Monitorday.com – Ramadhan menjadi kebahagiaan untuk banyak orang, termasuk penderita diabetes.
Mereka tetap berkesempatan meraih berkah Ramadhan dengan sempurna.
Dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia (UI) dr. Faradiessa Addiena Sp.PD membagikan sejumlah kiat menjalani puasa di bulan Ramadhan yang aman bagi penderita diabetes.
Pertama, penderita diabetes disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Pemeriksaan ini meliputi kadar gula darah, tekanan darah, kadar lemak, dan kolesterol.
“Nanti dokter akan melakukan sertifikasi, ini risikonya ringan, risikonya sedang, tinggi atau sangat tinggi,” kata Faradiessa.
Kedua, rutin memantau kadar gula darah terutama di waktu-waktu kritis seperti sekitar jam 12 siang, jam 3 sore, dan menjelang waktu berbuka puasa.
Jika kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka disarankan untuk tidak melanjutkan puasa demi menghindari risiko komplikasi yang berbahaya.
Ketiga, jika penderita diabetes merasa sangat lemas, mual, atau tidak enak badan, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk tetap berpuasa.
Keempat, bagi penderita diabetes yang mengonsumsi obat atau insulin, perlu menyesuaikan dosis serta jadwal konsumsi obat selama bulan puasa.
“Ada obat yang diminumnya tadinya pagi jadi dibuat ke buka puasa, atau misalkan pada mereka yang sudah terkontrol, dosis insulinnya diturunkan pada kondisi puasa,” ujar Faradiessa.
Kelima, hindari melewatkan waktu makan atau mengkonsumsi karbohidrat dan minuman manis berlebihan untuk menghindari lonjakan gula darah pasca makan.
Saat berbuka puasa dianjurkan mengonsumsi karbohidrat yang kompleks seperti kentang, jagung, biji-bijian, dan karbohidrat sederhana yakni kurma dan buah-buahan.
Keenam, hindari aktivitas fisik berat menjelang berbuka puasa.
Misalnya, tidak disarankan untuk berolahraga intens seperti treadmill menjelang waktu berbuka atau sahur.
Dokter spesialis anak subspesialis endokrin Dr. dr. Harjoedi Adji Tjahjono mengatakan, pasien diabetes anak dan remaja dapat mengonsumsi makanan dengan kandungan gula alami pada saat berbuka puasa untuk tetap menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Ia menyarankan agar pasien diabetes anak dan remaja mengonsumsi buah seperti kurma yang kaya akan gula dan serat sehingga bisa membantu meningkatkan gula darah secara perlahan tanpa menyebabkan lonjakan gula.
Menu lain yang dapat dihadirkan adalah smoothie buah-buahan tanpa gula tambahan dengan ditambahkan yogurt yang mengandung rendah lemak dan tambahan sedikit madu.
Lebih lanjut, untuk memastikan agar anak tetap mendapatkan asupan energi yang cukup tanpa meningkatkan risiko hipoglikemia, dapat memilih karbohidrat kompleks karena dapat dicerna secara perlahan oleh tubuh seperti nasi merah, nasi putih, kacang-kacangan, biji-bijian.
Ia juga merekomendasikan agar mengonsumsi protein dan lemak sehat seperti ayam, ikan, telur, tempe, tahu sementara lemak dari alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
Kembali dia menyarankan agar menghindari penggunaan pemanis tambahan dan menyerukan agar memilih makanan dan minuman berpemanis alami.