Monitorday – Gareth Bale dan Eden Hazard, dua pemain yang gagal bersinar di Real Madrid, mengungkapkan beban berat yang mereka rasakan saat bermain di klub raksasa Spanyol tersebut.
Bale, yang sempat menjadi pahlawan dan bagian dari trio maut bersama Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema, mengalami kesulitan dengan cedera dan adaptasi dengan fans. Ia bahkan dikabarkan tidak berusaha belajar bahasa Spanyol.
Sementara Hazard, yang didatangkan dengan harga mahal, lebih banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan karena cedera pergelangan kaki yang kambuhan. Ia bahkan tak pernah bermain di El Clasico.
Keduanya sepakat bahwa atmosfer di Real Madrid sangatlah berat, terutama saat mengalami kekalahan.
“Di Real Madrid, kalau kami kalah, suasananya akan begitu buruk. Besoknya tidak ada yang tersenyum,” ungkap Hazard dalam podcast The Obi One.
“Saat di Chelsea, kalau kalah ya besoknya suasana baik-baik saja. Kekeluargaannya lebih berasa,” imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Bale, yang merasakan kekalahan di Real Madrid seperti kiamat.
“Jika Anda kalah di Real Madrid, dunia seperti berakhir,” tuturnya, dikutip dari AS.
“Di MLS, tidak ada konsekuensinya sih karena juga tidak ada degradasi. Kekalahan di terima di sini, lebih santai,” tutupnya.
Pengakuan Bale dan Hazard ini menunjukkan betapa tingginya tuntutan dan tekanan di Real Madrid. Klub ini tidak mentoleransi kekalahan dan selalu menginginkan kemenangan. Hal ini dapat menjadi beban berat bagi pemain, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan atmosfer seperti itu.
Kegagalan Bale dan Hazard di Real Madrid menjadi pelajaran penting bagi klub dan pemain lain. Real Madrid perlu lebih berhati-hati dalam memilih pemain, dan pemain pun harus siap dengan tekanan dan tuntutan yang tinggi di klub ini.