Monitorday.com- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan BUMN untuk produk UMKM dalam Bazaar yang digelar setiap sebulan sekali mencapai senilai Rp9,8 miliar.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementrian BUMN, Loto Srinaita Ginting memaparkan dari Januari sampai dengan Oktober tercatat ada 11.988 frekuensi transaksi dengan volume mencapai Rp9,8 miliar.
“Sampai dengan Oktober 2023 volume transaksi yang dihasilkan mencapai Rp9,8 miliar dengan melibatkan 1.083 UMKM,” ujarnya, Minggu (12/11/2023).
Loto menjelaskan bazar UMKM yang dilakukan secara bergilir oleh sejumlah perusahaan BUMN dengan menghadirkan UMKM binaan unggulan menjadi sarana bagi para UMKM untuk memperluas pasar baik secara luring maupun daring melalui platform digital PaDi UMKM. Termasuk juga menambah pembeli yang tidak hanya Business To Customer (B2C), tetapi juga Business To Business (B2B).
Menurutnya, Bagi UMKM yang sudah mendapatkan pembinaan, maka mereka membutuhkan kegiatan-kegiatan semacam ini. Baik pameran, bazar ataupun juga business matching atau pameran yang memang bisa memperluas jangkauan pasar mereka yang eksisting.
Loto juga tak menampik dampak perlambatan konsumsi yang telah dialami oleh UMKM.
Kementerian BUMN, lanjut Loto, juga mendukung para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk melakukan substitusi impor, dan mendorong perusahaan-perusahaan BUMN untuk memberi kepercayaan dengan membeli hasil produksi pelaku UMKM.
Dia meyakini bahwa substitusi impor akan meningkatkan ketangguhan dan ketahanan industri di dalam negeri. Substitusi impor, kata Loto, akan memperbanyak peredaran produk-produk dalam negeri, serta dapat meningkatkan daya saing.
“Kalau mampu melakukan substitusi impor dengan produksi sendiri, itu didukung oleh pemerintah,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga untuk mendukung peningkatan tingkat kandungan dalam negeri, produk Indonesia.
“Masih cukup banyak peluang, di mana produk-produk impor bisa kita produksi di tingkat lokal. Pada akhirnya, kita memiliki satu produk yang meningkat daya saingnya,” kata Loto.
Vice President TJSL, Aset, dan Umum PT Bio Farma Tjut Vina Irviyanti menyampaikan Bio Farma Group berharap bazar tersebut mampu membantu UMKM untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kualitas produk.
“Kita berkolaborasi dengan Sarinah, PaDi UMKM, dan Kementerian BUMN. Mudah-mudahan acara ini tidak berhenti di sini tapi kedepannya kita bisa lebih baik membantu dan membina pihak-pihak UMKM yang ada,” ucapnya.
Direktur Sumber Daya Manusia PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), Dharma Syahputra mengatakan pembinaan UMKM dilakukan secara bertahap.
Pada tahun pertama, pembinaan difokuskan untuk mengembangkan bisnis secara umum. Tahun kedua, mendampingi UMKM untuk mengelola perizinan termasuk cara branding dan pada tahun kedua fokus kepada digitalisasi.
“Tahun ketiga kami masuk kepada UMKM bisa mengoptimalisasi digital dan online termasuk PaDi UMKM. Saat ini sudah ada 10 produk kami yang masuk ke PaDi UMKM,” terangnya.