Monitorday.com – PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) atau BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung kebijakan Bank Indonesia mulai dari operasi moneter, sistem pembayaran, hingga makroprudensial.
Langkah ini berhasil dibuktikan dengan diperolehnya 5 penghargaan sekaligus dalam Bank Indonesia Award 2024.
Penghargaan diberikan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada 29 November 2024 kepada Direktur Utama BNI Royke Tumilaar di sela Pertemuan Tahunan Bank Indonesia.
BNI meraih penghargaan terbanyak diantara perbankan lainnya, penghargaan tersebut antara lain: Pendukung Pengembangan Pasar Uang Rupiah (Repo Award) untuk Area Moneter, Peserta SKNBI dan KPHDN terbaik serta BI Fast Terbaik untuk kategori KBMI 3 dan 4 di Area Sistem Pembayaran.
Di area Makroprudensial, BNI menjadi bank terbaik Pendukung Pembiayaan Inklusif. Sementara di area Pendukung Kebijakan, BNI meraih penghargaan sebagai Bank dengan Kepatuhan Pelaporan Devisa Terbaik untuk KBMI 3 dan 4.
”Kami menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia atas penghargaan ini. Pencapaian ini menjadi bukti nyata atas dedikasi seluruh insan BNI dalam memberikan layanan perbankan terbaik bagi masyarakat serta memacu kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi aktif dalam pengembangan sektor keuangan di Indonesia,” kata Royke Tumilaar dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (11/12).
Penghargaan yang diperoleh tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Pada kesempatan Bank Indonesia Award 2023, BNI meraih 3 penghargaan diantaranya Bank Konvensional Pendukung Inovasi Operasi Moneter Rupiah Terbaik, Bank Pengelola Kas Titipan Terbaik, serta Bank Pendukung Pembayaran Inklusif Terbaik.
Royke menambahkan, BNI akan terus meningkatkan kinerja secara berkelanjutan serta melanjutkan program transformasi yang telah berjalan sejak 2021.
Sebagai bank milik negara, BNI berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang solid dan berkelanjutan.
”BNI melihat prospek perekonomian Indonesia akan lebih baik pada 2025 didorong oleh konsumsi dan investasi serta didukung oleh pengeluaran pemerintah yang lebih terarah,” tutup Royke.