Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis laporan prediksi ketinggian hilal untuk menentukan awal Ramadan 1445 Hijriah di Indonesia. Hasilnya, ada kemungkinan awal Ramadan 1445 H akan berbeda.
Dalam laporannya, BMKG menyoroti prediksi awal Ramadan 1445 H di Indonesia. Laporan tersebut mengungkapkan hasil analisis terbaru terkait ketinggian hilal, yang menjadi penentu awal Ramadan. Dengan hasil yang berpotensi berbeda dari tahun sebelumnya, perhatian publik terhadap pengumuman resmi BMKG semakin meningkat.
“Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi setelah matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024 di sebagian wilayah Indonesia,” tulis BMKG seperti dilihat detikcom, pada Jumat (23/2).
Dalam laporannya, BMKG menyebutkan bahwa konjungsi geosentrik (ijtima’) akan kembali terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pada pukul 16.00 WIB. Dengan waktu Matahari terbenam paling awal pukul 17.51 WIT di Waris, Papua. Dan waktu Matahari terbenam paling akhir pukul 18.50 WIB di Banda Aceh, Aceh.
Secara astronomis, pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Ramadan ditentukan setelah Matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024, bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam. Dan tanggal 11 Maret 2024, bagi yang konjungsinya terjadi setelah Matahari terbenam.