Jeka Saragih yang tampil garang di ajang octagon UFC ternyata memiliki perhatian dan kepedulian tinggi terhadap kondisi kampung halaman di Simalungun.
Petarung yang pernah menjadi juara dalam ajang mixed martial arts (MMA) profesional di Indonesia menapaki babak baru dalam karier. Jeka melakoni debut di UFC yang berakhir dengan kemenangan.
Tak hanya menang, tetapi Jeka juga mendapat penghargaan dan bonus Performance Of The Night (POTN) karena bisa membuat KO lawan pada ronde pertama.
Bonus US$ 50 ribu masuk kantongnya, yang diakui merupakan insentif terbesar selama bertarung, tetapi Jeka tak menyimpan uang tersebut untuk keperluan pribadi.
“Pertandingan kemarin memang saya dapat bonus yang sangat fantastis ya, 50 ribu dolar. Ya mungkin itu bonus terbesar yang pernah saya dapat selama karier saya,” ucapnya di Jakarta.
“Untuk bonus pasti saya buat untuk saya gunakan buat untuk tempat latihan di kampung halaman saya di Simalungun supaya bisa mendidik dan bisa membuat anak-anak muda di sana cinta sama olahraga,” terang Jeka.
Latar belakang Jeka mendirikan tempat latihan adalah karena fasilitas olahraga yang terbilang miris secara kuantitas dan kualitas di Simalungun.
“Bukan kurang, memang enggak ada fasilitas olahraga makanya saya berniat untuk membangun tempat latihan di sana,” kata atlet yang sudah mengantongi 14 kemenangan dari 17 kali bertarung.
Jeka yakin pembangunan tempat latihan bisa memoles bakat-bakat muda di daerah pelosok untuk mengikuti jejaknya berlaga di pentas internasional.
“Kalau saya lihat ya, saya kan dari kampung, yang di mana kampung saya itu pelosok-pelosok banget ya. Bisa dibilang jaringan [internet] pun enggak ada. Saya aja bisa berprestasi di kancah UFC gini, orang-orang itu pasti punya juga. Masa saya bisa, orang itu enggak bisa, pasti bisa,” ungkapnya.