Connect with us

News

Indonesia – Tiongkok Jajaki Pendirian Pusat Inovasi AI Bersama ASEAN

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tengah menjajaki kerja sama dalam pengembangan teknologi kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) dan pendirian pusat inovasi AI bersama di kawasan ASEAN.

Kerja sama ini bertujuan membuka peluang besar untuk memanfaatkan teknologi AI di sektor pertanian dan pengembangan kota cerdas (smart city).

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dengan Tiongkok di bidang infrastruktur digital kini menjadi yang terbesar, bahkan mengalahkan kerja sama dengan negara lain. Hal ini turut mendukung konektivitas digital yang meluas hingga pelosok Indonesia melalui teknologi 4G dan 5G.

“Kerja sama di bidang infrastruktur digital antara Indonesia dan Tiongkok menjadi yang terbesar di antara kerja sama dengan negara lainnya. Hal ini telah mendukung konektivitas hingga ke pelosok Indonesia melalui teknologi 4G dan 5G,” ujar Meutya Hafid dalam keterangannya, Selasa (25/3/2025), terkait pertemuannya dengan Sekretaris Partai Kota Nanning, Provinsi Guangxi, Tiongkok, Nong Shengwen, di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta.

Meutya menambahkan, pemerintah Indonesia sangat tertarik untuk memperluas kerja sama di bidang AI dengan Tiongkok, dengan mengambil contoh keberhasilan Kota Nanning yang telah berkembang menjadi pusat smart city berbasis AI.

“Kami dapat belajar dari pengalaman Kota Nanning dalam membangun smart city. Selain itu, potensi besar digital startup dan talenta digital di Kota Nanning bisa menjadi inspirasi bagi pengembangan ekosistem digital di Indonesia,” ungkapnya.

Dalam konteks ini, Meutya menekankan bahwa pengembangan AI di Indonesia akan diarahkan untuk mendukung sektor pertanian, sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan negara.

“Kami terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai negara, termasuk Tiongkok, dalam mengembangkan teknologi AI. Target kami adalah menciptakan sembilan juta talenta digital berkapabilitas tinggi di bidang AI pada tahun 2030,” jelas Meutya.

Sementara itu, Sekretaris Partai Kota Nanning, Nong Shengwen, mengungkapkan komitmennya untuk mempererat hubungan kerja sama kedua negara melalui inovasi teknologi. Nong Shengwen juga menyatakan kesiapan Nanning untuk menyambut perusahaan-perusahaan Indonesia dalam mengembangkan teknologi AI.

“Kami ingin mengundang perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berkolaborasi dalam pengembangan teknologi AI di Nanning,” ujar Nong Shengwen.

Ia menegaskan bahwa Nanning siap memberikan dukungan penuh, baik dalam bentuk kebijakan maupun fasilitas, bagi perusahaan-perusahaan Indonesia yang ingin bekerja sama dalam pengembangan AI.

“Kami berharap dapat membangun pusat kerja sama dan inovasi AI antara Tiongkok dan ASEAN di Indonesia, dengan dukungan penuh dari Kementerian Komunikasi dan Digital,” tambahnya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Khutbah Prof. Rokhmin: Rahasia Idul Fitri yang Terlupakan

Prof. Rokhmin Dahuri menegaskan bahwa ketakwaan adalah kunci keberkahan individu dan kemajuan bangsa. Dengan meningkatkan SDM, inovasi, dan kepemimpinan yang berintegritas, Indonesia bisa mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar! Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd!

Dalam gema takbir yang menggema di langit Jakarta, hati umat Islam bersuka cita menyambut hari kemenangan. Idul Fitri, bukan sekadar momentum berbuka setelah sebulan berpuasa, tetapi juga perjalanan spiritual menuju kesucian jiwa dan pembaharuan diri. Seperti embun yang menetes di pagi hari, Idul Fitri membawa kesejukan bagi jiwa-jiwa yang telah ditempa oleh Ramadhan.

Di tengah lautan jamaah yang khusyuk, Masjid Jami Abu Bakar Ash-Shiddiq di Jakarta Timur menjadi saksi peristiwa yang penuh hikmah. Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, seorang cendekiawan sekaligus Anggota DPR RI 2024–2029, menyampaikan khutbah dengan semangat yang membakar jiwa. Dengan suara lantang penuh inspirasi, ia mengingatkan bahwa Idul Fitri adalah momentum kemenangan bagi mereka yang telah menjalani ibadah shaum dengan penuh keikhlasan dan ketulusan kepada Allah SWT.

Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah ayat 183, puasa bertujuan untuk membentuk insan yang bertakwa. Ketakwaan ini tidak hanya berkaitan dengan hubungan vertikal antara manusia dengan Allah (hablum minallah), tetapi juga mencakup interaksi sosial (hablum minannas). Dalam khutbahnya, Prof. Rokhmin mengingatkan bahwa ketakwaan yang hakiki akan membawa keberkahan bagi individu, masyarakat, dan bangsa. Ia mengutip QS. Al-A’raf ayat 96: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.”

