Serba-serbi Perseteruan Prabowo Subianto dengan Keluarga Cendana
Sebuah kisah menarik melibatkan Prabowo Subianto dan Keluarga Cendana, terkuak ke permukaan. Prabowo, yang dulunya adalah bagian dari keluarga Presiden Soeharto, kini mengungkapkan titik awal perseteruan mereka.
Prabowo, saat itu menikah dengan putri kesayangan Presiden Soeharto pada tahun 1983, dan bersama-sama menjadi bagian dari Keluarga Cendana selama hampir 15 tahun. Namun, semuanya berubah ketika kekuasaan Soeharto goyah di akhir masa Orde Baru.
Puncaknya terjadi saat tragedi Mei 1998, ketika Prabowo, yang saat itu menjabat Panglima Kostrad, dianggap terlalu dekat dengan tokoh-tokoh penentang rezim Soeharto, seperti Amien Rais, Adnan Buyung Nasution, dan Gus Dur.
Keluarga Cendana, yang telah merasa terhina oleh reformasi yang memaksa Soeharto mundur dari jabatannya, menyalahkan Prabowo atas keterlibatannya dalam gerakan tersebut. Mereka bahkan menilai Prabowo sebagai sosok yang mendukung langkah-langkah yang memaksakan Soeharto turun.
Tindakan Prabowo yang pernah bertemu dengan BJ Habibie untuk membahas penggantian Soeharto, serta kehadirannya dalam pertemuan dengan para petinggi militer, semakin memperburuk hubungannya dengan Keluarga Cendana.
Namun, Prabowo membela tindakannya dengan alasan bahwa langkah-langkah tersebut diambil untuk meredakan kerusuhan di Jakarta pada saat itu. Meski demikian, keputusannya tersebut tidak mendapatkan dukungan dari keluarga besananya.
Dengan pernyataan terbuka ini, Prabowo Subianto membuka lembaran baru dalam kisah perseteruannya dengan Keluarga Cendana, menunjukkan betapa kompleksnya hubungan politik dan pribadi di ranah elit Indonesia.