Banjir yang melanda Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih meninggalkan dampak serius pada warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat melaporkan bahwa sebanyak 338 jiwa dari 132 Kepala Keluarga (KK) terpaksa bertahan di posko pengungsian karena rumah mereka belum sepenuhnya bersih dari material lumpur dan sampah pasca-banjir.
Hadi Rahmat, Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, mengungkapkan bahwa meskipun banjir sudah surut, namun proses pembersihan material lumpur di puluhan rumah masih berlangsung. Petugas gabungan dari BPBD Kabupaten Bandung, TNI, dan Polri bekerja keras untuk membersihkan rumah-rumah warga agar para korban segera dapat kembali ke tempat tinggal mereka.
“Meski kondisi air sudah surut, masih banyak material lumpur yang saat ini masih kami bersihkan di rumah-rumah warga,” ujarnya.
BPBD Jabar telah menyiapkan posko pengungsian di SMP 1 Dayeuhkolot untuk menampung ratusan korban banjir. Selain itu, BPBD bersama pihak terkait mendirikan dapur umum untuk melayani kebutuhan konsumsi ratusan warga yang masih mengungsi. Hadi menegaskan bahwa kebutuhan dasar seperti pasokan air dan makanan di posko pengungsian tetap menjadi prioritas.
Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan memperhatikan informasi cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana, terutama menjelang puncak musim penghujan pada bulan Februari-Maret di wilayah Bandung Raya.
Sebelumnya, pada Kamis (11/1), curah hujan ekstrem di Kabupaten Bandung menyebabkan jebolnya bibir tanggul Sungai Cigede, menimbulkan banjir hebat yang merendam Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, dan sekitarnya, dengan 2.203 rumah terendam banjir.