Monitorday.com – Akademisi dari UIN Syarif Hidayatullah, Siti Musdah Mulia menyatakan bahwa perempuan harus menjadi sasaran prioritas dalam penanggulangan terorisme dan radikalisme.
Ia mengungkapkan bahwa pola perekrutan jaringan teror sering dimulai dengan merekrut kaum perempuan sebagai ibu yang berperan penting, sehingga perempuan menjadi fokus utama.
Musdah menjelaskan bahwa perempuan di Indonesia mudah terlibat radikalisme karena kelompok radikal tahu bahwa perempuan cenderung tertarik pada isu agama.
Oleh karena itu, perempuan perlu mendapatkan edukasi dan pemahaman keagamaan yang baik dan moderat untuk mencegah pemahaman agama yang intoleran dan radikal.
Musdah menyoroti indoktrinasi yang membuat perempuan tunduk tanpa hak bertanya, dan mengajukan perlunya kemampuan kritis terhadap narasi atau argumentasi agama.
Ia menekankan pentingnya peran pemerintah, tokoh masyarakat, dan keluarga dalam menanamkan kemampuan ini.
Musdah juga menyarankan agar upaya penanggulangan terorisme tidak bersifat ad hoc, melainkan perlu program berkesinambungan yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk guru, ibu rumah tangga, dan kelompok pengusaha.
Menurutnya, penanggulangan radikalisasi perempuan merupakan langkah krusial untuk menjaga stabilitas Indonesia.