Connect with us

Ruang Sujud

Persiapan Haji: Menyambut Zulhijjah dengan Ibadah yang Maksimal

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Bulan Zulhijjah adalah bulan yang sangat dinantikan oleh umat Islam, karena di dalamnya terdapat ibadah haji, salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan bagi yang mampu. Bagi umat Muslim yang akan menunaikan ibadah haji, persiapan yang matang sangat diperlukan agar ibadah ini dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Ibadah haji tidak hanya sekedar perjalanan fisik, tetapi juga spiritual. Sebelum berangkat, calon haji perlu mempersiapkan diri secara fisik dan mental, termasuk memahami rukun-rukun haji, doa-doa yang dibaca selama haji, serta tata cara pelaksanaannya. Dengan mempelajari semua itu, jamaah haji dapat menjalani ibadah haji dengan penuh penghayatan dan tanpa kebingungan.

Persiapan fisik juga sangat penting, mengingat haji memerlukan stamina yang baik. Berlatih fisik, seperti berjalan jauh dan melatih daya tahan tubuh, akan membantu jamaah haji untuk menghadapi perjalanan yang panjang dan cuaca yang panas di Tanah Suci. Selain itu, menjaga kesehatan tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan cukup tidur sebelum berangkat sangat penting agar tubuh tetap fit selama ibadah haji.

Selain persiapan fisik dan mental, calon haji juga harus mempersiapkan materi, seperti dana yang cukup untuk perjalanan haji, perlengkapan pribadi, dan sebagainya. Mengurus dokumen perjalanan, vaksinasi, serta memahami kebijakan pemerintah terkait haji juga merupakan bagian dari persiapan yang tidak boleh terlewatkan.

Tidak hanya persiapan duniawi, menyambut bulan Zulhijjah juga berarti menyambut kesempatan untuk memperbanyak ibadah. Setiap amal baik yang dilakukan pada bulan ini, terutama sepuluh hari pertama, sangat dianjurkan dan akan mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam yang belum melaksanakan haji dapat memanfaatkan bulan ini dengan meningkatkan kualitas ibadah, seperti memperbanyak shalat, berpuasa, dan bersedekah.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ruang Sujud

Hari Tasyriq dalam Sejarah Haji: Jejak Spiritualitas di Mina

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Hari Tasyriq memiliki hubungan erat dengan pelaksanaan ibadah haji. Dalam rentang waktu 11-13 Zulhijjah, para jemaah haji berada di Mina untuk melaksanakan rangkaian ibadah penting. Di sinilah tiga ritual utama dilakukan: melontar jumrah, bermalam di Mina (mabit), dan berdzikir kepada Allah.

Mina, sebuah lembah kecil yang dikelilingi bukit-bukit batu di dekat Mekah, menjadi saksi bisu perjalanan spiritual para jemaah haji sejak masa Nabi Ibrahim hingga masa kini. Di sinilah Ibrahim AS melempar setan yang menghalangi tekadnya untuk menyembelih Ismail atas perintah Allah. Kisah inilah yang menjadi dasar pelaksanaan melontar jumrah oleh jemaah haji.

Selama hari-hari Tasyriq, setiap jemaah wajib melempar tujuh batu kecil ke tiga tiang jumrah: Ula, Wustha, dan Aqabah. Amalan ini bukan ritual kosong, melainkan simbol penegasan untuk melawan hawa nafsu dan godaan setan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap lemparan adalah bentuk pernyataan iman dan keteguhan hati.

Di sela-sela kegiatan tersebut, jemaah juga dianjurkan untuk bermabit, yaitu menginap di Mina selama malam hari. Ini merupakan bentuk pengabdian dan ketundukan total kepada Allah SWT. Para jemaah mengisi malam-malam itu dengan dzikir, salat malam, dan tilawah Al-Qur’an, menciptakan suasana spiritual yang khusyuk dan damai di tengah lautan manusia dari berbagai negara.

Hari-hari Tasyriq dalam konteks haji menjadi semacam latihan intensif rohani. Setelah puncak ibadah di Arafah dan hari kurban, jemaah tetap dituntut untuk konsisten dalam ibadah dan menjaga kedekatan dengan Allah.

Dengan demikian, hari Tasyriq tidak hanya menjadi bagian dari sejarah ibadah haji, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya istiqamah dalam beribadah, tidak cepat puas setelah mencapai puncak ibadah, dan terus memperbaiki diri dalam setiap langkah hidup.