Sebagai seorang intelektual dan pemimpin, Prof. Rokhmin menegaskan bahwa ketakwaan adalah pilar utama menuju kejayaan bangsa. Dalam visinya tentang Indonesia Emas 2045, ia menekankan bahwa negara yang maju, adil, dan makmur hanya dapat terwujud jika rakyatnya memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat. Kesuksesan sejati, katanya, bukan hanya diukur dari materi, tetapi dari keberkahan dan kebahagiaan yang bersumber dari ketaatan kepada Allah serta kebermanfaatan bagi sesama.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keberkahan hidup tidak hanya datang dari ibadah ritual semata, tetapi juga dari kerja keras, kejujuran, disiplin, serta kepedulian terhadap lingkungan dan sesama. “Jadilah umat Islam yang produktif dan inovatif. Jangan hanya berdoa, tapi juga berusaha dengan sebaik-baiknya,” tegasnya. Ia mengingatkan bahwa Islam mengajarkan keseimbangan antara spiritualitas dan usaha duniawi, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.

Namun, di tengah optimisme itu, Prof. Rokhmin juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi bangsa ini. Meskipun umat Islam di Indonesia telah menjalankan puasa selama lebih dari tujuh dekade sejak kemerdekaan, kualitas sumber daya manusia (SDM) masih jauh tertinggal. Data menunjukkan bahwa Indeks PISA Indonesia berada di peringkat 69 dari 81 negara, produktivitas tenaga kerja hanya 14 USD per jam—jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih di posisi ke-112 dunia.

Selain itu, deindustrialisasi yang terus berlanjut memperparah keadaan ekonomi. Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB turun drastis dari 29% pada 1997 menjadi hanya 17,8% pada 2024. Ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap). Prof. Rokhmin menggarisbawahi bahwa akar masalahnya terletak pada kepemimpinan yang lemah dalam moralitas dan ketakwaan. Banyak pemimpin terjerumus dalam korupsi dan kepentingan pribadi, sehingga menghambat kemajuan bangsa.

Di tengah situasi yang penuh tantangan ini, reformasi ekonomi menjadi keharusan. Prof. Rokhmin menawarkan solusi strategis, mulai dari peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan SDM agar lebih siap menghadapi era digital dan industri 4.0, hingga penguatan sektor UMKM dan hilirisasi industri agar nilai tambah produk nasional meningkat. Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan agar kemakmuran bangsa dapat dinikmati oleh seluruh rakyat.

Meski tantangan besar membayangi, Prof. Rokhmin tetap optimis. Ia percaya bahwa dengan ketakwaan yang kokoh, kerja keras, dan kebijakan yang berpihak kepada rakyat, Indonesia dapat mewujudkan cita-citanya sebagai Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur—negeri yang sejahtera, makmur, dan mendapat ridha Allah SWT. “Mari kita jadikan Idul Fitri ini sebagai momentum kebangkitan, bukan hanya bagi diri kita, tetapi juga bagi bangsa dan negara. Dengan iman dan takwa, insya Allah Indonesia akan berjaya!” serunya penuh semangat.

Takbir kembali berkumandang, menggetarkan langit dan hati. Hari kemenangan ini bukan hanya tentang kembali ke fitrah, tetapi juga tentang tekad untuk menjadi insan yang lebih baik, demi diri, keluarga, bangsa, dan agama. Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa Lillahil Hamd!

Continue Reading

News

Pulangkan 29 WNI, Polri Berantas Online Scam

Polri memulangkan 29 WNI yang terlibat judi online dan penipuan daring di Filipina. Langkah ini merupakan bagian dari upaya melawan kejahatan siber yang semakin marak.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Panggung kejahatan dunia maya kembali menampilkan babak baru. Kali ini, Polri menunjukkan aksinya dalam memberantas kejahatan lintas negara dengan memulangkan 29 warga negara Indonesia (WNI) yang terlibat dalam judi online dan penipuan daring (online scam) di Filipina. Langkah ini bukan hanya sekadar pemulangan, tetapi bagian dari strategi lebih besar dalam melawan kejahatan siber yang kian marak.

Tengah malam di Sabtu (29/3), pesawat yang membawa ke-29 WNI tersebut mendarat di tanah air. Mereka sebelumnya ditangkap oleh otoritas keamanan Filipina karena melakukan aktivitas ilegal di Kanlaon Tower, Pasay City, Metro Manila. Dari jumlah tersebut, 21 orang merupakan laki-laki dan 8 lainnya adalah perempuan. Setibanya di Indonesia, mereka langsung menjalani pemeriksaan administratif oleh Bagjatranin Set NCB Interpol Indonesia dan diwawancarai oleh Dittipidsiber Bareskrim Polri.

