Monitorday.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan teknologi reaktor nuklir skala kecil atau small modular reactor (SMR) yang lebih praktis dan dapat dibangun secara merata di berbagai wilayah Indonesia.
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Rohadi Awaludin, menjelaskan bahwa reaktor mini ini berukuran di bawah 300 megawatt dan berbentuk modular, sehingga memungkinkan produksi yang lebih cepat dan fleksibilitas dalam pemasangan.
“Mengingat Indonesia berbentuk kepulauan, kami dapat memasang SMR di beberapa titik, dikombinasikan dengan power plant yang besar,” ujar Rohadi.
BRIN memiliki dua peran utama dalam mendorong perkembangan teknologi nuklir. Pertama, BRIN mendukung dan mendorong badan usaha atau entitas bisnis untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) atau reaktor komersial.
“BRIN dapat membangun reaktor nonkomersial sendiri, tentu saja dengan mitra. Kami menghimpun reaktor komersial dan nonkomersial di sini. Kami juga mendorong perguruan tinggi, seperti ITB, untuk melahirkan sumber daya manusia baru di bidang kenukliran agar semakin produktif,” kata Rohadi.
Rohadi melihat bahwa peningkatan jumlah mitra, baik dari dalam maupun luar negeri, dapat memperkuat penelitian dan pengembangan teknologi energi nuklir di Indonesia. BRIN membuka peluang tersebut dalam menjalankan program terkait reaktor nuklir.
Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Topan Setiadipura, menambahkan bahwa BRIN sedang mengembangkan reaktor modular kecil dengan reaktor suhu tinggi berpendingin gas atau high temperature gas-cooled reactor (HTGR).
HTGR merupakan salah satu jenis reaktor generasi keempat yang memiliki banyak keunggulan dibandingkan reaktor generasi ketiga. Selain dinilai lebih aman, reaktor jenis ini juga menghasilkan panas yang dapat digunakan di berbagai industri, seperti untuk produksi gas hidrogen.
“Dalam diskusi kami sepakat dalam waktu dekat akan menguji light water reactor. Namun, tetap kami pada tahap selanjutnya akan menguji coba HTGR,” kata Topan.
Saat ini, nuklir menjadi prioritas energi baru terbarukan di Indonesia. Pemerintah telah menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2060 dan nuklir menjadi salah satu penyokong utama sumber energi.