Monitorday.com – Kehadiran sejumlah tokoh besar di dunia investasi dalam struktur Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menarik perhatian pasar global.
Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah bergabungnya Ray Dalio, pendiri hedge fund Bridgewater Associates, yang diharapkan dapat meredakan kekhawatiran investor internasional.
Selain Dalio, “Tim Impian” Danantara juga menggaet ekonom ternama Jeffrey Sachs dan mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra. Kehadiran para nama besar ini menambah kredibilitas BPI yang resmi diluncurkan bulan lalu, sebagai instrumen utama Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029.
Danantara, yang kini akan mengelola aset senilai lebih dari US$900 miliar (setara Rp14.000 triliun), digadang-gadang akan menjadi “Temasek-nya Indonesia”—merujuk pada perusahaan investasi pemerintah Singapura. Danantara bertanggung jawab mengelola saham-saham perusahaan milik negara serta menginvestasikan kembali dividen yang diperoleh ke dalam proyek-proyek komersial.
Sachs, yang kini berperan sebagai penasihat khusus untuk Presiden Prabowo, mengatakan kepada Reuters, “Saya bertugas sebagai anggota dewan penasihat Danantara. Tugas saya adalah sepenuhnya sukarela, tanpa kompensasi, untuk mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia.”
Danantara memasuki tahap pertama investasi senilai 20 miliar dolar AS, yang akan difokuskan pada sektor pengolahan sumber daya alam, pengembangan kecerdasan buatan, serta ketahanan energi dan pangan—sektor-sektor yang dianggap penting untuk mendorong kemajuan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Meskipun ada kekhawatiran mengenai potensi campur tangan politik dalam pengelolaan Danantara, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dana tersebut dapat diaudit kapan saja oleh siapa saja, untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
CEO Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan bahwa penunjukan eksekutif profesional dengan nama-nama global yang berkompeten akan semakin memperkuat kepercayaan pasar. “Jika nama-nama ini diterima dengan baik, itu bisa menjadi sinyal positif bagi perekonomian Indonesia dan penciptaan lapangan kerja,” kata Rosan.
Analis ekuitas dari Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menilai bahwa struktur tim Danantara yang dipimpin oleh tokoh-tokoh global dapat membangun kepercayaan pasar, karena mereka memiliki kredibilitas yang tinggi di sektor keuangan.
Namun, ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, mengingatkan bahwa manajemen Danantara harus memastikan dana tersebut tidak menjadi sasaran campur tangan politik di masa depan.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Prabowo mengimbau agar setiap keputusan yang diambil oleh Danantara dilakukan dengan hati-hati dan tidak terburu-buru, mengingat bahwa ini adalah kekayaan untuk masa depan bangsa.
“Kalau perlu keputusan diambil hati-hati, tidak perlu terlalu cepat. Karena ini adalah kekayaan anak cucu kita yang harus dijaga dengan baik,” ujar Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna pekan lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa pengelolaan aset Danantara dilakukan dengan standar internasional dan tingkat transparansi yang tinggi, sebagai upaya menjaga kepercayaan publik dan investor global.