Connect with us

Sikap Politik Warga Muhammadiyah

Situasi politik yang mulai menghangat jelang gelaran Pilpres 2024 tidak membuat warga Muhammadiyah terusik. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’ti menuturkan di dalam X bahwa warga Muhammadiyah kini menyikapi situasi politik dengan lebih dewasa.

Deni Irawan

Published

on

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sportechment

Kapan Timnas Indonesia Lawan Korut di Perempat Final Piala Asia U-17 2025? Ini Jadwalnya

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Timnas Indonesia U-17 akan menghadapi Korea Utara pada laga perempat final Piala Asia U-17 2025. Indonesia, yang sukses menjuarai Grup C, kini siap untuk melangkah lebih jauh dengan menghadapi Korea Utara yang finis sebagai runner-up Grup D.

Pertandingan ini akan digelar di King Abdullah Sports City Hall, Jeddah, pada hari Senin, 14 April 2025, dengan kick-off pukul 21.00 WIB. Laga ini menjadi ujian berat bagi tim Garuda Asia yang ingin terus melaju dan meraih gelar juara Piala Asia U-17 2025.

Meskipun telah memastikan tiket ke Piala Dunia U-17 2025, pelatih Nova Arianto menegaskan bahwa perjalanan timnya belum selesai. Nova mengingatkan para pemain untuk tetap fokus dan tidak terlena dengan pencapaian mereka sejauh ini.

“Kami sangat bersyukur sudah lolos ke Piala Dunia, namun kami tidak boleh terlena. Fokus kami adalah pertandingan demi pertandingan,” ujar Nova, seperti dilansir dari situs resmi AFC.

“Kami ingin terus melangkah dan meraih hasil terbaik di Piala Asia U-17 2025,” tambahnya.

Jika Indonesia berhasil mengalahkan Korea Utara di perempat final, mereka akan bertemu pemenang antara Uzbekistan dan Uni Emirat Arab pada semifinal yang akan digelar segera setelahnya.

Jadwal Pertandingan:

  • Tanggal: Senin, 14 April 2025
  • Waktu: 21.00 WIB
  • Tempat: King Abdullah Sports City Hall, Jeddah

Dengan semangat tinggi, timnas Indonesia U-17 siap menghadapi tantangan besar demi mengukir sejarah baru di turnamen Asia ini.

Continue Reading

News

Mendikdasmen Mu’ti Kembali Hidupkan Jurusan IPA, IPS dan Bahasa, Gantikan Kurikulum Era Nadiem

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengumumkan bahwa sistem penjurusan di tingkat SMA, yang terdiri dari IPA, IPS, dan Bahasa, akan kembali diberlakukan mulai tahun ajaran 2025/2026.

Kebijakan ini akan menggantikan sistem fleksibel Kurikulum Merdeka yang sebelumnya diterapkan di era Menteri Nadiem Makarim.

“Saya bocorkan sedikit, jurusan akan kami hidupkan lagi,” ungkap Mu’ti dalam sebuah diskusi dengan media di Jakarta pada Jumat (11/4/2025).

Kebijakan ini nantinya akan diformalkan melalui peraturan menteri baru yang sekaligus mencabut Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024, yang menghapuskan sistem penjurusan di jenjang menengah atas.

Mu’ti menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk mengembalikan keterkaitan antara kemampuan akademik siswa dengan pilihan program studi di perguruan tinggi. Selama ini, banyak perguruan tinggi mengeluhkan mahasiswa baru yang tidak memiliki kesiapan akademik yang sesuai dengan jurusan yang mereka pilih.

“Ada mahasiswa yang berasal dari latar belakang IPS diterima di kedokteran, padahal mereka tidak memiliki dasar yang kuat. Ini sering kali menjadi kendala besar bagi mereka selama kuliah,” jelas Mu’ti.

Sebagai pengganti Ujian Nasional (UN), siswa SMA nantinya akan mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang mencakup ujian Bahasa Indonesia dan Matematika. Selain itu, siswa jurusan IPA akan memilih salah satu mata pelajaran tambahan, seperti Biologi, Fisika, atau Kimia, sementara siswa jurusan IPS dapat memilih antara Ekonomi, Geografi, Sejarah, atau Sosiologi.

TKA ini tidak akan bersifat wajib atau menjadi syarat kelulusan, namun nilai TKA akan digunakan sebagai salah satu syarat dalam mendaftar ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi. TKA dijadwalkan akan dimulai pada November 2025 untuk siswa kelas XII, sedangkan untuk jenjang SD dan SMP, sistem ini akan mulai diterapkan pada tahun 2026.

