MONITORDAY.COM – Lembaga pendidikan Islam mewajibkan hijab bagi siswa perempuannya merupakan hal yang wajar. Namun bagaimana jika ada sekolah Islam tak mewajibkan hijab bagi siswinya?
Hal ini benar-benar terjadi di SMA Muhammadiyah Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Di daerah dengan penduduk mayoritas Katolik tersebut, siswa-siswi yang beragama non-muslim banyak bersekolah di Amal Usaha Muhammadiyah.
Hal ini disampaikan oleh Fajar Riza Ul Haq, penulis buku Kristen Muhammadiyah dalam Diskusi Virtual yang diselenggarakan oleh Hati Pena TV pada Kamis, 9 November 2023.
Dalam acara yang bertajuk Kristen Muhammadiyah, Aliran Baru?, Fajar menceritakan pengalamannya melakukan penelitian di tiga tempat, Ende Flores, Putussibau Kalimantan Barat dan Yapen Waropen Papua.
“SMA Muhammadiyah Ende yang sudah hadir sejak tahun 50-an membebaskan siswanya yang non muslim untuk mengikuti atau tidak ikut pelajaran Al Islam. Untuk mata pelajaran Kemuhammadiyahan tetap diajarkan karena lebih kepada mengenal profil organisasi Muhammadiyah, siswi muslimah dibolehkan tidak memakai jilbab,” ujarnya.
Fajar menambahkan bahwa Pendidikan agama bagi siswa Muhammadiyah yang beragama Katolik diperoleh di luar sekolah jauh sebelum perdebatan tentang UU Sisdiknas.
“Siswa katolik diperbolehkan belajar agamanya di Paroki masing-masing. Hal ini terjadi sejak tahun 1971. Di Ende hubungan antara minoritas Muslim dan mayoritas Katolik relatif harmonis, bahkan mempunyai akar kekerabatan yang sama. Di Ende juga tumbuh kelompok muslim tradisional,” tambahnya.
Fenomena yang berbeda ditemukan oleh Fajar di daerah Putussibau Kalimantan Barat. Dimana sekolah Muhammadiyah di daerah tersebut mewajibkan jilbab bagi siswanya yang non muslim. Namun menurut Fajar, hal tersebut dilatarbelakangi oleh sekolah Kristen yang juga mewajibkan siswa muslim untuk belajar agama Kristen.
“SMA dan SMK Muhammadiyah Putussibau Kalimantan Barat menerapkan kewajiban jilbab bagi siswi non muslim saat sekolah. Hal sebagai respon kepada sekolah kristen yang mewajibkan siswa muslim yang sekolah di sana untuk mengikuti pelajaran Kristen,” tutupnya.