilempar dengan tujuh batu, dengan total 21 batu per hari. Jemaah dapat memilih hanya dua hari (11 dan 12 Dzulhijjah) dan meninggalkan Mina setelahnya (nafar awal), atau menambah satu hari lagi hingga tanggal 13 (nafar tsani).

Batu yang digunakan untuk lempar jumrah adalah batu kecil seukuran ujung jari atau kelereng kecil, bukan batu besar. Batu tersebut diambil saat mabit di Muzdalifah, atau bisa juga diambil dari area Mina selama sesuai ukuran dan ketentuan. Batu harus dilempar satu per satu, tidak boleh sekaligus, dan harus benar-benar masuk ke dalam kolam tempat pilar jumrah berada.

Jemaah juga harus menjaga niat dan tidak terburu-buru. Lempar jumrah bukan sekadar “menyelesaikan tugas”, melainkan ibadah yang penuh makna. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak doa dan dzikir selama melaksanakan ritual ini.

Karena situasi di lokasi bisa sangat padat dan panas, Pemerintah Arab Saudi membagi waktu pelaksanaan lempar jumrah untuk mencegah penumpukan. Jemaah Indonesia umumnya mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh petugas haji agar pelaksanaan tetap aman dan lancar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah tidak mendorong atau menyakiti jemaah lain, menghindari membawa barang berat, serta memperhatikan kondisi fisik. Bila memungkinkan, jemaah lanjut usia atau sakit dapat diwakilkan oleh orang lain untuk melaksanakan lempar jumrah (badal).

Dengan mengikuti tata cara lempar jumrah secara tertib, jemaah tidak hanya menyempurnakan ibadah haji secara teknis, tetapi juga menunjukkan ketaatan dan kecintaan kepada Allah dalam bentuk paling nyata.

Continue Reading

News

Makna dan Hikmah di Balik Lempar Jumrah dalam Ibadah Haji

Yusuf Hasyim

Published

on

Mobitorday.com – Lempar jumrah bukan sekadar ritual simbolik dalam ibadah haji, tetapi sarat makna spiritual yang mendalam. Ibadah ini merupakan bentuk nyata dari perlawanan terhadap godaan setan, sebagaimana pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam ketika digoda oleh Iblis.

Dalam pelaksanaannya, jemaah melemparkan batu kecil ke tiga pilar (jumrah ula, wustha, dan aqabah) yang melambangkan tempat munculnya setan untuk menggoda Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail. Tindakan melempar ini bukan bertujuan menyakiti setan, melainkan sebagai simbol tekad untuk menolak segala bentuk bisikan dan godaan yang menjauhkan diri dari jalan Allah.

Makna yang terkandung dalam lempar jumrah mencakup kesadaran bahwa setiap manusia akan selalu menghadapi ujian dan godaan dalam hidupnya. Dengan melempar batu ke jumrah, seorang muslim diingatkan untuk melawan hawa nafsu, kesombongan, dan dorongan negatif lainnya. Ritual ini menjadi semacam deklarasi bahwa dirinya siap untuk menghadapi ujian hidup dengan keimanan dan keteguhan hati.

Selain sebagai perlawanan terhadap setan, lempar jumrah juga menyimbolkan pembersihan diri dari sifat-sifat buruk. Setiap batu yang dilempar bisa dimaknai sebagai simbol dari satu keburukan yang ingin dibuang: amarah, iri hati, keserakahan, dendam, dan lain-lain. Dalam konteks ini, lempar jumrah menjadi momentum refleksi dan transformasi spiritual.

Hikmah lain dari lempar jumrah adalah latihan disiplin dan ketaatan. Dalam kondisi ramai, panas, dan penuh tantangan fisik, jemaah tetap harus melaksanakan ritual ini sesuai tuntunan. Hal ini mengajarkan pentingnya kesabaran, kebersamaan, dan keikhlasan dalam beribadah.

Ibadah lempar jumrah juga memperkuat koneksi historis dan spiritual umat Islam dengan kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Kita tidak hanya membaca kisahnya di Al-Qur’an, tetapi juga menghidupkan kembali perjuangan mereka melalui tindakan konkret dalam ibadah haji.

Pada akhirnya, lempar jumrah adalah pelajaran besar tentang keteguhan hati, pengendalian diri, dan pengusiran bisikan setan dalam berbagai bentuknya. Melalui ritual ini, jemaah diajak untuk tidak hanya menyucikan tubuh dengan ihram, tetapi juga membersihkan hati dari segala bentuk penyakit batin.

