Monitorday.com – Angka inflasi Indonesia tergolong rendah. Tahun 2023, total inflasi sebesar 2,61 persen, dan merupakan yang terendah sejak 1999 atau setelah reformasi, yakni 2,01 persen.
Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Kiki Verico menyampaikan ada tiga hal yang membuat inflasi Indonesia tetap berada di level yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Kiki mengatakan hal yang menjadi faktor penahan inflasi tersebut yakni disiplin fiskal, tingginya antusiasme penggunaan ekonomi digital, serta performa logistik di Indonesia.
Dirinya menjelaskan disiplin fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah yakni adanya penerapan batas defisit keuangan, serta penerapan rasio utang terhadap produk domestik bruto (Gross Domestic Product/GDP)
“Kita di Undang-Undang Keuangan Negara, ‘public debt’ itu maksimal 60 persen per GDP, ‘annual budget’ defisit 13 persen per GDP,” ujar Kiki, Dalam diskusi Gambir Trade Talk ke-14 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan di Jakarta, Rabu (15/5).
Dia mengatakan antusiasme penerapan ekonomi digital yang tinggi di tanah air, secara langsung bisa menurunkan biaya transaksi, serta asimetris informasi, sehingga bisa menjaga inflasi RI tetap stabil.
Selanjutnya, performa logistik Indonesia yang didukung oleh infrastruktur yang baik membuat penyaluran sebuah produk menjadi lebih cepat, aman, serta menurunkan biaya distribusi.
“Jadi truk-truk itu sekarang sudah (lewat tol), dan semua serba digital, jadi tidak ada ‘high cost economy’ di situ,” demikian kata Kiki Verico.