Monitorday.com – Jagat media sosial ramai dengan kemunculan buku “Gibran The Next Presiden” yang rencananya akan diluncurkan di Hotel Solia Zigna, Laweyan, Solo, pada Jumat (14/6) esok.
Dalam cuitan yang dipublikasikan sejumlah pengguna media sosial X, acara peluncuran buku itu diisi talkshow oleh Ahmad Bahar, penulis buku “Gibran The Next Presiden”. Buku ini diterbitkan oleh Hikam Media Utama Bantul, Yogyakarta.
Ahmad Bahar sebelumnya pernah menulis buku “Menang Ora Opo-Opo Kalah Yo Wis”, yang juga membahas Gibran Rakabuming Raka. Buku tersebut terbit pada 2020, tahun yang sama saat putra sulung Presiden Joko Widodo itu maju sebagai Wali Kota Solo.
Talkshow ini juga menghadirkan Akademisi UGM Aprinus Salam dan Jurnalis Solo Syifaul Arifin sebagai narasumber. Gibran sendiri juga dicantumkan sebagai narasumber, meski diberi keterangan masih dalam konfirmasi.
Namun, penyelenggara acara kemudian mengumumkan pembatalan agenda perilisan buku tersebut tanpa memberikan alasan. Kejadian ini menjadi viral dan memicu berbagai tanggapan di media sosial.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun, memberikan pandangannya mengenai buku ini. Ia mengatakan kecakapan Gibran sebagai presiden masa depan akan diuji ketika Presiden Joko Widodo tidak lagi menjabat.
“Saya tidak skeptis melihat Gibran Rakabuming Raka. Mungkin saja dia ratu adil, satrio piningit. Tapi problem kita itu bukan di orangnya, tapi di sistem pemilihannya,” kata Refly dalam siniar bertajuk “Belum Apa-Apa Sudah Ada Buku ‘Gibran The Next President’ Memang Layak?!” yang disiarkan di kanal YouTube-nya pada Kamis (13/6).
Dalam siniar tersebut, Refly juga mengadakan jajak pendapat terkait kepatutan Gibran sebagai presiden masa depan. Dari polling internal, 14% responden mengatakan Gibran layak menjadi presiden. “Sekali lagi, no scepticism, kita akan tunggu apakah Gibran real leader ataukah cuma real dealer,” ujar Refly Harun.