Continue Reading

Sportechment

Prabowo Bangga Timnas Bekuk China: Perjalanan Belum Usai, Siapa Tahu ke Piala Dunia

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas kemenangan penting yang diraih Tim Nasional Indonesia saat menjamu China pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (5/6) malam.

Prabowo menyaksikan langsung laga tersebut dari tribun kehormatan. Seusai pertandingan yang berakhir dengan skor 1-0 untuk Indonesia, ia memberikan pernyataan singkat namun penuh makna kepada awak media.

“Ya, kita bersyukur kita berhasil,” ujar Presiden Prabowo di Lobi Barat SUGBK, Jakarta.

Meskipun mengapresiasi hasil positif yang diraih skuad Garuda, Prabowo menegaskan bahwa perjuangan belum berakhir. Ia menyoroti laga krusial berikutnya melawan Jepang yang akan sangat menentukan nasib Indonesia di jalur menuju Piala Dunia.

“Perjalanan masih ada tantangan. Kita harus menang lawan Jepang. Tapi insyaallah, siapa tahu kali ini kita beruntung bisa masuk Piala Dunia. Siapa tahu,” kata Prabowo sembari tersenyum dan menengadahkan tangan tanda syukur saat ditanya soal keberuntungan dirinya menyaksikan kemenangan langsung untuk kedua kalinya.

Laga melawan China menjadi salah satu pertandingan penting dalam perebutan tiket menuju Piala Dunia. Indonesia unggul pada menit ke-45 lewat penalti Ole Romeny, setelah Ricky Kambuaya dilanggar oleh Zexiang Yang di dalam kotak terlarang. Keputusan penalti diambil setelah wasit Rustam Lutfullin dari Uzbekistan mengecek tayangan VAR.

Romeny yang tampil sebagai algojo tak menyia-nyiakan peluang, dan sukses mengecoh kiper China, Wang Dalei. Gol ini sekaligus menjadi yang ketiga bagi Romeny sejak debut bersama Timnas Indonesia pada Maret lalu.

Kemenangan atas China disambut dengan euforia luar biasa di Stadion GBK. Puluhan ribu suporter bergemuruh merayakan hasil positif ini, terlebih dengan kehadiran langsung Presiden Prabowo yang ikut larut dalam selebrasi.

Dengan hasil ini, Indonesia menempati posisi ketiga di klasemen grup dan terus menjaga asa untuk lolos ke putaran berikutnya. Namun, laga melawan Jepang akan menjadi ujian sesungguhnya bagi skuad asuhan Patrick Kluivert.

Continue Reading

Sportechment

Ole Romeny Cetak Gol Lagi, Timnas Indonesia Tumbangkan China

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Penyerang Timnas Indonesia, Ole Romeny, kembali menunjukkan ketajamannya dengan mencetak gol ke gawang China pada babak pertama laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Kamis (5/6). Gol tunggal Romeny membawa Indonesia unggul 1-0 hingga turun minum.

Gol tercipta pada menit ke-45 lewat eksekusi penalti setelah Ricky Kambuaya dilanggar oleh Yang Zexiang di dalam kotak terlarang. Wasit yang sempat memantau ulang kejadian melalui VAR akhirnya menunjuk titik putih. Romeny yang maju sebagai algojo berhasil menaklukkan kiper China, Wang Dalei, dan membuka keunggulan bagi skuad Garuda.

Gol ini menjadi yang ketiga bagi striker Oxford United tersebut dalam tiga pertandingan beruntun bersama Timnas Indonesia sejak debutnya melawan Australia, 20 Maret lalu. Saat itu, Romeny mencetak satu gol dalam kekalahan 1-5 dari Australia. Lima hari kemudian, ia menjadi pahlawan kemenangan lewat satu-satunya gol Indonesia saat menghadapi Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Penampilan impresif Romeny terus berlanjut di laga melawan China. Selain gol penalti, ia sempat menciptakan dua peluang emas yang belum membuahkan hasil di awal babak pertama.

Secara keseluruhan, Timnas Indonesia tampil dominan sepanjang 45 menit pertama. Di bawah arahan pelatih Patrick Kluivert, permainan agresif dan pressing ketat membuat pertahanan China beberapa kali kewalahan.

Dengan keunggulan 1-0 di babak pertama, peluang Indonesia untuk meraih kemenangan dan memperkuat posisi di klasemen Grup C masih terbuka lebar. Romeny pun berpeluang menambah koleksi golnya di babak kedua.

