Monitorday.com – Sistem pertahanan Nasional itu ibarat aurat tubuh manusia, boleh dibicarakan namun tidak dipertontonkan. Capres No urut 1 Anies Baswedan dan Capres No Urut 3 Ganjar Pranowo dinilai tidak peka dengan sistem pertahanan nasional. Keduanya justru terlihat memaksa Prabowo yang merupakan Menhan saat ini untuk menelanjangi pertahanan nasional.
Selain itu, Anies dan Ganjar hanya ingin mempermalukan Prabowo Subianto, Capres No urut 2 dengan pertanyaaan bahkan pernyataan terkait kinerja Menhan Prabowo, mulai dari angka 5 hingga 11 dari 100.
Sosok Anies dan Ganjar memang bukan negarawan sejati yang hanya bisa melakukan beragam pencitraan. Jika Anies dengan naturalisasi yang tidak ada wujudnya, dan Ganjar dengan Tik Tokan yang tidak jelas.
Pengamat Politik dan Sishankamrata HM Anwar angkat bicara terkait Debat Capres yang diduga membuli Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia. Jakarta, Minggu malam, 7 Januari 2024.
Menurut Anwar, Anis dan Ganjar lebih senang jika rahasia negara Republik Indonesia diumbar ke publik.
Bagi Anwars, keduanya memang kurang cocok disebut Negarawan karna pertanyaannya yang terkesan membullying sistem pertahanan Negara Republik Indonesia (SISHANKAM).
Ada apa gerangan hingga mereka seperti itu?
“Pertanyaan yang kurang patut untuk diperdebatkan di publik,”tegas Anwar
Anies dan Ganjar tak henti-hentinya mendesak Prabowo untuk membuka data terkait pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan beberapa kebijakan lain di Kemhan dengan bahasa yang dinilai kurang patut.
“Bahkan Seolah mereka memberi kesan bahwa “ini loh Negaraku jika kalian ingin menyerbu Negaraku yah 5% dan atau 11% dari seratus”. Mereka terkesan memperolok olok Ketahanan Negaranya sendiri. Seolah mereka bukan bangsa Indonesia yang lahir di Indonesia,” beber Anwar
“Alhamdulillah nya Capres Prabowo Subianto Seorang yang memang Negarawan yang tidak gampang terpancing oleh omongan murahan yang dilontarkan oleh Anis dan Ganjar saat Debat Capres,” tambahnya.
Bahkan Prabowo menjawab dengan santai dan senyum seorang Jenderal Bintang Tiga yang punya pengalaman segudang tentang sitem pertahanan dan keamanan.
Anwar memperingati Anies dan Ganjar untuk tidak bermain retorika soal sishankam ini karema ini bukan konsumsi publik. Apalagi negara lain bisa mengetahui, tentu ini sangat berbahaya bagi NKRI.
Anwar optimis Prabowo memegang data yang lebih valid.
“Beliau sangat tegas menafsirkan data itu konfidensial. Sebenarnya, beliau bisa saja mengatakan data itu bisa dibagi dua, mana yang Konfidensial untuk Umum dan mana yang harus terbuka dalam negeri,” ujar Anwar.