Mengapa pemulangan ini penting? Kejahatan siber, khususnya online scam dan judi daring, telah menjadi ancaman global yang menjaring korban tanpa mengenal batas negara. Tidak sedikit WNI yang tergiur iming-iming pekerjaan di luar negeri, hanya untuk berakhir di pusaran kejahatan digital. Polri, dalam hal ini Divhubinter, bertindak cepat untuk memastikan siapa saja yang benar-benar pelaku dan siapa yang menjadi korban eksploitasi.

Kasus ini mengingatkan pada insiden serupa yang terjadi di Myanmar, di mana 569 pekerja migran Indonesia (PMI) berhasil dipulangkan setelah menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Modusnya pun serupa: menjebak para pekerja untuk melakukan aksi penipuan dalam berbagai bentuk, dari investasi palsu hingga love scam.

Gelombang kejahatan siber ini tidak bisa dianggap remeh. Dengan perkembangan teknologi, skema penipuan semakin canggih dan sulit dilacak. Namun, aksi cepat Polri menunjukkan bahwa negara hadir untuk melindungi warganya. Tidak hanya itu, langkah ini juga menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran pekerjaan yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Kasus ini belum berakhir. Analisis lebih lanjut akan dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya terhadap 29 WNI yang dipulangkan. Apakah mereka hanya korban atau justru bagian dari sindikat? Hasil penyelidikan ini akan menjadi penentu dalam langkah hukum selanjutnya.

Keberhasilan pemulangan ini juga menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi kejahatan siber. Dengan kolaborasi antara Interpol dan kepolisian berbagai negara, aksi kriminal lintas batas bisa ditekan. Namun, masyarakat juga harus berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran dan kehati-hatian terhadap jebakan digital yang semakin canggih.

Dalam era digital ini, tidak ada tempat yang benar-benar aman dari kejahatan siber. Oleh karena itu, kewaspadaan dan literasi digital menjadi senjata utama dalam melindungi diri. Jika ada tawaran pekerjaan yang mencurigakan atau terdengar terlalu menggiurkan, verifikasi dan teliti lebih lanjut sebelum mengambil keputusan. Jangan sampai menjadi bagian dari statistik korban berikutnya.

Continue Reading

News

Hercules ke Myanmar! Buka Cabang GRIB?

Kabar mengejutkan saat Hercules ke Myanmar. Desas desus pun berseliweran, jangan-jangan ada pendirian GRIB di Negara yang tegah terkena musibah usai melakukan genosida terhadap warga Rohingnya. Ternyata, TNI mengirim pesawat hercules untuk membantu korban bencana.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Kabar mengejutkan publik jika hercules ke myanmar? kok bisa hercules bisa kesana sendiri. Itu kan pesawat, harus ada pilotnya baru bisa terbang.

Tampaknya, TNI lah yang mengirim pesawat hercules untuk membantu Myanmar yang dilanda gempa dengan kekuatan 7,7 magnitudo. Ribuan nyawa terancam, puing-puing berserakan, dan masyarakat terpukul oleh bencana yang tak terduga.

Meskipun bencana ini juga menjadi pengingat bahwa beberapa tahun terkahir, pejabat hingga aparat di negeri ini gencar melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim Rohingnya. Catat baik-baik.

Namun TNI, prajurit kebanggan Indonesia jauh melihat kedepan, meneropong kemanusiaan melampaui semua dinamika yang terjadi. Sejatinya, para pejabat penjahat kemanusiaan mesti sadar, sebrengsek-brengsek tindakan barbar mereka, Indonesia yang yang mayoritas Muslim tetap membantu melalui TNI.

Panglima TNI bergabung dalam rapat Zoom yang dipimpin oleh Menko PMK untuk merancang strategi penyelamatan. Keputusan telah diambil: tim SAR, tim medis, dan tim Zeni akan diterjunkan langsung ke Myanmar untuk membantu evakuasi korban gempa. Bukan hanya pasukan, tetapi juga armada pendukung seperti pesawat, helikopter, dan kapal rumah sakit akan dikerahkan. Misi ini bukan sekadar tugas, melainkan panggilan kemanusiaan yang harus dijawab dengan cepat dan tepat.

Ketika bencana terjadi, kecepatan dan koordinasi adalah kunci utama. Tim SAR akan berupaya menemukan korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan, berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan nyawa. Tim medis akan bekerja tanpa henti, memberikan pertolongan pertama bagi mereka yang terluka dan memastikan perawatan terbaik bagi para penyintas. Sementara itu, tim Zeni akan mengerahkan alat berat untuk membersihkan puing-puing dan membuka akses yang tertutup. Setiap detik begitu berharga, dan TNI memahami betul tanggung jawab besar yang mereka emban.

KRI Rajiman, kapal rumah sakit andalan, siap berlayar membawa harapan bagi para korban. Di udara, tiga pesawat C-130 Hercules serta empat helikopter—Super Puma dan Caracal—akan mendukung operasi evakuasi dan distribusi logistik. Ini bukan kali pertama TNI menjalankan misi kemanusiaan lintas negara. Reputasi mereka dalam membantu korban bencana di berbagai belahan dunia sudah teruji. Kali ini, Myanmar menjadi tujuan, dan dunia akan kembali menyaksikan aksi heroik dari pasukan Indonesia.

