Monitorday.com – Direktur Eksekutif Institut Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) Fauka Noor Farid memberikan apresiasi kepada calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto atas sikapnya saat Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 yang digelar pada Minggu (7/1) lalu.
Fauka mengatakan bahwa Prabowo menunjukkan sikap kenegarawanan yang baik, karena tidak membocorkan rahasia pertahanan yang seharusnya tidak diketahui publik.
“Saya memuji sikap Prabowo saat debat. Prabowo dapat menunjukkan sikap kenegarawanan yang baik, sebab tidak semua rahasia pertahanan wajib diketahui publik,” ujar Fauka dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/1).
Fauka juga mengatakan bahwa Prabowo menunjukkan adab dan etika sebagai seorang pemimpin. Ia tidak menyerang pribadi lawan-lawannya dengan cara yang tidak pantas, apalagi orang yang pernah berjasa padanya.
“Tidak serta merta menyerang pribadi dengan tendensius, apalagi orang yang pernah berjasa padanya,” katanya.
Fauka menilai bahwa capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo tidak memiliki penilaian yang mendasar terkait alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
Ia mengatakan bahwa yang penting bukan masalah bekas atau tidaknya alutsista, tetapi usia dan masa pakai alutsista tersebut.
“Kalau kapal atau pesawat itu yang dilihat bukan masalah bekasnya, tetapi masa pakai, dan itu sudah dijelaskan sama Pak Prabowo. Bukan berarti kita tidak mampu beli baru, tetapi kan kalau beli baru itu prosesnya lama. Sementara itu, butuh kapal dan pesawat perang untuk menjaga kedaulatan kita,” paparnya.
Fauka juga mengatakan bahwa Anies dan Ganjar perlu mengetahui tentang coast guard yang dimiliki Indonesia, yaitu Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Ia mengatakan bahwa sebelum Prabowo menjabat sebagai menhan, coast guard Indonesia tidak dipersenjatai, tetapi kini sudah dipersenjatai.
“Coast guard kini dipersenjatai dengan menggunakan kaliber 12,7 mm, bukan lagi peluru karet. Artinya, makin sangar dan gagah. Makanya, semakin kuat dan kokoh dalam menjaga kedaulatan Indonesia,” tambahnya.
Fauka juga mengkritik penilaian Anies dan Ganjar terkait kinerja Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang tidak berdasar.
Ia mengatakan bahwa Anies dan Ganjar tidak memiliki tolok ukur dan parameter yang jelas dalam memberikan nilai 5 dan nilai 11 dari 100 untuk kinerja Kemhan. Ia mengatakan bahwa mereka seharusnya melihat prestasi Prabowo yang luar biasa, khususnya di mata bangsa asing.
“Apa dasarnya nilai 5 dan nilai 11 dari 100 itu? Ngawur itu. Sungguh tidak berdasar, tidak memiliki tolok ukur dan parameter yang jelas. Harusnya, mereka lihat prestasi Prabowo sungguh luar biasa, khususnya disegani bangsa asing,” tegasnya.
Fauka mengatakan bahwa pertahanan Indonesia justru memiliki nilai bagus di tataran Asia, bahkan dunia.
Ia mengatakan bahwa peringkat militer Indonesia meningkat setelah Prabowo jadi menhan; sekarang peringkat 13 dari 137 negara. Di Asia, peringkat 8 dari 45 negara. Ada peningkatan. Ia mengatakan bahwa penilaian Anies dan Ganjar itu tendensius dan tak berdasar.
Sementara saat debat, Anies justru melontarkan nilai 11 dari 100 dan Ganjar memberi nilai 5 terhadap kinerja Kemhan di bawah pimpinan Prabowo Subianto.