Continue Reading

Ruang Sujud

Mengapa Hari Tasyriq Disebut Hari Makan dan Minum? Ini Penjelasannya

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa hari Tasyriq adalah hari makan dan minum. Julukan ini muncul bukan tanpa dasar, melainkan berasal dari sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim). Ucapan ini menjadi dasar bahwa pada hari-hari tersebut umat Islam dilarang berpuasa dan dianjurkan untuk menikmati rezeki yang Allah berikan.

Penekanan pada makan dan minum bukan berarti ajakan pada pesta pora atau konsumsi berlebihan. Sebaliknya, ini merupakan simbol perayaan spiritual setelah Iduladha, di mana umat Islam telah berkurban dan berbagi kepada sesama. Hari Tasyriq adalah kelanjutan dari momen kurban yang penuh berkah.

Tradisi makan bersama dan berbagi daging kurban di hari-hari Tasyriq bukan hanya bentuk ibadah, tetapi juga perayaan sosial umat Islam. Daging yang telah dikurbankan disebarkan kepada kerabat, tetangga, fakir miskin, dan dinikmati oleh semua kalangan. Momen ini mempererat tali persaudaraan dan memperkuat solidaritas sosial.

Makna “hari makan dan minum” juga menegaskan bahwa agama Islam memperhatikan hak jasmani manusia, bukan hanya aspek ruhani. Dengan mengatur hari-hari tertentu sebagai waktu untuk tidak berpuasa, Islam menunjukkan keseimbangan dalam mengatur kehidupan spiritual dan kebutuhan fisik.

Dengan demikian, menyebut hari Tasyriq sebagai hari makan dan minum bukanlah bentuk kemunduran religius, melainkan bagian dari ajaran Islam yang utuh—yang memberi ruang bagi kebahagiaan, rasa syukur, dan perayaan dalam bingkai ibadah.16

Continue Reading

Ruang Sujud

Amalan yang Dianjurkan dan Dilarang di Hari Tasyriq

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Hari Tasyriq merupakan momen istimewa dalam kalender Islam yang memiliki aturan dan etika khusus dalam pelaksanaannya. Bagi umat Islam, mengetahui amalan yang dianjurkan dan larangan yang harus dihindari pada hari-hari ini sangat penting agar ibadah dan aktivitas tetap dalam koridor syariat.

Salah satu amalan yang paling utama di hari Tasyriq adalah memperbanyak dzikir. Allah SWT secara khusus menyebutkan dalam Al-Qur’an tentang pentingnya berdzikir di hari-hari tersebut. Dzikir yang dianjurkan meliputi takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih. Dalam tradisi yang hidup di kalangan umat Islam, dzikir ini biasanya dilantunkan setiap selesai salat fardhu sejak subuh 9 Zulhijjah hingga ashar 13 Zulhijjah.

Selain dzikir, amalan penting lainnya adalah memperbanyak doa, memakan daging kurban, dan berbagi makanan kepada yang membutuhkan. Menikmati hidangan kurban merupakan bagian dari sunnah Rasulullah SAW yang dianjurkan, sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diberikan Allah.

Di sisi lain, ada juga larangan yang harus diperhatikan. Berpuasa pada hari Tasyriq adalah haram, sebagaimana ditegaskan dalam hadis: “Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah” (HR. Muslim). Puasa hanya dianjurkan hingga hari Arafah bagi yang tidak berhaji, dan setelah itu dilarang selama hari Tasyriq.

Bagi jemaah haji, amalan utama adalah melontar jumrah, yaitu melempar kerikil ke tiga tiang jumrah sebagai simbol penolakan terhadap godaan setan. Ini dilakukan selama hari-hari Tasyriq sebagai bentuk penegasan komitmen terhadap keimanan.

Menjalankan hari-hari Tasyriq dengan benar memberikan peluang untuk memperkuat spiritualitas, mempererat hubungan dengan sesama, dan melatih rasa syukur yang mendalam. Karenanya, kita dianjurkan untuk tidak menyia-nyiakan momen mulia ini.

Continue Reading

Ruang Sujud

Hari Tasyriq: Makna dan Keutamaannya dalam Islam

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Hari Tasyriq adalah hari-hari istimewa yang berada dalam rentang tiga hari setelah Iduladha, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijjah. Dalam kalender Islam, hari-hari ini masuk dalam waktu yang disebut sebagai Ayyam al-Tasyriq, yang secara harfiah berarti “hari menjemur”, merujuk pada kebiasaan menjemur daging kurban di bawah sinar matahari agar dapat diawetkan lebih lama. Tradisi ini sudah dilakukan sejak masa Nabi Ibrahim dan dilanjutkan di zaman Rasulullah Muhammad SAW.

