Monitorday.com – Prabowo Subianto sudah berubah. Hal itu diyakini publik kala dia sering menunjukan gesture santai lewat pernyataannya di media dan aksinya di muka publik.
Salah satu gaya khasnya, berjoged. Seperti yang dia tunjukkan sesaat setelah mendapat nomor urut pilpres di KPU tempo hari.
Prabowo juga mendapatkan julukan Si Gemoy. Netizen seakan lupa wajah garang dan teriakan bahkan gebrakan meja podium yang sering dia tampilkan pada saat kampanye di 2019.
“Namanya juga sudah kalah dua kali,” kata Prabowo.
Joged Prabowo ini menjadi khas dan cukup mencuri perhatian banyak kalangan, mulai dari emak-emak hingga generasi milenial yang gemar bermain TikTok.
Prabowo mengaku bisa menari tarian Jawa Timuran, Jaipongan dan sejenisnya.
Joged Prabowo tidak dibentuk dengan tiba-tiba. Menteri Pertahanan itu mengungkapkan kegemarannya menari banyak dipengaruhi oleh irama musik, juga oleh pengalamannya selama mengabdi di TNI.
Menurut Prabowo gerakan semacam itu juga menjadi joget andalan almarhum ayahnya, Sumitro Djojohadikusumo, semasa masih hidup.
Dengan joget seperti itu, Ketum Partai Gerindra itu seolah ingin memberikan pesan kepada rakyat bahwa demokrasi itu menyenangkan, tidak perlu baperan (bawa perasaan), apalagi tegang karena pemilu 2024 merupakan pesta demokrasi yang harus dapat dinikmati semua pihak.
Namun apakah benar, Prabowo dan jogednya itu untuk membuat suasana lebih menyenangkan dan membahagiakan?
Ataukah joged Prabowo adalah choping mechanism; Prabowo berusaha menyembunyikan kegelisahannya? Maklum, usianya saat mendaftar di KPU sudah 72 tahun. Ini berarti terakhir kalinya dia akan mengikuti Pilpres.
Kali ini, dibantu ‘Tim Inti’ dari Jokowi, Image Prabowo nampak digeser dari Jenderal Pemarah jadi Bapak-bapak Gemoy. Lewat tingkah nyeleneh dan jogedannya, Prabowo paham 60% pemilih nanti adalah generasi muda. Untuk menggaetnya perlu citra yang lebih santai.
Di lain sisi, Prabowo berpesan kepada seluruh kandidat capres cawapres, siapapun yang menang Indonesia harus tetap bersatu dan menjaga kedaulatan Indonesia. Kontras dengan apa yang terjadi di edisi terakhir Pilpres di tahun 2019.
Pilpres 2024 adalah perjudian terakhir Prabowo, Apakah kegemoyan-nya bisa membawanya ke tampuk tertinggi kekuasaan? Jawabannya ada di tanggal 14 Februari mendatang. Hasil survei menunjukan elektabilitasnya selalu berada di urutan teratas.
Berbekal hasil survei tersebut, naga-naganya, kegemoyan Prabowo sudah menunjukan hasilnya.