“Kami juga sedang menjajaki kemungkinan agar TKA bisa menjadi bagian dari tes masuk perguruan tinggi. Dengan nilai yang baik, siswa bisa langsung diterima tanpa tes tambahan,” tambah Mu’ti.

Mu’ti menegaskan bahwa kebijakan ini bukanlah sebuah penolakan terhadap langkah Menteri Nadiem Makarim sebelumnya, melainkan sebuah penyesuaian terhadap kebutuhan pendidikan yang lebih menyeluruh dan berkesinambungan.

“Ini bukan soal siapa yang salah, melainkan soal konsistensi dalam sistem pendidikan yang relevan dan berkesinambungan,” tegas Mu’ti.

Sebelumnya, kebijakan penghapusan jurusan yang diusung oleh Nadiem bertujuan untuk menghilangkan hegemoni jurusan IPA, memberikan fleksibilitas dalam memilih mata pelajaran, dan mendorong siswa untuk mengeksplorasi minat mereka.

Namun, dalam implementasinya, banyak siswa yang tetap diarahkan ke jurusan favorit oleh orang tua atau sekolah tanpa mempertimbangkan dengan matang bakat dan minat mereka.

Continue Reading

Sportechment

Tempati Posisi Ketiga di Sesi Practice MotoGP Qatar 2025 Buat Marc Marquez Terkejut

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Pembalap Ducati, Marc Marquez, tampil mengejutkan pada sesi latihan pertama MotoGP Qatar 2025 di Sirkuit Lusail, Jumat (11/4). Meskipun hanya menempati posisi ketiga, Marquez mengaku sangat senang dengan hasil tersebut.

Pembalap asal Spanyol ini mencatatkan waktu yang hanya terpaut 0,167 detik dari pembalap tercepat Franco Morbidelli, yang menempati posisi pertama.

Di belakang Morbidelli dan Francesco Bagnaia, Marquez mengungkapkan rasa gembiranya meskipun hasil tersebut masih berada di luar posisi terdepan. Ini cukup berarti baginya mengingat karakteristik Sirkuit Lusail yang dikenal sulit bagi gaya balapannya.

“Saya sangat senang dengan hari ini, terutama karena saya memperkirakan akan jauh tertinggal dari Pecco dan Alex [Marquez]. Biasanya, mereka sangat cepat di sini, dan sirkuit ini memang selalu memberi saya kesulitan,” ujar Marquez dalam wawancaranya dengan Crash.

Marquez hanya pernah mencatatkan satu kemenangan di Sirkuit Lusail, yaitu pada tahun 2014. Sejak itu, ia merasa kesulitan menyesuaikan gaya balapannya dengan karakter trek yang panjang dan berkelok-kelok ini. Pembalap berusia 30 tahun itu mengungkapkan bahwa dirinya harus beradaptasi dengan gaya balap yang lebih halus.

“Saya mulai dengan baik, bahkan meskipun menggunakan ban bekas. Saya merasa lebih baik dengan ban bekas daripada ban baru. Saya mencoba untuk menyesuaikan gaya balap saya, karena sirkuit ini tidak cocok dengan gaya balap saya yang lebih agresif. Di sini, Anda tidak bisa terlalu menyerang saat memasuki tikungan,” tambah Marquez.

Setelah kegagalannya meraih kemenangan di MotoGP Amerika Serikat, Marquez kini menargetkan kembali ke jalur kemenangan di Qatar. Saat ini, ia hanya tertinggal satu poin dari adiknya, Alex Marquez, di puncak klasemen sementara.

“Kualifikasi akan sangat penting. Jika saya bisa memulai dari posisi depan, kita akan melihat bagaimana pembalap lain meningkatkan kecepatan mereka. Tapi untuk saat ini, kecepatan kami sudah sangat baik,” kata Marquez, penuh optimisme.

Dengan performa yang menjanjikan di sesi latihan pertama, Marquez siap memberikan kejutan di MotoGP Qatar 2025.

Continue Reading

Sportechment

Cina Kurangi Impor Film Amerika Imbas Tarif Gila AS, Trump Respon Begini

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Cina memutuskan untuk mengurangi jumlah impor film Amerika Serikat sebagai respons terhadap kebijakan tarif terbaru yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump.

Langkah ini dianggap sebagai balasan dari Beijing terkait dengan peningkatan tarif barang-barang Cina yang mencapai 125 persen oleh pemerintah AS.