Hari Tasyriq termasuk dalam hari-hari tasyrik yang Allah muliakan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang…” (QS. Al-Baqarah: 203). Mayoritas ulama menafsirkan ayat ini sebagai perintah untuk berdzikir di hari Tasyriq. Itu sebabnya hari ini disebut juga sebagai hari dzikir.

Keistimewaan hari Tasyriq juga ditegaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW: “Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah” (HR. Muslim). Artinya, hari-hari ini bukan untuk berpuasa, melainkan hari untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan, termasuk nikmat kehidupan, makanan, dan kebersamaan dengan keluarga serta kaum Muslimin lainnya.

Hari Tasyriq juga menjadi bagian dari rangkaian ibadah haji. Jemaah haji melaksanakan rangkaian ritual penting seperti melontar jumrah, bermalam di Mina (mabit), dan memperbanyak zikir. Ini menunjukkan bahwa hari Tasyriq bukan sekadar waktu istirahat setelah Iduladha, melainkan bagian dari kesempurnaan ibadah kepada Allah SWT.

Dengan memahami makna dan keutamaannya, kita sebagai umat Islam yang tidak berhaji pun dapat mengambil pelajaran dari hari Tasyriq: mengisi hari-hari ini dengan rasa syukur, memperbanyak ibadah, mempererat silaturahmi, dan tidak lupa berbagi kepada sesama.

Continue Reading

Ruang Sujud

Kisah dan Sejarah Padang Arafah dalam Ibadah Haji

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Padang Arafah adalah tempat suci yang memiliki nilai historis dan spiritual luar biasa dalam Islam. Berlokasi sekitar 20 km dari Mekah, Arafah menjadi lokasi pelaksanaan wukuf, yaitu berdiri dan berdiam diri untuk berzikir, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah. Wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang tidak bisa digantikan; tanpa wukuf, ibadah haji tidak sah.

Menurut sejarah, di sinilah Nabi Adam dan Hawa bertemu kembali setelah diturunkan ke bumi dari surga. Karena saling mengenali, tempat itu disebut “Arafah”, dari kata “’arafa” yang berarti mengetahui atau mengenal. Peristiwa itu mengandung makna yang dalam: Arafah adalah tempat pertemuan manusia dengan pengampunan dan cinta Tuhan.

Arafah juga menjadi lokasi khutbah terakhir Nabi Muhammad SAW dalam Haji Wada’, khutbah yang berisi prinsip-prinsip universal Islam: larangan penindasan, hak-hak perempuan, pentingnya menjaga amanah, dan kesetaraan manusia. Isi khutbah ini menjadi fondasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial dan moral umat Muslim hingga hari ini.

Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jutaan jemaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul di padang yang sama. Mereka meninggalkan atribut duniawi, mengenakan pakaian putih polos, dan bersatu dalam satu misi: memperbarui janji kepada Allah dan memohon ampunan-Nya. Pemandangan ini menjadi salah satu simbol paling kuat dari persatuan dan kesetaraan dalam Islam.

Arafah bukan hanya tempat sejarah. Ia adalah tempat berkumpulnya harapan, tobat, dan doa. Ia mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk kembali kepada Tuhan, tanpa perantara, tanpa batasan. Sebuah tempat yang mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, semua manusia akan kembali kepada Allah, dengan amal dan doa sebagai bekal utama.

Continue Reading

Ruang Sujud

Keutamaan Puasa Arafah bagi Umat Muslim di Seluruh Dunia

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Puasa Arafah merupakan salah satu puasa sunnah yang memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim). Bayangkan, dengan hanya berpuasa satu hari, Allah memberikan ganjaran ampunan selama dua tahun penuh.

Puasa ini sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang berhaji. Bagi jemaah haji, disunnahkan untuk tidak berpuasa agar mereka memiliki tenaga yang cukup untuk menjalani wukuf di Padang Arafah. Namun bagi umat Islam di luar tanah suci, ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk meraih pahala besar dengan ibadah yang ringan.

Selain mendapatkan pengampunan dosa, puasa Arafah juga memberikan dampak spiritual yang mendalam. Menahan lapar dan haus di hari yang begitu agung membantu mengasah kesabaran, memperkuat ketakwaan, serta membentuk kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Di saat yang sama, hati dan jiwa kita dilatih untuk fokus kepada Allah, berserah diri, dan memperbanyak istighfar.

