Monitorday.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan bahwa keterwakilan perempuan di parlemen perlu ditingkatkan untuk menghasilkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender.
Menurutnya, kebijakan inklusif yang menghormati dan melindungi hak-hak perempuan adalah langkah penting dalam mencapai kesetaraan gender.
Bamsoet mengungkapkan bahwa Indonesia berada di peringkat 87 dari 146 negara dalam Indeks Kesenjangan Gender Global, yang menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah untuk mengurangi kesenjangan gender.
Dia menyoroti bahwa meski zaman terus berkembang, ketimpangan gender masih menjadi masalah yang terus muncul di tengah masyarakat.
Menurut Bamsoet, penyebab ketimpangan gender termasuk budaya patriarki dan seksisme yang kuat, serta pola pikir yang menempatkan perempuan di bawah laki-laki.
Keterwakilan perempuan dalam pemerintahan dan proses politik masih minim, terlihat dari rendahnya angka keterpilihan perempuan dalam Pemilu 2024 yang hanya mencapai 21,9 persen dari kuota yang dialokasikan sebesar 30 persen.
Namun, Bamsoet menekankan bahwa kebijakan dan undang-undang saja tidak cukup untuk mencapai kesetaraan gender. Implementasi efektif untuk mengubah budaya yang mendukung kesetaraan gender adalah kunci.
Tantangan terbesar, menurutnya, adalah mengubah stereotip dan norma sosial yang membatasi peran perempuan di masyarakat. Pendidikan dan kampanye kesadaran publik dianggap penting untuk mengatasi tantangan tersebut.
Bamsoet juga menyebut bahwa sektor swasta memiliki peran penting dalam mendukung kesetaraan gender.
Dia mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan ramah gender, seperti kebijakan cuti melahirkan yang lebih baik, fleksibilitas kerja, dan dukungan bagi perempuan dalam posisi kepemimpinan.