Monitorday.com – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyampaikan hasil pertemuannya dengan presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas berbagai persoalan bangsa khususnya tentang demokrasi dan kerusakan moral masyarakat.
“Keprihatinan beliau (SBY) terhadap demokrasi yang makin lama makin merusak sendi moral masyarakat, seperti biaya yang sangat tinggi daripada demokrasi yang kita jalankan hari ini,” ujarnya, Rabu (29/5).
Demokrasi berbiaya tinggi melahirkan masyarakat yang mempraktikan politik uang. Hal tersebut sudah menjadi kedaruratan yang harus dievaluasi.
“Berita bagusnya adalah masyarakat sudah sadar berpolitik, tidak lagi mempersoalkan soal agama, ideologi, ras. Tetapi bad news-nya adalah berbiaya tinggi, nomor piro wani piro. Ini yang perlu kita evaluasi.”
Dia pun mengkhawatirkan kondisi ini semakin pragmatis apalagi akan menghadapi pilkada. Namun kita tidak boleh menyalahkan rakyat tetapi sistem politik kita harus dievaluasi.
“Kita tak boleh menyalahkan rakyat. Pesan beliau begitu. Kenapa rakyat kita begitu? Ya karena kita sebagai bangsa belum mampu mendorong peningkatan pendapatan mereka. Daya beli mereka masih jatuh sehingga apapun yang bantu mereka itu yang mereka laksanakan. Nah inilah ada demokrasi berlangsung, maka rakyat kita manfaatkan itu. Tetapi pesan beliau tak boleh salahkan rakyat kita yang perlu kita evaluasi adalah sistem kita,” paparnya.