Bencana ini tidak hanya dirasakan oleh Myanmar. Gelombang getarannya juga menyentuh India, Thailand, Bangladesh, Laos, dan China. Di Thailand, korban jiwa bertambah, dan puluhan orang masih hilang. Dampak yang meluas ini menunjukkan betapa dahsyatnya gempa yang terjadi. Oleh karena itu, respons cepat dari berbagai negara sangat dibutuhkan. Indonesia mengambil langkah sigap untuk menunjukkan solidaritasnya.

Senin mendatang, tim bantuan akan bertolak dari Indonesia menuju Myanmar. Misi ini bukan sekadar tugas militer biasa, tetapi lebih dari itu, ini adalah panggilan kemanusiaan yang mengedepankan solidaritas antarbangsa. TNI tidak hanya membawa bantuan fisik, tetapi juga membawa harapan bagi mereka yang terkena musibah. Dunia akan melihat, Indonesia selalu hadir untuk membantu.

Continue Reading

News

Warga Palestina Tak Gentar, Salat Idulfitri Tetap Digelar

Warga Palestina tetap melaksanakan Salat Idulfitri meski di tengah serangan Israel. Tradisi ini menjadi simbol perlawanan dan harapan, meskipun mereka menghadapi kehilangan, kemiskinan, dan ancaman perang yang terus berlangsung.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Di tengah kepulan asap dan dentuman bom yang mengguncang langit Gaza, ribuan warga Palestina tetap melangkahkan kaki mereka menuju masjid-masjid yang masih berdiri. Tak peduli ancaman serangan udara yang masih mengintai, semangat merayakan Idulfitri tak goyah. Ini bukan hanya perayaan, ini adalah bentuk perlawanan terhadap upaya untuk melenyapkan kebahagiaan mereka.

Dari anak-anak hingga lansia, semua hadir dengan pakaian terbaik yang mereka miliki, menyisakan senyum di tengah kehancuran. Di antara reruntuhan, mereka tetap menggelar tikar, menundukkan kepala dalam sujud, dan menggemakan takbir kemenangan. Ini bukan tentang kemewahan, tapi tentang mempertahankan identitas dan kebersamaan yang terus mereka jaga meski dunia terasa kian menyempit.

Mansour Shouman, seorang jurnalis Palestina, menuturkan bagaimana warga tetap berusaha menjalankan tradisi meski dalam keterbatasan. “Sejak pagi, setiap orang mencari tempat yang aman untuk beribadah. Mereka ingin memastikan bahwa meskipun Gaza dihancurkan, struktur sosial dan kekeluargaan tetap utuh,” ujarnya. Di Gaza, salat Idulfitri bukan hanya ibadah, tetapi juga pernyataan bahwa mereka masih ada, masih berjuang, dan masih bertahan.

Namun, kenyataan pahit tak bisa dihindari. Krisis ekonomi yang melumpuhkan akibat blokade berkepanjangan membuat banyak keluarga tak mampu merayakan Idulfitri seperti sebelumnya. Jika di tahun-tahun sebelumnya anak-anak mendapatkan pakaian baru dan manisan khas Idulfitri, kini mereka hanya bisa berharap ada makanan yang cukup di meja. Generasi yang tumbuh di bawah bayang-bayang peperangan ini mungkin tak tahu rasanya perayaan yang damai.

Pada hari yang seharusnya penuh sukacita, kesedihan justru menyelimuti Gaza. Serangan udara Israel pada Minggu dini hari menghantam sebuah rumah dan tenda pengungsi di Khan Yunis. Delapan nyawa melayang, termasuk lima anak-anak yang seharusnya bisa merasakan kebahagiaan Idulfitri. Dentuman bom menggantikan suara tawa, dan air mata menggantikan pelukan hangat keluarga.

Meskipun demikian, ada secercah harapan di tengah kelamnya konflik ini. Hamas dan Israel telah menerima usulan gencatan senjata dari mediator. Jika disepakati, mungkin ini akan menjadi jeda yang memberi kesempatan bagi warga Palestina untuk sedikit bernapas, untuk menyembuhkan luka, dan untuk kembali membangun dari puing-puing yang tersisa. Namun, gencatan senjata hanyalah permulaan. Perdamaian yang sesungguhnya masih jauh dari jangkauan, dan rakyat Palestina masih harus terus berjuang untuk hak mereka.

Hari ini, di tanah yang terus diguncang ketidakpastian, warga Palestina tetap merayakan Idulfitri dengan kepala tegak. Mereka tak gentar, tak menyerah, dan terus berdoa agar suatu hari nanti, mereka bisa merayakan hari kemenangan ini tanpa harus takut akan bom yang jatuh dari langit.

Continue Reading

News

Terlambat Lapor SPT Imbas Libur Lebaran, Pemerintah Hapus Sanksi Administratif

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak (Kepdirjen Pajak) Nomor 79/PJ/2025 yang memberikan kelonggaran bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) dengan menghapus sanksi administratif atas keterlambatan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 29 dan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan untuk tahun pajak 2024.