Menyikapi keputusan Cina tersebut, Trump menunjukkan sikap santai. Dalam sebuah wawancara, ia tertawa dan mengatakan, “Saya rasa saya pernah mendengar hal yang lebih buruk.”

Pernyataan tersebut mencerminkan ketidakpeduliannya atas keputusan Cina yang menurunkan jumlah film Hollywood yang akan ditayangkan di negara tersebut.

Sebelumnya, Trump mengumumkan kebijakan jeda 90 hari bagi beberapa negara, namun tetap menaikkan tarif produk-produk Cina sebesar 125 persen. Sementara itu, Cina merespons dengan menetapkan tarif balasan sebesar 84 persen terhadap produk-produk AS.

Administrasi Film Cina menanggapi langkah pemerintah AS dengan pernyataan resmi. “Tindakan salah pemerintah AS dalam menyalahgunakan tarif pada Cina pasti akan semakin mengurangi dukungan penonton domestik terhadap film-film Amerika,” ungkap mereka.

“Kami akan mengikuti aturan pasar, menghormati pilihan penonton, dan mengurangi jumlah film Amerika yang diimpor secara moderat.”

Meskipun ada keputusan ini, Hollywood tetap berada di puncak tangga film terlaris di Cina, berkat kesuksesan luar biasa dari A Minecraft Movie. Film yang berasal dari AS ini berhasil meraup pendapatan sebesar USD 313 juta pada akhir pekan pembukaan globalnya, menandai debut yang sangat sukses.

Namun, kesuksesan Minecraft tidak menghentikan dominasi film lokal Cina. Salah satunya adalah Ne Zha 2, film animasi asal Cina yang meraih pendapatan luar biasa sebesar USD 2,11 miliar dalam 10 minggu sejak dirilis, mengalahkan berbagai film asing, termasuk film Hollywood.

Keputusan Cina ini menunjukkan ketegangan yang semakin mendalam dalam hubungan perdagangan antara kedua negara, yang kini tidak hanya berfokus pada barang fisik, tetapi juga industri hiburan.

Continue Reading

Sportechment

Kisah Sukses Titiek Puspa Geluti Bisnis Katering, Langganan Istana

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Titiek Puspa, yang dikenal sebagai penyanyi dan artis legendaris Indonesia, juga berhasil meraih kesuksesan di dunia bisnis kuliner.

Melalui usaha Puspa Catering, yang kini menjadi langganan Istana Negara, Titiek membuktikan bahwa dirinya tak hanya sukses di dunia hiburan, tetapi juga di dunia bisnis.

Kisah sukses bisnis kuliner Titiek Puspa bermula pada tahun 1984, ketika TVRI menghadapi kesulitan dalam menyediakan menu berbuka puasa untuk artis dan kru yang terlibat dalam program Ramadan.

Banyak restoran tutup, dan pihak TVRI menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada Titiek Puspa sebagai penanggung jawab acara.

“Pada saat itu saya bengong, wah, modar saya,” ungkap Titiek Puspa, seperti yang tertulis dalam buku A Legendary Diva karya Alberthiene Endah yang diterbitkan pada 2008.

Dalam kondisi terdesak, Titiek teringat pada adiknya, Ninik, yang memiliki keahlian memasak. Dia pun menghubungi Ninik untuk menyiapkan makanan berbuka untuk 100 orang.

“Saya bilang ke Ninik, ‘Kowe beli rantang, plastik, sendok, macam-macam. Aku kasih dutinya kalau kamu mau’,” kenang Titiek.

Meskipun awalnya Ninik ragu, Titiek tetap mendesaknya. “Lo, kalau kamu ndak bisa, aku yang gila,” ujarnya dengan tegas.

Akhirnya, Ninik setuju dan menyiapkan paket makanan yang sesuai permintaan. Hasilnya pun memuaskan. Semua yang menyantap makanan tersebut memberikan pujian atas kelezatan hidangannya.

“Rupanya tanpa saya tahu, telah terjadi kerja bakti besar-besaran di salah satu dapur rumah adik saya,” kata Titiek Puspa mengenang momen tersebut.

Melihat kesuksesan itu, Titiek pun mengajak Ninik untuk meninggalkan pekerjaannya dan fokus menekuni bisnis katering. Tak hanya Ninik, adik-adik dan kakak-kakak Titiek juga berhenti bekerja dari kantor mereka untuk bergabung dalam mengelola usaha katering tersebut.

