Monitorday.com – Kabar kematian Yahya Sinwar memicu berbagai reaksi di kalangan warga Palestina, ada yang berharap perang dihentikan, tetapi banyak yang ingin perjuangan dilanjutkan.
Warga Palestina mencatat bahwa Israel telah membunuh banyak pemimpin mereka, tetapi perlawanan tetap berlanjut dengan pemimpin baru menggantikan yang syahid.
Penulis Susan Abulhawa menyebut dalam posting di X bahwa Sinwar gugur di garis depan bersama para prajuritnya melawan Zionis.
Abulhawa juga menegaskan bahwa Sinwar tidak bersembunyi di terowongan, tetapi tewas sebagai martir dalam perjuangan untuk kebebasan.
Ia menambahkan bahwa perlawanan tidak akan mati dengan gugurnya para pemimpin, karena kerinduan akan kebebasan terus membara di dada rakyat Palestina.
Jurnalis Palestina-Amerika Ali Abunimah menulis bahwa sejarah menunjukkan kesyahidan para pemimpin justru memperkuat tekad rakyat untuk merdeka.
Abunimah juga menyatakan bahwa Israel tidak akan mampu memadamkan semangat perlawanan meski banyak pemimpin Palestina dibunuh.
Perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka terus berlanjut meski mereka kehilangan banyak pemimpin dalam peperangan melawan Israel.
Kematian Yahya Sinwar dianggap oleh sebagian orang sebagai simbol keberanian dan tekad rakyat Palestina untuk kebebasan.
Meskipun Sinwar telah gugur, banyak yang percaya bahwa perlawanan Palestina terhadap Israel akan semakin kuat.
Perlawanan terhadap penjajahan oleh Israel tetap menjadi semangat yang diwariskan kepada generasi penerus Palestina.
Kemartiran para pemimpin Palestina menjadi motivasi bagi rakyat untuk terus melanjutkan perjuangan mereka.
Pemimpin baru selalu muncul untuk menggantikan yang gugur dan melanjutkan perlawanan terhadap Israel.
Para pendukung Sinwar memandangnya sebagai pahlawan yang gugur dengan penuh kehormatan dan martabat.
Kematian para pemimpin tidak pernah memadamkan semangat rakyat Palestina, malah memperkuat tekad mereka untuk melawan.
Rakyat Palestina meyakini bahwa perjuangan mereka akan terus berlangsung hingga mereka meraih kemerdekaan.