Kebijakan ini diambil karena batas akhir pelaporan yang jatuh pada 31 Maret 2025 bersamaan dengan libur nasional dan cuti bersama dalam rangka Hari Suci Nyepi dan Idulfitri 1446 Hijriah.

Dalam kebijakan terbaru ini, WP OP yang terlambat membayar PPh Pasal 29 atau melaporkan SPT Tahunan tetap tidak akan dikenakan sanksi administratif, asalkan pelaporan dilakukan paling lambat pada 11 April 2025.

Biasanya, keterlambatan dalam pelaporan dan pembayaran pajak akan dikenakan Surat Tagihan Pajak (STP), namun dalam hal ini, DJP tidak akan menerbitkan STP bagi WP OP yang terdampak libur panjang.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP, Dwi Astuti, menyatakan bahwa kebijakan ini dibuat untuk memastikan keadilan dan kepastian hukum bagi wajib pajak.

“Kami memahami bahwa libur panjang bisa menyebabkan keterlambatan dalam pemenuhan kewajiban pajak. Oleh karena itu, kami memberikan kelonggaran ini sebagai bentuk kepedulian kepada wajib pajak,” ujarnya.

Libur nasional dan cuti bersama yang berlangsung pada akhir Maret hingga awal April 2025 menyebabkan jumlah hari kerja efektif menjadi terbatas, yang dapat menyulitkan wajib pajak dalam menyelesaikan kewajiban pajaknya tepat waktu.

Dengan adanya kebijakan ini, wajib pajak memiliki kesempatan tambahan untuk memenuhi kewajiban mereka tanpa khawatir akan terkena sanksi.

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses dan mengunduh dokumen resmi Kepdirjen Pajak Nomor 79/PJ/2025 melalui situs web resmi DJP di pajak.go.id.

Pemerintah juga mengimbau agar wajib pajak memanfaatkan waktu tambahan ini sebaik-baiknya untuk tetap patuh pada kewajiban perpajakannya.

Continue Reading

News

Lebaran vs Idul Fitri: Apa Perbedaannya?

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Menjelang Hari Raya, perbedaan antara “Lebaran” dan “Idul Fitri” sering menjadi topik perbincangan hangat di kalangan umat Muslim di Indonesia. Kedua istilah ini sering dianggap memiliki arti yang sama, namun apakah benar demikian?

Idul Fitri atau Lebaran adalah hari raya yang dirayakan oleh umat Islam pada tanggal 1 Syawal setelah menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Idul Fitri menjadi momen penting untuk merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Lebaran merujuk pada hari raya umat Muslim yang jatuh pada 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa. Istilah “Lebaran” memiliki asal-usul yang menarik.

Beberapa ahli bahasa, termasuk M. A. Salmun, seorang ahli bahasa sastra Sunda dan Indonesia, mengungkapkan bahwa kata “Lebaran” berasal dari tradisi Hindu yang memiliki arti “selesai” atau “usai.” Dalam tradisi Jawa, istilah ini juga digunakan dengan pengertian yang sama, yakni “wis bar” yang berarti “sudah selesai.”

Sementara itu, menurut Ustadz Ammi Nur Baits dalam laman Konsultasi Syariah, istilah Idul Fitri berasal dari dua kata dalam Bahasa Arab, yaitu “Id” yang berarti “kembali” dan “Al-Fitri” yang berarti “fitrah” atau “kembali ke keadaan semula.”

Konsep ini merujuk pada kebangkitan spiritual yang dirayakan setiap tahun, sebagai tanda kemenangan umat Islam setelah menunaikan puasa dan kembali kepada fitrah mereka.

Meskipun sering digunakan secara bergantian, “Lebaran” dan “Idul Fitri” memiliki nuansa makna yang berbeda.

Idul Fitri lebih mengarah pada arti spiritual dan keagamaan, sementara Lebaran lebih berfokus pada tradisi masyarakat yang merayakan momen setelah Ramadhan. Keduanya, bagaimanapun, tetap menjadi hari penuh sukacita bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Continue Reading

News

Abuya Muhtadi dan Lebaran Versi Sendiri

Ulama Banten, Abuya Muhtadi, menetapkan Idul Fitri 1446 H jatuh pada 1 April 2025. Keputusannya yang unik memicu reaksi beragam, tetapi tetap dihormati dalam suasana penuh kebijaksanaan.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Bayangkan sedang duduk santai di serambi pesantren, menikmati kopi pahit dan gorengan hangat, tiba-tiba Abuya Muhtadi berseloroh, “Lebaran versi kita beda dikit, tapi tetap sah.” Begitulah cara sang ulama Banten ini menyampaikan sesuatu yang serius dengan gaya khasnya: ringan, penuh humor, tapi tetap sarat makna.

