Monitorday.com- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menceritakan Presiden Jokowi kaget saat menerima laporan adanya korupsi yang dilaporkan Menhan Prabowo Subianto di Kemhan. Hasim mengatakan Prabowo telah membatalkan kontrak dengan potensi korupsi dengan nilai Rp 51 triliun itu.
“Pak Jokowi waktu Pak Prabowo lapor ke Pak Jokowi mengenai korupsi di Kementerian Pertahanan, kalau Pak Jokowi kaget. Dan Pak Jokowi bilang, ‘Lanjutkan berantas korupsi di Kemhan terus dan saya dukung’,” ucap Hashim saat ditemui di Hotel Merlynn Park, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Hashim lalu menceritakan peristiwa korupsi yang terjadi di Kemhan. Ia mengatakan di awal kepengurusan Prabowo menjadi Menhan, kontrak Rp 51 triliun telah tersedia di mejanya.
“Waktu Pak Prabowo diangkat sebagai menteri pertahanan, bulan-bulan pertama, di atas meja dia ada kontrak-kontrak yang harus dia tanda tangani senilai Rp 51 T. Rp 51 T di atas meja dia,” ucapnya.
“Dan waktu itu kami sudah dapat laporan, saya dapat laporan, di kontak ini korupsi mark up-nya gila. Ini lebih gila, ini gila. Ini gila, gilanya memang melampaui gila,” sambungnya.
Dalam kontrak yang ada di meja Prabowo, terdapat mark-up yang mencapai 1.250 %. Harga senjata yang awalnya USD 800 di-mark-up menjadi USD 10.800.
“Ada satu kontrak mark-up-nya 1.250 %. Ada satu senjata harga pabrik 800 dolar satu senjata senapan canggih, yang datang ke mejanya Prabowo harganya 10.800 dolar,” katanya.
“Bisa dihitung, harga asli 800 dolar, yang datang ke meja menteri pertahanan, 10.800 dollar. Mark-up-nya saya hitung. Dan waktu saya lapor ke kakak saya, dia tidak mau percaya karena dia sudah bicara bocoran-bocoran berapa tahun. Dia dikritik sebagai ‘prabocor’ karena orang nggak mau percaya. Tapi yang diduga orang lebih jelek lagi. Ada orang yang lebih rakus lagi dari orang rakus,” tambahnya.
Lebih lanjut, Hashim lalu menyinggung para koruptor di Indonesia yang sudah melampaui batas normalnya. Ia pun bangga akan aksi sang kakak yang berani membatalkan semua kontrak yang ada di mejanya yang mencapai Rp 51 triliun.
“Kerakusan di Indonesia ini sudah melampaui batas. Batas yang gila, lebih gila lagi. Ini adalah uang kalian, uang yang mau dirampok adalah is your money,” ujarnya.
“Dan saya berbangga. Pak Prabowo lihat kontrak-kontrak di sini itu hampir semua ada korupsi. Dia tidak ada waktu untuk tender ulang. Apa yang terjadi? Dia batalkan semua kontrak. Dia batalkan kontrak-kontrak senilai Rp 51 T. Dari pada dia merestui korupsi karena dia sudah tau ini korupsi,” tambahnya.
Kemudian, Hashim menyebut Prabowo bisa saja mengambil satu atau dua persen uang itu yang telah mencapai nominal miliaran rupiah itu. Ia bersaksi bahwa sang kakak telah menyelamatkan uang rakyat Indonesia dari para tangan koruptor.
“Kalau Prabowo jahat, dia minta aja 1 persen dari rekanan, satu persen dari Rp 51 T berapa? Rp 510 M. Bisa paham kan? Kalau dia minta lima persen saja, Rp 2,5 T bukan?” ujarnya.
“Prabowo menolak godaan, saya bersaksi, saya saksi. Dia selamatkan uang kalian, your money, itu uang kalian. Dia selamatkan, ya Rp 15-20 T, dari tangan-tangan koruptor,” pungkasnya.