Puasa ini juga menjadi bukti kecintaan kita kepada ajaran Rasulullah SAW. Meski tidak diwajibkan, umat Islam tetap berlomba-lomba melaksanakannya karena memahami nilai dan keberkahannya. Di seluruh dunia, umat Islam mempersiapkan diri dengan baik untuk menyambut Hari Arafah, bahkan dengan berbuka puasa bersama keluarga dan komunitas.

Keutamaan Puasa Arafah adalah tanda bahwa Islam mengajarkan kemudahan dan peluang bagi umatnya untuk mendapatkan ampunan. Ia adalah hadiah dari Allah yang sayang kepada hamba-Nya, dan sudah sepatutnya kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Continue Reading

Ruang Sujud

Doa dan Amalan yang Dianjurkan pada Hari Arafah

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Hari Arafah bukan hanya sekadar momen dalam kalender hijriyah, tetapi merupakan waktu emas untuk menumbuhkan kembali hubungan spiritual dengan Allah SWT. Di hari ini, segala amal baik sangat dianjurkan karena pahalanya dilipatgandakan dan doa-doa yang tulus akan dikabulkan.

Salah satu amalan paling utama adalah berdoa. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi). Doa yang paling utama dibaca adalah:
“Lā ilāha illallāhu waḥdahu lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul ḥamdu wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr.”
Doa ini mencerminkan tauhid dan kepasrahan total kepada Allah. Selain itu, dianjurkan membaca doa-doa pribadi yang bersumber dari hati terdalam—memohon ampun, memohon keberkahan, meminta perlindungan, serta mendoakan kebaikan untuk orang tua, keluarga, dan seluruh umat.

Amalan lainnya yang dianjurkan antara lain:

Puasa Arafah bagi yang tidak sedang berhaji, yang bisa menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Memperbanyak dzikir seperti takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih.

Membaca Al-Qur’an sebagai bentuk mempererat ikatan dengan wahyu Allah.

Bersedekah dan membantu sesama, karena Hari Arafah juga tentang menghapus dosa sosial, bukan hanya spiritual.

Hari Arafah adalah momentum yang sangat mulia, maka semestinya tidak dilewatkan begitu saja. Mengisi hari ini dengan amalan yang bernilai ibadah akan membawa keberkahan dalam hidup dan memperkuat ikatan kita kepada Allah.

Continue Reading

Ruang Sujud

Kurban di Era Digital: Tren Berkurban Online dan Tantangannya

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Di era digital saat ini, berkurban tidak lagi harus dilakukan secara konvensional. Munculnya platform digital yang menawarkan layanan kurban online membuka kemudahan bagi umat Islam untuk tetap menjalankan ibadah, meski di tengah kesibukan atau keterbatasan jarak.

Layanan kurban online memungkinkan seseorang memilih hewan, membayar secara digital, bahkan melihat proses penyembelihan melalui video. Proses distribusi daging pun dikelola oleh lembaga terpercaya dan didokumentasikan sebagai bentuk transparansi.

Namun, meski menawarkan kemudahan, kurban online juga memiliki tantangan. Salah satunya adalah kepercayaan terhadap pihak penyedia jasa. Oleh karena itu, penting memilih lembaga yang kredibel, berizin resmi, dan memiliki rekam jejak baik.

Tantangan lainnya adalah hilangnya nuansa spiritual karena tidak terlibat langsung dalam prosesi penyembelihan. Padahal, kehadiran secara fisik bisa memberikan pengalaman religius yang mendalam.

Meski begitu, kurban online tetap menjadi solusi bagi masyarakat urban yang ingin tetap beribadah dengan cara praktis. Dengan niat tulus dan pelaksanaan yang sesuai syariat, kurban digital tetap sah dan bernilai ibadah.

Continue Reading

Ruang Sujud

Kurban dan Kepedulian Sosial: Mewujudkan Solidaritas di Hari Raya Iduladha

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Kurban bukan hanya ibadah individual, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang sangat besar. Di hari raya Iduladha, umat Islam diajak untuk lebih peduli terhadap sesama, terutama mereka yang jarang atau bahkan tak pernah mencicipi daging.

Melalui pembagian daging kurban, terjadi redistribusi sumber daya secara merata. Masyarakat miskin merasakan kebahagiaan dan rasa dihargai, sementara yang berkurban belajar untuk tidak terikat pada kepemilikan harta dan lebih peduli terhadap lingkungan sosialnya.

Fenomena ini menjadi momen penting dalam memperkuat solidaritas. Tak ada sekat antara kaya dan miskin, semua duduk bersama dalam sukacita. Bahkan, kurban seringkali menjadi penghubung antar komunitas yang sebelumnya tidak saling kenal.