Siapa yang tak kenal Abuya Muhtadi? Bagi sebagian orang, dialah sosok ulama kharismatik dengan segudang ilmu dan pemikiran yang tajam . Bagi sebagian lainnya, dialah adalah pencerah jiwa dengan selera humor tinggi, kadang lebih segar dari es kelapa di tengah terik Banten.

Kali ini, Abuya kembali bikin heboh dengan penetapan Idul Fitri 1446 H yang jatuh pada 1 April 2025! Apakah ini kebetulan? Atau justru hikmah terselubung yang hanya dia yang tahu?

Ketika pemerintah menetapkan 1 Syawal jatuh pada 31 Maret 2025, Abuya justru punya hitungan sendiri yang lebih ‘spesial’. “Bukan soal beda, tapi soal metode. Kalau orang lain pakai 3 derajat, kita pakai 9 derajat. Kalau bisa tinggi, kenapa harus pendek?” katanya sambil tertawa. Logika sederhana ini tampaknya sulit dibantah, setidaknya jika kita ikut dalam frekuensi humornya.

Metode penghitungan hilal Abuya mungkin bukan yang paling populer, tapi jelas bukan sekadar hitungan asal-asalan. Dengan kriteria minimal 9 derajat, Abuya memastikan hilal benar-benar terlihat tanpa perlu berdebat panjang. “Kalau kurang dari 9 derajat, itu masih anak-anak. Biar hilal juga tumbuh dewasa dulu baru dianggap,” celetuknya. Gaya khasnya dalam menyampaikan ilmu agama ini membuat suasana menjadi cair dan tidak kaku.

Tak hanya dalam hal penetapan Lebaran, Abuya juga dikenal dengan gaya dakwah yang jenaka tapi penuh makna. Dalam suatu pengajian, ada yang bertanya, “Abuya, kalau kita ragu ikut Lebaran versi siapa, bagaimana?” Dengan santai, beliau menjawab, “Ikut yang bikin kamu bahagia, tapi jangan sampai kebanyakan Lebaran, nanti bajunya nggak cukup.” Candaannya memang sederhana, tapi pesannya mendalam: perbedaan jangan sampai membuat umat tercerai-berai.

Pendekatan toleran yang diusung Abuya juga patut diacungi jempol. ia tidak pernah memaksakan pengikutnya untuk mengikuti hitungannya. “Mau ikut pemerintah? Silakan. Mau ikut saya? Juga boleh. Mau ikut yang lain? Ya terserah, yang penting jangan Lebaran setiap bulan.” Guyonan semacam ini selalu membuat suasana lebih ringan, bahkan ketika membahas hal yang bisa memicu perdebatan panjang.

Tentu saja, tidak semua orang menerima keputusan Abuya dengan tangan terbuka. Ada yang mengkritik, ada yang bingung, ada juga yang diam-diam tertawa karena merasa ini adalah bagian dari kebijaksanaan unik seorang ulama. “Lebaran kok kayak diskon, ada versi beda-beda,” kelakar seorang santri sambil tertawa.

Meski begitu, pengikut setia Abuya tetap teguh dengan keyakinannya. “Kami percaya perhitungan Abuya. Beliau bukan hanya ulama, tapi juga manusia yang penuh hikmah. Kadang, sesuatu yang terdengar lucu justru lebih mudah diterima dan dipahami,” ujar seorang jemaahnya.

Pada akhirnya, perbedaan dalam penentuan 1 Syawal ini bukanlah sesuatu yang harus diributkan. Seperti kata Abuya, “Yang penting puasanya khusyuk, makannya nikmat, dan Lebarannya bahagia. Mau 31 Maret atau 1 April, yang penting jangan 1 Desember.” Satu pesan yang mungkin ingin ia sampaikan: perbedaan itu wajar, tapi menjaga kebersamaan jauh lebih penting.

Continue Reading

News

Muhammadiyah: Raksasa Ekonomi di Dunia Keagamaan

Muhammadiyah menempati posisi keempat dalam daftar organisasi keagamaan terkaya dunia dengan aset Rp454,24 triliun. Keberhasilannya didukung oleh sistem pengelolaan modern dan investasi di berbagai sektor.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Saat membayangkan organisasi keagamaan, kebanyakan orang cenderung fokus pada aspek spiritual dan sosial. Namun, siapa sangka bahwa Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar di Indonesia, kini mencatatkan namanya dalam daftar organisasi keagamaan terkaya di dunia? Berdasarkan data dari Seasia Stats, Muhammadiyah memiliki aset luar biasa, mencapai Rp454,24 triliun. Angka ini menempatkan Muhammadiyah di posisi keempat secara global, membuktikan bahwa organisasi Islam ini tidak hanya berkembang dalam aspek keagamaan, tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi yang luar biasa.

Posisi pertama dalam daftar organisasi keagamaan terkaya masih dipegang oleh The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (LDS Church) yang berbasis di Amerika Serikat dengan total aset mencapai Rp4.305 triliun. Di sisi lain, Vatikan yang menjadi pusat Gereja Katolik tidak memiliki angka kekayaan yang pasti dalam laporan Seasia Stats. Namun, catatan menunjukkan bahwa Gereja Katolik di Jerman memiliki aset antara Rp767 triliun hingga Rp4.315 triliun, sementara di Australia dan Prancis masing-masing mencapai Rp377,72 triliun dan Rp373,66 triliun.

