Monitorday.com – Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa inovasi digital menjadi kunci dalam memperkuat kebijakan ekonomi syariah agar lebih inklusif dan berkelanjutan.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan komitmen bank sentral untuk membangun ekosistem riset yang kuat serta mengadopsi teknologi digital guna mendorong inovasi dalam kebijakan ekonomi dan keuangan syariah di masa depan.
Dalam pernyataannya pada Konferensi Internasional Journal of Islamic Economics and Finance di Jakarta, Perry menyoroti tiga aspek penting untuk memperkuat digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah.
Pertama, BI akan fokus pada pengembangan ekosistem ekonomi syariah dengan memperkuat aspek kewirausahaan. Ini dilakukan melalui digitalisasi proses sertifikasi halal, fasilitasi e-commerce produk halal, serta pengembangan crowdfunding syariah dan analisis data untuk kebijakan strategis.
Kedua, Perry menekankan pentingnya memperluas inklusi keuangan dengan memanfaatkan platform digital untuk akses ke lembaga keuangan Islam dan penguatan program literasi digital di masyarakat.
Ketiga, ia mendorong adopsi dan adaptasi teknologi melalui pengembangan produk dan jasa keuangan syariah berbasis digital, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML).
Konferensi ini juga menjadi bagian dari Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDIxKKI) yang berlangsung pada 1-4 Agustus 2024.
Selain itu, jurnal yang menjadi fokus konferensi ini, Journal of Islamic Economics and Finance (JIMF), telah mencapai peringkat Q2 terindeks Scopus sejak 2023 dan kini menempati peringkat teratas di Indonesia serta peringkat kedua di Asia-Pasifik dalam kategori ekonomi dan keuangan syariah.