Banyak lembaga sosial kini memfasilitasi penyaluran kurban ke daerah-daerah pelosok yang jarang mendapatkan bantuan. Ini membuktikan bahwa semangat kurban mampu melampaui batas geografis dan menjadi energi kebaikan kolektif.

Dengan semangat kurban, kita diajak untuk lebih dari sekadar menyembelih hewan: kita menyembelih ego, keserakahan, dan keengganan berbagi. Inilah esensi Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.

Continue Reading

Ruang Sujud

Panduan Lengkap Kurban: Syarat, Waktu, dan Tata Cara Penyembelihan

Yusuf Hasyim

Published

on

Monitorday.com – Untuk menjalankan ibadah kurban dengan benar, penting bagi umat Islam memahami syarat-syarat dan tata cara pelaksanaannya. Hal ini agar kurban yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat dan mendatangkan keberkahan.

Pertama, syarat bagi orang yang berkurban adalah beragama Islam, baligh, berakal, dan mampu secara finansial. Kurban bukanlah kewajiban mutlak, melainkan sunnah muakkad, sangat dianjurkan bagi yang mampu.

Jenis hewan yang bisa dikurbankan adalah kambing, domba, sapi, atau unta. Hewan tersebut harus sehat, tidak cacat, dan telah mencapai umur minimal: domba satu tahun, kambing dua tahun, sapi dua tahun, dan unta lima tahun.

Waktu penyembelihan dimulai setelah salat Iduladha hingga tiga hari tasyrik berikutnya (tanggal 10-13 Zulhijjah). Penyembelihan harus dilakukan dengan menyebut nama Allah dan membaca basmalah. Arahkan hewan ke kiblat dan gunakan pisau yang tajam untuk menghindari penyiksaan.

Daging kurban sebaiknya dibagi menjadi tiga: sepertiga untuk yang berkurban, sepertiga untuk keluarga atau kerabat, dan sepertiga untuk fakir miskin. Namun, tidak mengapa jika keseluruhan daging diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



News8 minutes ago

Kemkomdigi Blokir archive.org, Lha Kenapa?

Ruang Sujud3 hours ago

Hari Tasyriq dalam Sejarah Haji: Jejak Spiritualitas di Mina

News3 hours ago

Prancis Larang Merokok di Area Publik, Pelanggar Bakal Didenda Segini

Sportechment4 hours ago

BLACKPINK Umumkan Harga Tiket Konser Jakarta 2025, Mulai Rp1,45 Juta

News4 hours ago

Biadab! Israel Rudal Pesawat Jamaah Haji Yaman

News5 hours ago

Kemendikdasmen Buka Seleksi PPG 2025: Upaya Percepat Sertifikasi 800 Ribu Guru

News7 hours ago

Yusril Ihza Mahendra Bantah Keras Isu Perundingan Rahasia Indonesia–Israel

Sportechment7 hours ago

Erick Thohir: Timnas U-23 Targetkan Juara di Piala AFF 2025

Ruang Sujud7 hours ago

Mengapa Hari Tasyriq Disebut Hari Makan dan Minum? Ini Penjelasannya

Ruang Sujud11 hours ago

Amalan yang Dianjurkan dan Dilarang di Hari Tasyriq

Sportechment12 hours ago

Pencipta ‘Nuansa Bening’ Tolak Uang Ratusan Juta Vidi Aldiano, Ini Alasannya

Sportechment13 hours ago

Juara MotoGP 2024 Jorge Martin Umumkan Berpisah dari Aprilia

Sportechment13 hours ago

Timnas Indonesia U-23 Segrup Korea Selatan, Gerald Vanenburg Respon Begini

Sportechment14 hours ago

Resmi Mengaspal di RI, Bedah Interior dan Varian Suzuki Fronx

Sportechment15 hours ago

Tutup Karier di FC Copenhagen dengan Dwigelar, Kevin Diks Siap OTW Timnas Indonesia

Ruang Sujud15 hours ago

Hari Tasyriq: Makna dan Keutamaannya dalam Islam

Review16 hours ago

TA DPR, Ketika Pengangguran Jadi Ahli Parlemen

News20 hours ago

Netanyahu Penjahat Perang, Israel Bergejolak

News1 day ago

Soal Biaya Pendidikan SD-SMP Gratis, Wamendikdasmen Fajar Angkat Bicara

News1 day ago

Mendikdasmen Luncurkan Gerakan STEM Indonesia Cerdas, Apa Saja Tujuannya?