Monitorday.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan bagian dari kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi bagi anak-anak Indonesia, kini menjadi sorotan.
Deputi Bidang Sistem dan Tatakelola Program MBG, Tigor Pangaribuan, mengungkapkan bahwa keberhasilan program ini diharapkan bisa berkontribusi dalam mengurangi berbagai masalah sosial, termasuk tawuran antar pelajar.
Hal itu disampaikan Tigor dalam diskusi yang digelar pada Sabtu, 10 Mei 2025, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Menurutnya, salah satu faktor pemicu tawuran di kalangan pelajar adalah kurangnya asupan gizi yang memadai.
“Dengan anak-anak diberikan makan cukup, gizi cukup, mudah-mudahan jumlah tawuran berkurang,” ujar Tigor dengan optimisme. Ia menjelaskan bahwa pemberian gizi yang baik diharapkan dapat mengurangi tingkat agresivitas di kalangan pelajar, yang selama ini kerap menjadi akar masalah terjadinya tawuran.
Lebih jauh, Tigor menambahkan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah sosial sesaat, tetapi juga untuk menciptakan perubahan jangka panjang. “Dalam 20 tahun ke depan, kemampuan intelektual para siswa di Indonesia akan semakin baik jika program ini berjalan dengan baik,” tuturnya. Program MBG ini diyakini mampu menghasilkan generasi yang lebih cerdas dan siap menghadapi tantangan zaman.
Pentingnya ketahanan gizi bagi anak-anak Indonesia juga sejalan dengan visi Presiden Prabowo, yang menyatakan bahwa bangsa yang kuat harus didukung oleh ketahanan di berbagai sektor, termasuk pangan dan gizi. “Jika kita laksanakan programnya sebaik mungkin, misi beliau akan terwujud,” ujar Tigor, mengutip pesan Presiden Prabowo tentang pentingnya memastikan kecukupan gizi untuk anak-anak demi masa depan yang lebih cerah.
Selain itu, Tigor juga menyoroti bagaimana ketahanan energi dan pangan menjadi kunci bagi ketahanan suatu negara. “Negara yang lapar akan lemah,” katanya, mengingatkan pentingnya menghindari ancaman kelaparan yang bisa menurunkan daya tahan bangsa. “Rakyat yang lapar itu rakyat yang marah, dipenuhi dengan kemarahan,” tambahnya, mengutip kata-kata Prabowo yang menekankan dampak negatif dari rasa lapar terhadap kestabilan sosial.
Program MBG ini, meski baru digulirkan, sudah menunjukkan dampaknya dalam menanggulangi beberapa masalah sosial. Dengan memberikan makan bergizi pada anak-anak, diharapkan mereka tidak hanya terhindar dari kelaparan, tetapi juga bisa tumbuh menjadi individu yang lebih sehat, berpendidikan, dan produktif. Di sisi lain, program ini juga menjadi salah satu langkah strategis untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia, mengingat bahwa anak-anak adalah generasi penerus bangsa.
Namun, tantangan besar tetap ada. Pengawasan yang ketat dan implementasi yang merata di seluruh daerah menjadi kunci kesuksesan dari program ini. Tigor mengimbau agar semua pihak dapat berperan aktif dalam memastikan program MBG terlaksana dengan baik, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga pihak sekolah.
Dengan semangat yang terus menggelora, Tigor dan para pemangku kebijakan berharap bahwa generasi masa depan Indonesia akan lebih kuat, tidak hanya dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi intelektual dan sosial. Program MBG pun diharapkan mampu menjawab kebutuhan besar akan gizi yang cukup dan merata, sebagai dasar untuk menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan produktif.