Monitorday.com – Lebih dari 1.800 pegawai negeri di Khatlon, Tajikistan selatan, dimobilisasi untuk memperingatkan warga agar tidak bergabung dengan kelompok ekstremis agama.
Kampanye Door-To-Door mendorong warga untuk waspada terhadap kelompok daring yang merekrut pemuda untuk organisasi teroris.
Pemerintah Dushanbe khawatir dengan meningkatnya radikalisme Islam setelah puluhan warga Tajikistan terkait serangan teroris tahun ini.
Gubernur Khatlon, Davlatali Saeed, menyebutkan jumlah anak muda yang bergabung dengan kelompok ekstremis agama sangat tinggi di provinsi tersebut.
Tim Door-To-Door telah mengunjungi lebih dari 620.000 rumah tangga di provinsi Khatlon untuk berbicara dengan pemuda dan orang tua mereka.
Tim ini terdiri dari pejabat pemerintah, anggota dewan lokal, guru, dan dokter yang telah mengikuti pelatihan khusus.
Para pejabat meminta warga untuk mengingatkan kerabat mereka yang bekerja di Rusia agar berhati-hati terhadap perekrut teroris.
Pihak berwenang menyatakan mayoritas warga Tajikistan yang bergabung dengan kelompok ekstremis telah teradikalisasi di Rusia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa 85 persen warga Tajikistan yang bergabung dengan ISIS direkrut saat bekerja di Rusia.
Studi tersebut memperingatkan bahwa ideologi ekstremis agama semakin meningkat di kalangan migran.
Pihak berwenang memperingatkan terhadap “imam internet” yang menggunakan media sosial untuk meradikalisasi pekerja migran.
Hingga Januari, 30 warga Tajikistan telah dituduh melakukan atau merencanakan aksi teror di luar negeri.
Pejabat Rusia menyatakan bahwa serangan mematikan di Crocus Hall Moskow dilakukan oleh empat warga Tajikistan.
Sebanyak 20 tersangka lainnya, sebagian besar warga Tajikistan, ditangkap di Rusia karena membantu serangan tersebut.
Serangan yang diklaim IS-K di Crocus Hall menewaskan 145 orang.
Di Iran, dua warga Tajikistan terlibat dalam bom ganda yang menewaskan 91 orang di Kerman.
Delapan migran Tajikistan ditangkap di AS atas dugaan merencanakan serangan teroris di wilayah AS pada bulan Juni.
Polisi Jerman menangkap seorang pria Tajikistan yang diduga merencanakan serangan terhadap katedral di Jerman dan Austria.
Pihak berwenang Tajikistan sangat khawatir dengan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok ekstremis terhadap keamanan nasional.
Pemerintah terus meningkatkan upaya untuk mengedukasi dan memperingatkan masyarakat terhadap radikalisasi.
Kerjasama internasional semakin diperkuat untuk menangani radikalisasi yang terjadi di luar negeri.
Migran Tajikistan dianggap sebagai kelompok yang paling rentan terhadap perekrutan oleh kelompok teroris.
Pengawasan ketat dilakukan terhadap warga yang bekerja di luar negeri, terutama di Rusia, untuk mencegah radikalisasi.
Pemerintah Tajikistan mengintensifkan kampanye Door-To-Door guna melindungi pemuda dari bahaya ekstremisme agama.