Monitorday.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menggelar pertemuan dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (24/12).
Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antar kementerian dalam program-program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Erick Thohir menyampaikan bahwa kolaborasi antar kementerian sangat penting, sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya efisiensi dan sinergi antar program pemerintah.
“Hal ini yang selalu dibicarakan oleh Presiden, agar masing-masing kementerian bisa bersinergi dan tidak ada program yang tumpang tindih atau tidak efisien,” ujar Erick.
Erick juga menyoroti program pemberdayaan perempuan melalui PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), yang telah dijalankan oleh BUMN. Program ini fokus pada pemberdayaan perempuan di desa-desa dan diusulkan untuk disinergikan dengan berbagai program Kementerian PPPA.
“Program ini telah mencapai 21,2 juta nasabah perempuan, dan kami ingin mengoptimalkan dampaknya dengan pendampingan dan konsultasi untuk memperbaiki ekonomi keluarga,” tambah Erick.
Program PNM Mekaar melibatkan beberapa BUMN, termasuk BRI dan Pegadaian sebagai bagian dari Holding Ultra Mikro, yang berkomitmen meningkatkan kesejahteraan perempuan di pedesaan.
Erick juga membahas upaya BUMN untuk meningkatkan pelayanan pengaduan melalui call center yang didukung oleh Telkom.
“Dengan teknologi baru, kami akan meng-upgrade sistem ini agar layanan pengaduan lebih maksimal dan cepat dalam penyelesaian kasus-kasus yang ada,” ujar Erick.
Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi, mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Kementerian BUMN. “Silaturahmi ini sangat penting untuk membangun sinergi dan kolaborasi, seperti yang diamanatkan oleh Bapak Presiden,” ujar Arifatul.
Arifatul memaparkan tiga program prioritas Kementerian PPPA, yaitu Ruang Bersama Indonesia, optimalisasi call center Satu Sapa 129, dan pengembangan satu data perempuan dan anak berbasis desa.
Program Ruang Bersama Indonesia bertujuan untuk mengurangi kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta mengurangi ketergantungan anak pada gadget dengan mengusung permainan tradisional berbasis kearifan lokal.
“Ruang Bersama Indonesia juga memberdayakan ibu-ibu melalui pelatihan keterampilan dan literasi untuk meningkatkan produktivitas mereka,” ungkap Arifatul.
Sinergi untuk Pemberdayaan di Tingkat Desa
Erick dan Arifatul sepakat bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di tingkat desa.
Mereka berharap program-program tersebut dapat menjangkau lebih banyak perempuan dan anak-anak Indonesia, serta memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
“Semoga sinergi ini dapat memperkuat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak hingga ke tingkat desa, sehingga kita bisa lebih banyak melindungi anak-anak dan memberdayakan perempuan Indonesia,” tutup Arifatul.