Fenomena ini menggugah banyak pertanyaan: bagaimana Muhammadiyah bisa mencapai pencapaian ini? Rahasianya terletak pada sistem pengelolaan keuangan yang transparan dan modern. Sumber dana utama Muhammadiyah berasal dari wakaf, donasi, serta investasi di sektor pendidikan dan kesehatan. Dengan jaringan universitas, rumah sakit, dan lembaga sosial yang tersebar di seluruh Indonesia, Muhammadiyah telah membangun ekosistem ekonomi yang berkelanjutan. Tidak hanya berfungsi sebagai lembaga keagamaan, Muhammadiyah juga memainkan peran besar dalam perekonomian masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup banyak orang.

Capaian ini juga membuktikan bahwa organisasi Islam mampu berdiri secara mandiri dan berkembang dengan sistem yang efisien. Meski masih jauh dari LDS Church atau kekayaan Gereja Katolik di berbagai negara, posisi Muhammadiyah dalam daftar ini menunjukkan bahwa organisasi Islam di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan dalam skala global. Keberhasilannya juga menjadi bukti bahwa pengelolaan aset berbasis nilai-nilai Islam dapat menjadi model bagi organisasi lain.

Namun, perhitungan kekayaan organisasi keagamaan bukanlah hal yang mudah. Estimasi aset bisa berbeda tergantung pada metode yang digunakan. Beberapa faktor seperti nilai properti, investasi, dan arus kas operasional dapat memengaruhi hasil akhir dari analisis kekayaan. Oleh karena itu, membandingkan Muhammadiyah dengan Vatikan atau organisasi keagamaan lain membutuhkan data yang lebih mendalam.

Terlepas dari itu, masuknya Muhammadiyah dalam daftar ini menegaskan bahwa organisasi keagamaan bukan hanya memiliki peran spiritual, tetapi juga berkontribusi dalam aspek sosial dan ekonomi. Dengan aset yang terus berkembang, Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk terus memperluas dampaknya, baik di Indonesia maupun di kancah global. Ke depannya, tantangan terbesar bagi Muhammadiyah adalah bagaimana menjaga keberlanjutan pertumbuhan ini sambil tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan amanah umat.

Continue Reading

News

Erick Thohir: Sepakbola Memupuk Bhineka Tunggal Ika

Sepakbola menjadi alat pemersatu bagi Indonesia, mencerminkan semangat Bhineka Tunggal Ika. Erick Thohir menargetkan Indonesia masuk 50 besar FIFA 2045 dan berjuang lolos ke Piala Dunia 2026.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com –Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa sepakbola bisa membangun kembali semangat semboyan negara Indonesia, ‘Bhineka Tunggal Ika’. Sepakbola bukan sekadar olahraga, melainkan alat pemersatu yang mampu menyatukan berbagai latar belakang, budaya, dan identitas dalam satu visi: mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia.

Saat ini, Timnas Indonesia dihuni oleh 19 pemain keturunan, sebagian besar berasal dari Belanda. Keberagaman dalam skuad Garuda mencerminkan semangat Bhineka Tunggal Ika yang tersemat dalam lambang Garuda Pancasila. Erick Thohir percaya bahwa kekuatan sepakbola mampu merajut kembali keberagaman menjadi satu kesatuan yang kokoh.

Perjuangan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi momentum untuk membuktikan hal tersebut. Para pemain terbaik dikumpulkan demi satu tujuan: membawa Indonesia ke panggung sepakbola tertinggi. Dalam wawancara dengan media Belanda, NOS, Erick mengungkap misi besar PSSI bersama Indonesia.

“Sepakbola bisa membantu membangun kembali motto nasional kami, ‘Bhineka Tunggal Ika’, yang berarti persatuan dalam keberagaman,” kata Erick dalam wawancara dengan Voetbal Primeur.

Ambisi besar juga disampaikan Erick Thohir. Dia ingin Indonesia masuk dalam 50 besar peringkat FIFA pada tahun 2045. Target ini bukan perkara mudah. Dengan lebih dari 17 ribu pulau dan 280 juta penduduk, Indonesia memiliki tantangan yang kompleks. Namun, hal itu bukan alasan untuk berhenti bermimpi.

Saat ini, Indonesia masih menjaga asa untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Skuad Garuda menempati posisi keempat Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 babak ketiga Grup C dengan sembilan poin. Mereka bersaing ketat dengan Australia (13 poin), Arab Saudi (10 poin), Bahrain (6 poin), dan China (6 poin). Jepang sudah memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 dengan raihan 20 poin.