Dari bisnis ini, mereka bisa membeli rumah di Jalan Perdatam, yang kemudian menjadi markas Puspa Catering Services hingga kini.

Puspa Catering pun berkembang pesat dan mendapatkan banyak klien, tak hanya untuk acara-acara di TVRI, tetapi juga berbagai perusahaan, BUMN, dan acara resmi di Istana Negara.

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa usaha kuliner Titiek Puspa tak hanya sekadar hobi, tetapi juga sebuah bisnis yang telah membuktikan kualitasnya di tingkat nasional.

Continue Reading

Sportechment

Kata-kata Bojak Hodak Usai Persib Bandung Diimbangi Borneo FC

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, mengungkapkan bahwa hasil imbang 2-2 melawan Borneo FC pada pekan ke-28 Liga 1 2024/25 di Stadion Segiri, Samarinda, sesuai dengan prediksinya.

Meski tampil dengan kekuatan yang tidak ideal akibat absennya beberapa pemain, Persib berhasil meraih satu poin yang dinilai Hodak cukup adil.

Dalam pertandingan yang berlangsung Jumat malam (11/4), Persib sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Manuel Peralta di menit ke-28. Namun, tim tamu berhasil berbalik unggul berkat dua gol Tyronne del Pino di menit 44 dan 51.

Sayangnya, pada menit ke-86, Borneo FC kembali menyamakan kedudukan lewat gol kedua Peralta.

Hodak menyatakan, timnya cukup terdampak oleh absennya beberapa pemain kunci yang biasanya mengisi line-up.

“Kami cukup terdampak dengan tidak adanya pemain yang biasa mengisi posisi line-up. Ketika hasil akhir menjadi imbang, ini adalah hasil yang adil,” kata Hodak dalam konferensi pers setelah pertandingan.

Meskipun demikian, Hodak optimis dengan masa depan tim, terutama dengan kembalinya Marc Klok dan Edo Febriansah yang dipastikan dapat bermain pada laga selanjutnya melawan Bali United.

“Ketika melawan Bali United, Marc dan Edo bisa bermain. Ada beberapa opsi untuk pertandingan mendatang yang bisa mengisi posisi line-up,” ujarnya.

Persib kini fokus untuk mempersiapkan diri menghadapi laga-laga berikutnya dengan harapan dapat kembali tampil maksimal dengan kekuatan penuh.

Continue Reading

News

Hore! Jurnalis, Guru dan Ojol Bakal dapat Rumah Subsidi, Baca Syaratnya

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Pemerintah melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Kementerian PKP) mengusulkan pemberian rumah subsidi kepada tiga profesi yang dianggap memberikan kontribusi besar bagi masyarakat, yakni jurnalis, guru, dan pengemudi ojek online (ojol).

Langkah ini bertujuan untuk mendukung pekerja dengan penghasilan rendah agar dapat memiliki hunian yang layak dengan harga terjangkau.

Menteri PKP Maruarar Sirait menjelaskan bahwa kebijakan ini diharapkan dapat memberi kesempatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah yang nyaman.

Setiap profesi akan mendapatkan kuota unit rumah subsidi, dengan rincian sebagai berikut: 1.000 unit untuk jurnalis, 20.000 unit untuk guru, dan kuota untuk pengemudi ojol yang masih dalam proses penentuan.

Persyaratan untuk Mendapatkan Rumah Subsidi

Bagi yang ingin mengajukan bantuan rumah subsidi ini, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, baik secara umum maupun khusus berdasarkan profesi. Mengutip laman BP Tapera, syarat umum yang harus dipenuhi meliputi:

  • Warga Negara Indonesia.
  • Belum pernah menerima subsidi perumahan pemerintah (KPR atau pembiayaan rumah swadaya).
  • Tidak memiliki rumah atau memiliki penghasilan tetap atau tidak tetap yang tidak melebihi Rp 8 juta per bulan. Namun, dalam kebijakan terbaru, batas penghasilan maksimal akan diperluas menjadi Rp 12 juta untuk individu lajang dan Rp 13 juta untuk yang sudah berkeluarga.

Syarat Khusus Berdasarkan Profesi

  1. Jurnalis: Wartawan harus terdaftar di perusahaan penerbitan pers yang telah terverifikasi oleh Dewan Pers. Pendaftaran dilakukan melalui Kementerian Komunikasi dan Digital, yang bekerja sama dengan Dewan Pers dan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk verifikasi data.
  2. Guru: Guru, baik PNS maupun honorer, harus menyerahkan surat keterangan dari dinas pendidikan setempat yang membuktikan bahwa mereka masih aktif mengajar.
  3. Pengemudi Ojek Online: Pengemudi ojol harus terdaftar sebagai mitra aktif di platform transportasi online dengan masa keanggotaan minimal satu tahun. Bukti pendapatan melalui riwayat transaksi aplikasi juga akan diperlukan sebagai syarat.

