MONITORDAY.COM – Koalisi gerakan pro-Palestina di negara-negara Teluk meluncurkan kampanye untuk memboikot universitas-universitas di Inggris yang diduga berkontribusi terhadap genosida di Gaza.
Gulf Coalition Against Normalization (Gulf CAN) menyerukan kepada para mahasiswa untuk tidak mendaftar di universitas-universitas tersebut.
Gulf CAN juga meminta agen-agen yang dikontrak untuk memutus hubungan dengan universitas tersebut.
Kementerian pendidikan diminta untuk mencoret universitas-universitas tersebut dari daftar penerima beasiswa.
Mereka juga menyerukan untuk mengakhiri hubungan dengan perusahaan-perusahaan yang memasok senjata ke Israel.
Gulf CAN adalah sebuah organisasi payung terdiri dari kelompok-kelompok aktivis dari Qatar, Bahrain, dan Kuwait.
Organisasi ini bertujuan untuk mengkoordinasikan kampanye di negara-negara Teluk untuk menentang Zionisme.
Mereka juga menentang normalisasi dengan Israel di wilayah tersebut.
Universitas-universitas di Inggris diduga terlibat dalam genosida di Gaza.
Gulf CAN menyerukan boikot terhadap universitas Inggris tertentu.
Universitas dalam daftar Gulf CAN telah menginvestasikan lebih dari 34 juta poundsterling pada perusahaan-perusahaan terkait Israel.
Universitas-universitas tersebut diduga melindungi pendudukan dengan menekan demonstrasi mahasiswa.
Penindasan tersebut termasuk penggunaan kekerasan fisik, pelecehan seksual, dan pencopotan jilbab.
Universitas-universitas tersebut telah kehilangan £600.000 karena kampanye Gulf CAN.
Negara-negara Teluk merupakan pasar besar untuk visa belajar Inggris yang disponsori.
Inggris tetap menjadi tujuan utama pelajar dari Bahrain.
Universitas di seluruh dunia menghadapi tekanan untuk mencabut investasi dari perusahaan terkait Israel.