Monitorday.com – Seorang penguasa memiliki dua pokok tugas yang harus dilaksanakan. Pertama adalah menjaga agama. Kedua, menjaga rasa aman dan kepentingan publik dengan memberi makan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya.
Demikian paparan pembuka oleh Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani saat menjadi keynote speaker di Seminar Kebangkitan Nasional bertema “Peran dan Kontribusi Umat Islam dalam Program Transformasi Bangsa Indonesia Presiden Terpilih Prabowo Subianto” di Bandung, Jawa Barat, Selasa (21/5).
“Itulah dua pokok tugas utama penguasa. Menjaga rasa aman dan memberi makan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya,” ujar Muzani.
Menurut Muzani, sejak zaman kemerdekaan hingga Orde Lama dan Orde Baru, para pemimpin bangsa Indonesia memiliki semangat persatuan dan kesatuan yang sangat kuat. Itu terbukti dari banyaknya upaya menggagalkan Indonesia menjadi negara merdeka dan mandiri.
“Inilah yang disadarkan oleh Pak Prabowo bahwa negeri ini akan bersatu jika para pemimpinnya bersatu. Untuk bersatu rukun, untuk duduk bareng itu bukan suatu hal yang mudah,” katanya.
Lanjut Sekjen Partai Gerindra ini, pengorbanan kepentingan pribadi dan mengesampingkan ego adalah hal yang mutlak dilakukan oleh seorang Prabowo agar para elite politik Indonesia tetap bersatu.
Dia mengatakan, tak sedikit pendukung Prabowo yang memaki dan mencemooh Prabowo ketika memutuskan untuk bersatu dengan presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 lalu.
Ke depan, masih kata Muzani, Indonesia akan menghadapi tantangan yang komplek. Tantangannya adalah pragmatisme, satu paham yang sekarang sedang melanda anak-anak muda yang hanya ingin cepat menikmati hasil, tapi tidak mau melalui proses yang panjang.
Belum lagi, lanjutnya, banyaknya penyalahgunaan para pejabat dari akibat pragmatisme, pelanggaran akibat pragmatisme yang mengabaikan sebuah proses panjang.
“Sehingga pendidikan agama seperti yang dilakukan Darul Hikam adalah upaya untuk menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara kita tetap seimbang,” pungkasnya.
Perlu disampaikan bahwa seminar ini diinisiasi oleh Pusat Data dan Dinamika Ummat (Dinamiku) Darul Hikam yang dihadiri pula oleh Anggota Komisi X DPR RI sekaligus Ketua Yayasan Darul Hikam Sodik Mudjahid, dan Jubir Prabowo Subianto Dahnil Anzar Simanjuntak