Proses Pengajuan dan Verifikasi

Para pekerja yang memenuhi syarat dapat mengajukan rumah subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dikelola oleh BP Tapera dan Bank BTN. Pengajuan ini memerlukan dokumen umum seperti KTP, KK, slip gaji atau bukti penghasilan, serta surat keterangan kerja sesuai dengan profesi masing-masing.

Proses seleksi untuk penerima bantuan rumah subsidi ini akan melalui verifikasi ketat untuk memastikan bahwa bantuan tepat sasaran dan dapat dinikmati oleh mereka yang memang membutuhkan.

Dengan adanya program rumah subsidi ini, diharapkan profesi-profesi penting di masyarakat bisa lebih mudah memiliki tempat tinggal yang layak, sekaligus memperkuat sektor perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Continue Reading

Migas

SIINas, Jurus Jitu Bangun Industri Tangguh

SIINas jadi tulang punggung transformasi industri non-migas lewat data akurat dan real-time, dorong kebijakan berbasis bukti, dan perkuat kontribusi terhadap ekonomi nasional.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Di balik lonjakan investasi dan kontribusi ekspor industri non-migas, ada satu kekuatan tersembunyi yang tengah dipoles pemerintah: SIINas. Sebuah sistem yang bukan sekadar bank data, tapi nyawa dari strategi besar pembangunan industri Indonesia.

Setiap deru mesin pabrik, setiap geliat produksi, dan setiap lonjakan ekspor industri non-migas kini tak lagi sekadar angka-angka di laporan bulanan. Mereka telah menjadi denyut nadi sebuah sistem yang terus hidup dan berkembang: Sistem Informasi Industri Nasional atau SIINas. Diciptakan bukan untuk memajang data, tapi untuk menggerakkan kebijakan dan menyulut efisiensi dalam sektor industri pengolahan non-migas—sektor yang digadang-gadang menjadi tulang punggung perekonomian nasional hingga 2029.

Bayangkan sebuah pusat komando yang bisa melihat pergerakan industri dari Sabang sampai Merauke secara real time. SIINas hadir sebagai lompatan besar di tengah kebutuhan akan data yang bukan hanya akurat, tapi juga mutakhir, dinamis, dan berkelanjutan. Bagi Kementerian Perindustrian, inilah jawaban atas tantangan zaman—ketika dunia menuntut kecepatan, akurasi, dan ketepatan kebijakan. “Pembangunan sistem informasi ini tidaklah mudah,” ujar Adie Rochmanto Pandiangan, Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kemenperin, dengan nada serius. “Tapi ini mutlak diperlukan.”

Lima tahun berjalan, SIINas bukan lagi eksperimen. Ia menjadi denyut utama dalam menyusun langkah strategis industri nasional. Tak bisa dipungkiri, keberadaan data yang terhimpun lewat SIINas telah membantu pemerintah membaca arah angin industri. Mulai dari kenaikan investasi sebesar 23,4 persen di tahun 2024, hingga peningkatan tenaga kerja menjadi hampir 20 juta orang—semua bukan kebetulan. Itu hasil dari kebijakan berbasis data, bukan insting semata.

Sektor industri pengolahan non-migas memang bukan sekadar sektor. Ia adalah fondasi. Tahun 2024, sektor ini menyumbang 17,16 persen dari PDB nasional. Nilainya bahkan mencapai Rp697,5 triliun dalam investasi dan mencetak ekspor lebih dari 196 miliar dolar AS. Tapi pertanyaannya, bagaimana agar semua ini bisa terus bertumbuh? Jawabannya lagi-lagi: data. Bukan sembarang data, tapi data yang hidup—yang bicara, yang memberi peringatan dini, dan yang bisa memandu arah kebijakan.

Di balik layar, SIINas menghubungkan pelaku industri, pemerintah daerah, asosiasi, hingga lembaga riset. Mereka bukan sekadar mengisi form pelaporan, tapi menjadi bagian dari ekosistem digital yang saling terhubung. Tidak ada yang berjalan sendiri. Semua sektor industri kini bisa dilihat performanya. Yang stagnan bisa dianalisis, yang tumbuh bisa diperkuat.

