Monitorday.com – Hari Tasyriq merupakan momen istimewa dalam kalender Islam yang memiliki aturan dan etika khusus dalam pelaksanaannya. Bagi umat Islam, mengetahui amalan yang dianjurkan dan larangan yang harus dihindari pada hari-hari ini sangat penting agar ibadah dan aktivitas tetap dalam koridor syariat.
Salah satu amalan yang paling utama di hari Tasyriq adalah memperbanyak dzikir. Allah SWT secara khusus menyebutkan dalam Al-Qur’an tentang pentingnya berdzikir di hari-hari tersebut. Dzikir yang dianjurkan meliputi takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih. Dalam tradisi yang hidup di kalangan umat Islam, dzikir ini biasanya dilantunkan setiap selesai salat fardhu sejak subuh 9 Zulhijjah hingga ashar 13 Zulhijjah.
Selain dzikir, amalan penting lainnya adalah memperbanyak doa, memakan daging kurban, dan berbagi makanan kepada yang membutuhkan. Menikmati hidangan kurban merupakan bagian dari sunnah Rasulullah SAW yang dianjurkan, sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diberikan Allah.
Di sisi lain, ada juga larangan yang harus diperhatikan. Berpuasa pada hari Tasyriq adalah haram, sebagaimana ditegaskan dalam hadis: “Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah” (HR. Muslim). Puasa hanya dianjurkan hingga hari Arafah bagi yang tidak berhaji, dan setelah itu dilarang selama hari Tasyriq.
Bagi jemaah haji, amalan utama adalah melontar jumrah, yaitu melempar kerikil ke tiga tiang jumrah sebagai simbol penolakan terhadap godaan setan. Ini dilakukan selama hari-hari Tasyriq sebagai bentuk penegasan komitmen terhadap keimanan.
Menjalankan hari-hari Tasyriq dengan benar memberikan peluang untuk memperkuat spiritualitas, mempererat hubungan dengan sesama, dan melatih rasa syukur yang mendalam. Karenanya, kita dianjurkan untuk tidak menyia-nyiakan momen mulia ini.