Monitorday.com – Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, mengumumkan bahwa hingga 1 Maret 2024, tercatat 19 perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI, dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp3,45 triliun. Nyoman juga mengungkapkan bahwa ada 17 perusahaan yang saat ini berada dalam antrean untuk mencatatkan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia.
Dari 17 perusahaan yang sedang dalam antrean IPO, sebanyak 14 perusahaan memiliki aset skala menengah, dua perusahaan memiliki aset skala besar, dan satu perusahaan memiliki aset skala kecil. Sektor industri, barang konsumen primer, teknologi, barang baku, barang konsumen non primer, serta infrastruktur, semuanya memiliki perusahaan yang tertarik untuk mencatatkan sahamnya.
Selain IPO, terdapat juga penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) yang telah diterbitkan sebanyak 15 emisi oleh 13 penerbit, dengan total dana yang terhimpun mencapai Rp15,3 triliun. Dengan demikian, total EBUS yang tercatat di BEI saat ini mencapai 549 emisi, dengan outstanding senilai Rp467,34 triliun.
Nyoman juga mencatat bahwa empat perusahaan telah menerbitkan right issue dengan total nilai mencapai Rp3,08 triliun. Meskipun begitu, masih ada 24 perusahaan lagi yang sedang dalam antrean right issue di BEI.
Dengan optimisme yang menggelora di pasar modal, para pelaku pasar percaya bahwa jumlah perusahaan yang tercatat di BEI bisa mencapai 1.000 emiten pada tahun ini. Saat ini, sudah ada 922 emiten, dengan 17 perusahaan dalam antrian IPO. Ini berarti pasar modal Indonesia membutuhkan 61 perusahaan lagi untuk mengajukan dokumen IPO dan bergabung dengan BEI.