Namun tentu, jalan masih panjang. Kemenperin menyadari bahwa membangun sistem ini adalah satu hal, menjaga ritme dan konsistensinya adalah tantangan lain. “Kami ingin kebijakan yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan dinamika industri, baik di dalam maupun luar negeri,” tegas Adie.

Energi besar tengah digerakkan. SIINas bukan sekadar sistem, ia adalah alat ukur masa depan. Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, Indonesia bukan hanya mengejar target jangka menengah. Tapi lebih dari itu: membangun perekonomian industri yang tangguh, berdikari, dan siap bersaing di panggung global.

Continue Reading

Review

Amerika dan Dunia di Ujung Tanduk

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com –Di balik gemerlap demokrasi dan retorika hak asasi manusia yang selalu dikumandangkan Amerika Serikat, terselip jejak-jejak kelam imperialisme modern yang kian mencemaskan masa depan dunia.

Amerika Serikat, negeri yang kerap mengangkat bendera kebebasan dan keadilan, tengah berdiri di ambang krisis kepercayaan global. Dunia telah lama menyaksikan bagaimana kekuatan adidaya ini tidak hanya mencampuri urusan negara lain, tetapi secara aktif menciptakan ketegangan, perang, dan kerusakan struktural di berbagai belahan bumi. Retorika tentang demokrasi sering kali menjadi kedok manis untuk ambisi-ambisi geopolitik yang tidak segan menyulut konflik dan mengorbankan jutaan jiwa.

Di Timur Tengah, luka-luka yang ditinggalkan belum sembuh. Irak, Suriah, Libya—semuanya menjadi ladang eksperimen atas kebijakan luar negeri Amerika yang destruktif. Perang dilancarkan atas nama kebebasan, namun hasilnya adalah kehancuran negara, runtuhnya peradaban, dan munculnya kelompok-kelompok perlawanan di cap radikal dan di labeli teroris.

Tak bisa di bayangkan, mereka yang melawan karena ditindas malah dituduh penjahat sementara negara penjajah dielu-elukan sebagai bangsa yang menjunjung hak asasi manusia.

Dunia tahu siapa dalang dari semua ini, tetapi suara-suara perlawanan kerap dibungkam oleh dominasi media dan kekuatan politik yang dimiliki Washington.

Tak hanya itu, ambisi ekspansionis Amerika terlihat jelas ketika secara terang-terangan ingin mencaplok Greenland, wilayah otonom yang berada di bawah Denmark. Upaya ini bukan hanya bentuk arogansi kekuasaan, tapi juga menunjukkan betapa Amerika merasa berhak atas segala sesuatu yang strategis dan menguntungkan secara ekonomi maupun militer. Terusan Panama pun tak luput dari incaran mereka—jalur perdagangan vital dunia yang ingin mereka kontrol sepenuhnya demi kepentingan ekonomi dan militer mereka sendiri.

Amerika juga tak ragu menyulut konflik dengan kekuatan besar lain seperti Rusia. Alih-alih mencari jalur diplomasi, mereka memilih membiayai kelompok-kelompok separatis dan memperluas pengaruh NATO hingga ke perbatasan negara yang mereka anggap rival. Ketegangan di Ukraina dan wilayah sekitarnya adalah bukti nyata betapa Amerika tidak segan menyalakan api perang baru demi mempertahankan hegemoni global mereka.

Di banyak negara, Amerika hadir bukan sebagai penyelamat, tapi perusak dari dalam. Mereka mendanai kelompok separatis, memicu instabilitas, dan mengintervensi politik domestik melalui berbagai cara—baik terang-terangan maupun tersembunyi.

Demokrasi dijual sebagai produk ekspor, padahal dalam praktiknya, mereka sendiri sering kali menutup mata terhadap kudeta, pelanggaran HAM, dan pemilu curang—selama itu menguntungkan kepentingan mereka.

Ironi terbesar tampak dalam sikap Amerika terhadap Palestina. Di saat dunia menyaksikan genosida sistematis yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina, Amerika justru tampil sebagai pelindung utama. Mereka memveto resolusi-resolusi penting di PBB, menyuplai senjata, dan memberikan dukungan politik tanpa syarat kepada Israel. Dalam hal ini, prinsip demokrasi dan hak asasi manusia seolah menjadi selektif: berlaku bagi yang tunduk, diabaikan bagi yang melawan.

