Monitorday.com – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali meninjau IT Exhibition Seminar Akhir Pasis Dikreg Seskoal Angkatan ke-61 TA. 2023 bertempat di Auditorium Gedung Yos Soedarso, Markas Komando (Mako) Seskoal, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (23/10).
Kasal mengaku kagum drone kamikaze yang dibangun lewat penelitian Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Reguler (Dikreg) Sekolah Staf Angkatan Laut (Seskoal) Angkatan Ke-61.Maritime Drone kamikaze ini nantinya bisa dimanfaatkan dan dikembangkan kemampuannya untuk bisa digunakan sebagai salah satu senjata andalan bagi TNI AL.
“Maritime Drone Kamikaze merupakan salah satu karya spektakuler dari hasil. Oleh karena itu, Seskoal sebagai tempat para Pasis belajar selama 10 bulan ini menjadikan hasil penelitian tersebut sebagai salah satu topik pembahasan pada Seminar Akhir Pasis Dikreg Seskoal Angkatan ke-61,” ungkap Kasal.
Maritime drone kamikaze adalah drone aspek laut yang diciptakan oleh salah satu Pasis Dikreg Seskoal Angkatan ke-61, yaitu Mayor Laut (T) Dr. Cahya Kusuma Perwira menengah alumni S1 Teknik mesin UGM, S2 dan S3 dari teknik sistem perkapalan ITS dengan disertasi propeller, yang berhasil diselesaikannya dengan tepat waktu 3 tahun dengan predikat summa cumlaude.
Drone yang sedang dalam proses hak paten dengan no paten IPP0000056939 ini adalah drone multiguna yang dapat digunakan sebagai unsur bantu patroli pantai di Posal maupun Lanal guna efisiensi dan optimalisasi patroli pantai, dapat digunakan sebagai sasaran tembak dalam latihan serangan bahaya udara dan anti drone dan utamanya dapat berfungsi sebagai drone kamikaze aspek laut.
Tujuan dari penelitian Mayor Cahya menciptakan Maritime Drone Kamikaze ini adalah pertama sebagai konsepsi strategi perang gerilya di laut yang bertujuan melawan kapal perang permukaan melalui sarana rancang bangun maritime drone kamikaze dengan cara taktik gerilya, kedua sebagai konsepsi strategi kapal perang permukaan dalam melawan maritime drone kamikaze dan ketiga sebagai konsepsi rancang bangun prototipe maritime drone kamikaze.
Konsepsi strategi perang gerilya anti kapal permukaan yang dimaksud adalah dengan menggunakan maritime drone kamikaze ini saat melawan kapal permukaan pada selat sempit, muara sungai, teluk, alur masuk pelabuhan dan markas musuh.
Rancang bangun maritime drone kamikaze dibuat dengan mengunakan marine software Computational Fluid Dynamic, dengan marine software Maxsurf V20. Uji coba terbang telah dilaksanakan sebanyak 10 kali di atas laut utara Surabaya.
Berdasarkan hasil uji coba drone mampu terbang pada jarak 10.000 meter dan pada ketinggian 80 meter dan mampu mencapai kecepatan jelajah 80 km/jam dengan posisi throttle 30% serta dapat mencapai kecepatan maksimal kurang lebih 200 km/jam. Sedangkan untuk ketinggian dan jelajah drone, menurut Mayor Cahya masih bisa ditingkatkan lagi kedepannya.