Continue Reading

Sportechment

Wuih! Awali Petualangan Global, Jumbo Rambah Bioskop Rusia hingga Kyrgystan

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Film animasi Jumbo, yang mencetak rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa, resmi tayang di empat negara baru pada Kamis (5/6).

Negara-negara tersebut adalah Rusia, Belarus, Uzbekistan, dan Kyrgyzstan, menandai dimulainya penayangan internasional film produksi Visinema itu.

Kabar bahagia ini diumumkan langsung oleh Visinema melalui akun Instagram resmi mereka. “Terharu banget! Geng Jumbo sekarang udah bisa bertualang sampai ke luar negeri yang jauuuh,” tulis Visinema, Kamis (5/6).

Mereka juga mengungkapkan rasa syukur setelah Jumbo mendapat sambutan hangat dari penonton Indonesia.

Penayangan Jumbo di Eropa Timur dan Asia Tengah ini difasilitasi oleh Exponenta Film, distributor internasional yang juga merilis poster versi Rusia dengan visual karakter utama.

Sebelumnya, produser eksekutif Jumbo, Herry B. Salim, mengungkapkan bahwa film ini akan dirilis di 17 negara. Negara-negara tersebut tersebar di kawasan Asia hingga Eropa, termasuk Turki dan Mongolia.

“Film Jumbo punya nilai yang universal, sehingga cocok ditayangkan secara global. Kami sudah mendapat konfirmasi resmi dari 17 negara,” ujar Herry dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Maret lalu.

Sutradara sekaligus penulis Jumbo, Ryan Adriandhy, juga membenarkan hal tersebut. Ia menyebutkan bahwa jumlah negara penayang masih bisa bertambah.

“Setelah capaian Jumbo, ada beberapa negara lagi yang ingin ikut menayangkan. Daftarnya sedang diperbarui, tapi semuanya dijadwalkan tahun ini,” kata Ryan dalam wawancara eksklusif dengan awak media.

Film Jumbo mengisahkan Don, seorang anak laki-laki yang berjuang mewujudkan pertunjukan buku dongeng warisan orang tuanya. Dalam petualangannya, Don dibantu oleh sang oma, serta sahabatnya Nurman dan Mae. Mereka kemudian bertemu Meri, gadis dari dunia lain yang tengah mencari orang tuanya.

Film ini menghadirkan deretan pengisi suara ternama, dari aktor cilik seperti Prince Poetiray, Yusuf Ozkan, Graciella Abigail, Quinn Salman, hingga Muhammad Adhiyat. Tak hanya itu, sejumlah nama besar turut meramaikan, seperti Ariel NOAH, Bunga Citra Lestari, Ratna Riantiarno, Angga Yunanda, Cinta Laura Kiehl, dan Kiki Narendra.

Dengan antusiasme penonton dalam negeri dan prospek penayangan internasional yang terus berkembang, Jumbo tampaknya siap menembus pasar global lebih luas dalam waktu dekat.

Continue Reading

Ruang Sujud

Idul Adha di Era Digital: Tetap Bermakna Meski Berbeda Cara

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Era digital mengubah banyak hal dalam hidup kita, termasuk cara merayakan hari besar keagamaan seperti Idul Adha. Dari penyembelihan kurban online hingga khutbah Id yang disiarkan daring, semuanya mencerminkan adaptasi umat Islam terhadap zaman.

Kini, banyak lembaga dan platform menyediakan layanan kurban digital. Calon pekurban tinggal memilih hewan, mentransfer dana, dan menerima laporan pelaksanaan melalui email. Praktis dan efisien, terutama untuk yang tinggal jauh dari kampung halaman atau tak punya waktu untuk mengurus langsung.

Media sosial juga menjadi medium baru untuk menyebarkan pesan Idul Adha. Ucapan selamat, video takbir, hingga dokumentasi penyembelihan kurban ramai beredar. Meski bersifat virtual, konten-konten ini membantu menyebarkan semangat dan pesan keikhlasan yang menjadi inti dari Idul Adha.

Namun, tantangannya adalah bagaimana menjaga esensi ibadah tetap hidup di tengah digitalisasi ini. Jangan sampai semangat berkurban hanya berhenti pada transfer uang dan unggahan foto, tanpa disertai refleksi spiritual.

Idul Adha digital tetap bisa bermakna jika dijalani dengan kesadaran dan niat yang benar. Teknologi hanyalah alat. Yang paling penting adalah niat, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama yang tetap menjadi jiwa dari perayaan ini.