Kita patut bertanya: sampai kapan dunia akan membiarkan satu negara bertindak bak dewa di panggung global, menentukan siapa yang berhak hidup dan siapa yang harus hancur? Sampai kapan kekuatan uang dan militer dijadikan alat untuk membungkam keadilan dan nurani? Amerika boleh saja membungkus semua tindakan mereka dalam jargon-jargon idealistik, tapi dunia telah lama melihat wajah aslinya.

Sebuah kehancuran moral dan politis tengah mengintai Amerika, dan dunia harus bersiap untuk tak hanya menyaksikan, tetapi mengambil sikap.

Rezim di Amerika, siapapun presiden dan wakil presidennya, akan terus menghancurkan fondasi perdamaian dan keadilan internasional.

Dunia bukan milik satu negara, dan masa depan tidak boleh dikendalikan oleh tangan-tangan yang berlumur darah sejarah.

Mungkinkah ini pertanda, imam mahdi sudah di depan mata? sebentar lagi akan datang.

Datangnya Imam Mahdi bukan sekadar narasi spiritual, melainkan momen monumental yang mengguncang tatanan lama dan membuka jalan bagi era keemasan. Dalam pusaran kekacauan global—korupsi merajalela, kesenjangan sosial menganga, nilai-nilai luhur diinjak-injak—sosok ini hadir sebagai penyeimbang, penyatu, dan pembebas.

Dengan kepemimpinan yang penuh hikmah dan keberanian, Imam Mahdi akan menghancurkan tirani, membangkitkan semangat keadilan, dan menghidupkan kembali nilai-nilai kemanusiaan sejati. Tak ada lagi dominasi kekuatan zolim, tak ada lagi ketakutan bagi yang lemah. Dunia akan menyaksikan transformasi masif—sistem yang korup runtuh, kebenaran bersinar, dan solidaritas antarumat manusia menguat.

Masa keemasan bukan sekadar impian, tapi realitas yang dibangun dari kebangkitan spiritual dan kesadaran kolektif. Dunia akan berdetak dalam irama kedamaian, keadilan, dan keberkahan. Inilah momentum kebangkitan, saat sejarah menulis ulang dirinya dengan tinta cahaya, dan umat manusia meraih kembali martabatnya yang hakiki.

Continue Reading

Review

Dolar Terpuruk di Era Trump

Dolar AS melemah tajam di bawah kepemimpinan Trump, tertekan oleh kebijakan tarif dan potensi resesi, memperlihatkan keraguan pasar terhadap arah ekonomi dan strategi geopolitik AS.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Ketika Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, dunia menunggu gebrakan kebijakan ekonominya. Tapi bukan kekuatan dolar yang muncul ke permukaan, melainkan tanda-tanda keterpurukan. Awal tahun 2025, indeks dolar (DXY) masih berada di angka 109,35—namun dalam waktu kurang dari tiga bulan, posisinya amblas ke level 100,06. Penurunan hampir 8,5% ini bukan sekadar angka. Ia adalah simbol dari kegamangan pasar global terhadap arah ekonomi negara adidaya.

Hari Kamis, 10 April 2025, menjadi catatan merah bagi mata uang Paman Sam. Dalam satu hari, dolar tercatat anjlok 1,98%—penurunan paling tajam selama periode 20 Januari hingga 11 April. CNBC International menyoroti bagaimana kebijakan agresif Trump, khususnya soal perdagangan, memperburuk tekanan pada dolar. Dulu, banyak pihak berharap tarif yang diberlakukan akan memperkuat posisi mata uang ini. Tapi kenyataan menunjukkan arah yang jauh berbeda.

Bukannya memperkuat ekonomi, tindakan Trump justru membuat investor asing meradang. Alih-alih menanamkan modal, mereka melakukan aksi jual besar-besaran terhadap saham dan obligasi AS. Ini bukan hanya mencerminkan ketakutan terhadap dampak kebijakan, tapi juga sinyal bahwa kepercayaan terhadap prospek ekonomi AS tengah goyah.

Dampak lain pun segera terlihat di pasar global. Yen Jepang dan franc Swiss—dua mata uang yang dikenal sebagai ‘safe haven’ di saat ketidakpastian—menguat signifikan. Dolar, sebaliknya, kehilangan tempat di hati investor yang biasanya mengandalkannya sebagai pelindung saat badai pasar datang. Tentu saja, ini bukan skenario yang diharapkan oleh siapa pun di Gedung Putih.

