Pada suatu hari yang cerah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengelilingi pasar bersama beberapa sahabat setianya. Sepanjang perjalanan mereka, Rasulullah dengan penuh kebaikan memerhatikan berbagai aktivitas jual beli dan berbagai kegiatan di pasar. Dia senang berbicara dengan orang-orang, memberikan pelajaran berharga, dan membawa sentuhan Islam ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Di tengah-tengah keramaian, Rasulullah akhirnya berhenti di depan seorang pedagang makanan.
Dengan tulus, Rasulullah menyambut pedagang tersebut dan berbicara, “Apa yang kamu jual, wahai pemilik makanan?” Dengan penuh sopan, pedagang itu menjawab, “Saya jualan makanan, ya Rasulullah.”
Namun, dalam proses ini, Rasulullah memasukkan tangannya ke dalam sebuah wadah makanan yang disajikan oleh pedagang tersebut. Saat jari-jarinya menyentuh makanan, ia merasa bahwa ada sesuatu yang basah di dalamnya. Tidak ingin menyalahkan sepihak, beliau bertanya lagi, “Mengapa bagian atas makanan ini kering, tetapi yang di bawah basah?”
Pedagang makanan dengan jujur menjelaskan, “Ya Rasulullah, tadi turun hujan, dan makanan ini menjadi basah.”
Namun, Rasulullah, dengan bijaksana, menyela dan bertanya lagi, “Tetapi mengapa kamu meletakkan makanan yang basah di bawah makanan yang kering, sehingga orang-orang yang datang tidak dapat melihatnya?”
Pertanyaan ini bukanlah kritik, melainkan pelajaran berharga. Rasulullah kemudian memberi nasehat dengan lembut, “Kenapa kamu tidak meletakkannya di bagian atas makanan, agar semua orang dapat melihatnya? Ingatlah, barang siapa yang berusaha menipu, maka ia bukanlah bagian dari komunitas kita.”