Continue Reading

News

Seskab Teddy Gercep Tanggapi Soal Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com Polemik tambang nikel yang diduga merusak lingkungan alam di Raja Ampat, Papua Barat Daya, mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.

Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indrawijaya menyatakan telah berkoordinasi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq untuk mengambil langkah cepat terkait persoalan ini.

“Sudah, sudah langsung ditindaklanjuti,” ujar Teddy melalui pesan singkat, Kamis (5/6). Ia menambahkan bahwa penyelesaian masalah ini ditargetkan berlangsung secepat mungkin. “Segera kita selesaikan,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol mengungkapkan rencana kunjungan ke lokasi tambang guna melakukan peninjauan langsung. Ia menegaskan akan menempuh langkah hukum jika terbukti terdapat kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan.

“Insya Allah dalam waktu segera saya akan berkunjung ke Raja Ampat, melihat langsung apa yang diberitakan oleh media dan disampaikan masyarakat,” ujar Hanif di Kabupaten Badung, Bali, Kamis (5/6).

Dari sektor pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Widiyanti Putri Wardhana turut bergerak. Ia memanggil Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, untuk membahas dampak tambang terhadap kawasan wisata unggulan tersebut.

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa mengungkapkan pemanggilan dilakukan pada Rabu (4/6). “Kami mohon itu (Raja Ampat) dijaga,” ujarnya dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Pantai Kuta, Bali, Kamis (5/6).

Menanggapi polemik ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan penghentian sementara operasi pertambangan nikel milik PT GAG Nikel di Raja Ampat.

“Kami untuk sementara, kita hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan,” tegas Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

Ia menambahkan, perusahaan hanya akan diizinkan beroperasi kembali setelah hasil verifikasi kondisi lapangan rampung dilakukan oleh tim dari Kementerian ESDM.

“Untuk sementara, kegiatan produksinya disetop dulu, sampai menunggu hasil peninjauan dari tim saya,” imbuh Bahlil.

Langkah tegas pemerintah ini diambil di tengah sorotan luas publik dan aktivis lingkungan atas dugaan pencemaran dan perusakan ekosistem laut serta darat di kawasan konservasi Raja Ampat akibat aktivitas pertambangan nikel.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



Sportechment1 hour ago

Usai Bertemu Prabowo di Kertanegara, Pemain Timnas Pulang Bawa Jam Tangan Mewah

Ruang Sujud2 hours ago

Sejarah Lempar Jumrah: Jejak Perlawanan Nabi Ibrahim terhadap Setan

News2 hours ago

Kurban, Pendidikan dan Misi Peradaban

Ruang Sujud6 hours ago

Tata Cara Lempar Jumrah: Panduan Lengkap untuk Jemaah Haji

News10 hours ago

Makna dan Hikmah di Balik Lempar Jumrah dalam Ibadah Haji

Sportechment19 hours ago

Prabowo Bangga Timnas Bekuk China: Perjalanan Belum Usai, Siapa Tahu ke Piala Dunia

Sportechment19 hours ago

Ole Romeny Cetak Gol Lagi, Timnas Indonesia Tumbangkan China

Sportechment22 hours ago

Wuih! Awali Petualangan Global, Jumbo Rambah Bioskop Rusia hingga Kyrgystan

Ruang Sujud23 hours ago

Idul Adha di Era Digital: Tetap Bermakna Meski Berbeda Cara

News1 day ago

Seskab Teddy Gercep Tanggapi Soal Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat

Ruang Sujud1 day ago

Tradisi Kurban: Antara Ibadah, Sosial, dan Kearifan Lokal

News1 day ago

Prabowo Salurkan 985 Sapi Kurban di Iduladha 1446 H, Terberat Capai 1,3 Ton

News1 day ago

Jerman Jatuhkan Hukuman Seumur Hidup Kepada Mantan Milisi Suriah

Sportechment1 day ago

5 Pemain Dicoret, Ini Skuad Final Timnas Indonesia Jelang Laga Kunci vs China

News1 day ago

Trump Larang Warga dari 12 Negara Masuk AS, Lha Kok Kenapa?

Ruang Sujud1 day ago

Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Adha yang Sering Terlupakan

News1 day ago

Pemukim Arab Saudi Tipu Jamaah Haji Ditangkap

Ruang Sujud1 day ago

Makna Idul Adha: Meneladani Keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Sportechment1 day ago

Coach Kluivert Beberkan 3 Kelebihan Timnas China, Apa Saja?

News1 day ago

Wujudkan Pendidikan RAMAH, Mendikdasmen Beri Penghargaan Kinerja di Satuan Kerja