Dalam ayat suci Al-Qur’an QS. Al-Hadid: 22, ditegaskan bahwa takdir ilahi telah mengatur segala peristiwa yang terjadi di bumi dan dalam kehidupan individu sebelum penciptaannya. Ini adalah keyakinan mendasar dalam agama Islam yang mengajarkan bahwa setiap bencana dan kejadian telah tertulis dalam kitab ilahi.
Tinta pena takdir telah mengering, dan setiap aspek kehidupan telah ditetapkan. Dalam QS. At-Taubah: 51, Allah mengingatkan kita bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup kita adalah hasil dari ketetapan-Nya. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak merasa bahwa peristiwa tersebut dapat mengubah takdir kita.
Keyakinan ini adalah sumber ketenangan. Jika kita meyakininya dengan kuat, maka setiap bencana akan dilihat sebagai karunia, setiap ujian sebagai anugerah, dan setiap peristiwa sebagai penghargaan dan pahala. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Hadits, “Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki menjadi baik maka ia akan diuji oleh-Nya.”
Oleh karena itu, kita seharusnya tidak merasa gundah atau sedih atas penyakit, kematian, kerugian, atau bencana. Semua ini adalah bagian dari takdir ilahi, dan kita harus menerima mereka dengan kerelaan hati. Usaha dan usaha kita mungkin dapat membantu, tetapi akhirnya keputusan ada di tangan Allah.
Ketentuan sudah terjadi, dosa-dosa telah diampuni, dan pahala telah diberikan kepada mereka yang bersabar dan menerima dengan kerelaan hati apa yang Allah tentukan. Seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an QS. Al-Anbiya: 23, Allah tidak akan diminta pertanggungjawaban atas tindakan-Nya, tetapi manusia akan diminta pertanggungjawaban atas tindakan mereka sendiri.
Ketika kita benar-benar memahami qadha’ dan qadar (ketentuan ilahi), kita tidak akan terjebak dalam kecemasan dan penyesalan. Tinta pena takdir telah mengering bersama dengan segala yang akan kita alami, dan kita harus memahami bahwa kita tidak dapat mengubahnya. Jangan biarkan diri Anda tenggelam dalam kesedihan atau penyesalan. Sebaliknya, serahkan diri Anda kepada takdir dan terimalah segala yang terjadi sebagai bagian dari rencana-Nya.
Sebagai manusia, kita harus menjalani hidup dengan keyakinan bahwa apa pun yang Allah kehendaki akan terjadi. Jangan meratapi hal-hal yang telah terjadi atau berandai “seandainya” karena takdir Allah tidak dapat diubah. Percayalah pada ketetapan ilahi, dan Anda akan menjalani hidup dengan ketenangan dan keteguhan hati.