Sumber dari Refinitiv menunjukkan bahwa pelemahan dolar tak lepas dari meningkatnya kekhawatiran akan potensi resesi di AS. Trump memang datang dengan gaya lama: gemar mengguncang status quo, bermain di medan tarif, dan menempatkan China sebagai musuh nomor satu. Tapi kali ini, strategi tersebut seperti menembak kaki sendiri.

Pemerintahan Trump telah menetapkan tarif dasar terhadap China sebesar 145%—angka mencengangkan yang bahkan melampaui janji kampanyenya sendiri yang hanya 60%. Tak berhenti di sana, Trump juga nyaris menerapkan tarif menyeluruh 10% ke seluruh dunia, sebelum akhirnya memilih menunda rencananya selama 90 hari untuk semua negara kecuali China.

Tindakan ini, menurut Trump, diambil karena “orang-orang mulai berisik dan takut.” Tapi pasar lebih dari sekadar ‘berisik’. Mereka resah. Mereka menilai kebijakan ini bukan sebagai langkah proteksi, melainkan bentuk isolasi ekonomi yang tak bijak.

China sendiri tak tinggal diam. Negeri Tirai Bambu menaikkan tarif balasan terhadap AS menjadi 84%. Perang dagang yang seharusnya bisa diselesaikan lewat meja perundingan kini menjelma menjadi pertandingan ego, dengan risiko besar bagi kestabilan ekonomi global.

Strategi Trump juga mencerminkan manuver geopolitik yang lebih luas. Dalam menyusun blok perdagangan alternatif, tim ekonominya mulai mendekati Korea Selatan, Jepang, India, hingga Vietnam. Langkah ini tampak sebagai upaya untuk membentuk barikade ekonomi guna menekan posisi China. Tapi tanpa kerja sama yang kuat dan strategi diplomatik yang seimbang, ini justru bisa menjadi bumerang yang merugikan semua pihak.

Kini, dunia menyaksikan, apakah Trump bisa mengendalikan arah kebijakan dengan lebih hati-hati, atau justru kembali menjadi arsitek dari ketidakpastian ekonomi global. Yang jelas, dolar—sebagai barometer kekuatan AS—sedang berbicara lantang: pasar tidak lagi sebegitu yakin pada janji-janji populis yang penuh risiko.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



Sportechment1 hour ago

Kapan Timnas Indonesia Lawan Korut di Perempat Final Piala Asia U-17 2025? Ini Jadwalnya

News2 hours ago

Mendikdasmen Mu’ti Kembali Hidupkan Jurusan IPA, IPS dan Bahasa, Gantikan Kurikulum Era Nadiem

Sportechment3 hours ago

Tempati Posisi Ketiga di Sesi Practice MotoGP Qatar 2025 Buat Marc Marquez Terkejut

Sportechment3 hours ago

Cina Kurangi Impor Film Amerika Imbas Tarif Gila AS, Trump Respon Begini

Sportechment4 hours ago

Kisah Sukses Titiek Puspa Geluti Bisnis Katering, Langganan Istana

Sportechment5 hours ago

Kata-kata Bojak Hodak Usai Persib Bandung Diimbangi Borneo FC

News5 hours ago

Hore! Jurnalis, Guru dan Ojol Bakal dapat Rumah Subsidi, Baca Syaratnya

Migas10 hours ago

SIINas, Jurus Jitu Bangun Industri Tangguh

Review10 hours ago

Amerika dan Dunia di Ujung Tanduk

Review11 hours ago

Dolar Terpuruk di Era Trump

News15 hours ago

Mendikdasmen Luncurkan Buku Panduan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

News15 hours ago

Panama Izinkan Pasukan AS Masuk Terusan Panama, Lha Kok Bisa?

Sportechment16 hours ago

Tampil Cemerlang, Mario Aji Raih Posisi Ketujuh di FP1 Moto2 Qatar 2025

Sportechment16 hours ago

Arne Slot Minta Liverpool Rekrut Striker Asal Swedia Usai Perpanjang Kontrak Mo Salah

Review16 hours ago

Rupiah Menguat, Pasar Tetap Waspada

News18 hours ago

MUI Apresiasi Kinerja Polri Amankan Mudik Lebaran

Ruang Sujud20 hours ago

Menanamkan Adab Berdiskusi Sejak Dini pada Anak dan Remaja

News21 hours ago

Jurus Sakti Bahlil Hadapi Trump

News21 hours ago

Prabowo Disarankan Alihkan Impor ke AS

News21 hours ago

Gen Z Dorong RI Jadi Raksasa Kreatif