Monitorday.com – TNI Angkatan Laut akan mengembangkan skuadron Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan semua yang terkait dengan peralatan nirawak. Saat ini, TNI AL telah memiliki beberapa UAV baik buatan luar negeri maupun buatan sendiri.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, sesaat setelah memimpin pelaksanaan serah terima tiga jabatan strategis di TNI AL di Mabesal Cilangkap, Jakarta, mengatakan penggunaan drone dalam situasi peperangan era modern terbukti sangat efektif. Kasal pun menginstruksikan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) harus menguasai peralatan tersebut.
Laksamana TNI Muhammad Ali juga menekankan dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) pengawak TNI AL yang kompeten dan berkualitas dikaitkan dengan kemajuan teknologi, maka dalam pendidikan TNI AL akan ditingkatkan bukan saja teori tapi penguasaan teknologi informasi dan teknologi kesenjataan.
“Kita sudah mulai mengajarkan pada Taruna di Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) maupun siswa di Kodiklatal terkait peperangan cyber, peperangan elektronika modern, penguasaan sensor-sensor baik bawah laut, permukaan maupun sensor udara,” kata Kasal.
Sebelumnya Kasal, dalam kesempatan ini memimpin serah terima tiga jabatan pimpinan Komando Utama TNI AL yang dilaksanakan dalam sebuah upacara militer. Ketiga jabatan tersebut yaitu jabatan Dankodiklatal yang sebelumnya dijabat oleh Letnan Jenderal TNI Marinir Suhartono diserahterimakan kepada Mayor Jenderal TNI Marinir Nur Alamsyah.
Jabatan Gubernur AAL yang sebelumnya dijabat oleh Mayor Jenderal TNI Marinir Endi Supardi diserahterimakan kepada Laksamana Muda TNI Supardi, serta jabatan Danpuspenerbal dari Laksamana Muda TNI Imam Musani diserahterimakan kepada Laksamana Pertama TNI Sisyani Jaffar.
Kodiklatal dan AAL merupakan lembaga pendidikan yang mengemban peran penting sebagai “naval factory” yang menyelenggarakan fungsi pendidikan guna menyiapkan dan mencetak sumber daya manusia TNI AL.
Sedangkan Puspenerbal, berperan penting dalam membina kekuatan para rajawali laut, yang sekaligus menjadi penentu kualitas dan kesiapan operasional kekuatan udara TNI AL, dalam melaksanakan fungsi penerbangan sebagai bagian dari sistem senjata armada terpadu.