Perjalanan panjang Timnas Indonesia di kancah internasional memang penuh tantangan. Namun, dengan semangat persatuan dan dukungan penuh dari masyarakat, sepakbola Indonesia memiliki peluang besar untuk bangkit. Bhineka Tunggal Ika bukan hanya semboyan, melainkan filosofi yang hidup di lapangan hijau. Dengan kerja keras, disiplin, dan strategi yang tepat, mimpi Indonesia berlaga di Piala Dunia bukan lagi sekadar angan-angan.

Continue Reading

News

Atlet Muay Thai Muslim Ini Sumbangkan Bonus Pertandingan Untuk Kaum Dhuafa

Ahmad Munawir

Published

on

Monitorday.com – Rodtang Jitmuangnon menyumbangkan sebagian bonus pertandingannya untuk masyarakat Muslim yang kurang mampu dan dhuafa.

Bonus senilai 50.000 dolar AS ia terima setelah berhasil mengalahkan Takeru Segawa dalam waktu 80 detik.

Rodtang, petarung asal Thailand, memenangkan laga utama ONE 172 di Saitama Super Arena, Jepang, pada 23 Maret 2025.

Takeru Segawa dikenal sebagai salah satu kickboxer terbaik, dengan gelar di berbagai kelas dalam ajang K-1.

Rodtang sendiri merupakan juara kelas terbang kickboxing dan dijuluki “The Iron Man” karena ketangguhannya di ring.

Kemenangan cepatnya atas Takeru membuat namanya semakin populer di kalangan pecinta olahraga bela diri.

Rodtang lahir dengan nama Tinnakorn Srisawat di Pattalung, Thailand, pada 23 Juli 1997.

Ia berusia 27 tahun dan saat ini berstatus sebagai atlet Muay Thai dengan kewarganegaraan Thailand.

Rodtang masuk Islam pada Februari 2023 setelah menikah dengan atlet Muay Thai Muslimah, Aida Looksaikongdin.

Sebelumnya, sempat beredar rumor bahwa ia ditahbiskan sebagai biksu Buddha sebelum akhirnya menjadi mualaf.

Rodtang menegaskan bahwa dirinya kini adalah seorang Muslim penuh dan mengikuti agama istrinya.

Keputusan Rodtang untuk berbagi rezeki mendapat apresiasi dari banyak penggemar dan komunitas Muslim.

Ia berharap sumbangannya bisa membantu mereka yang membutuhkan serta memberikan manfaat bagi umat Islam.

Aksi sosial Rodtang menambah daftar panjang atlet Muslim yang aktif dalam kegiatan kemanusiaan.

Melalui donasi ini, Rodtang menunjukkan bahwa kemenangan di ring juga bisa menjadi berkah bagi sesama.

Rodtang terus menginspirasi dengan prestasi dan kepeduliannya terhadap sesama, baik di dalam maupun di luar arena.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



News8 seconds ago

Khutbah Prof. Rokhmin: Rahasia Idul Fitri yang Terlupakan

Ruang Sujud4 hours ago

Tips Menjalani Idul Fitri dengan Bijak: Dari Silaturahmi hingga Keuangan

Ruang Sujud8 hours ago

Makna dan Tradisi Idul Fitri: Merayakan Kemenangan dengan Kebersamaan

News11 hours ago

Pulangkan 29 WNI, Polri Berantas Online Scam

News12 hours ago

Hercules ke Myanmar! Buka Cabang GRIB?

Review12 hours ago

Ketika Hukum Diperjualbelikan, Tunggulah Kehancuran

News12 hours ago

Warga Palestina Tak Gentar, Salat Idulfitri Tetap Digelar

Sportechment15 hours ago

Megawati Siap Beri Kado Lebaran di Final Liga Voli Korea

Pangan15 hours ago

Rekor Penyerapan Gabah: Bulog Pecahkan Batas!

Sportechment16 hours ago

Raffi Ahmad Itikaf di Masjid Bareng Keluarga Jelang Lebaran

Pangan16 hours ago

Penyerapan Gabah Bulog Capai 725 Ribu Ton, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir

News17 hours ago

Terlambat Lapor SPT Imbas Libur Lebaran, Pemerintah Hapus Sanksi Administratif

Sportechment18 hours ago

Gandeng Putrinya, Hetty Koes Endang Rilis Lagu “THR”

Sportechment18 hours ago

Cristiano Ronaldo Ucapkan Selamat Idul Fitri untuk Umat Muslim di Dunia

Sportechment18 hours ago

Evangelista Bagikan Momen Rayakan Idul Fitri di Tanah Suci

News19 hours ago

Lebaran vs Idul Fitri: Apa Perbedaannya?

Migas19 hours ago

Pertamina Pastikan Operasional 24 Jam Selama Idulfitri

News20 hours ago

Abuya Muhtadi dan Lebaran Versi Sendiri

Sportechment20 hours ago

Timnas Indonesia Hadapi Tantangan Berat di Piala Asia U-17 2025, Ini Jadwal Pertandingannya

Ruang Sujud21 hours ago

Fathul Makkah: Kemenangan Besar Umat Islam Tanpa Pertumpahan Darah