Umar bin Khattab, atau Umar al-Khattab, merupakan sosok yang dikenal dengan watak keras dan tubuh tegapnya. Awalnya, sebelum masuk Islam, ia kerap memperlakukan kaum Muslim dengan kasar. Namun, dalam hatinya, terdapat perasaan yang saling berlawanan; ia mengagungkan ajaran nenek moyangnya, namun juga merasakan kekaguman terhadap ketabahan kaum Muslim.
Pada suatu hari, Umar berjalan dengan pedang terhunus, berniat untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Namun, di tengah jalan, Abdullah an-Nahham al-‘Adawi menghadangnya dan bertanya tentang niatnya. Umar mengungkapkan niatnya untuk membunuh Muhammad. Abdullah kemudian mempertanyakan apakah Umar akan aman dari klan Bani Hasyim dan Bani Zuhroh jika ia membunuh Nabi. Abdullah juga menyindir apakah Umar telah murtad dan meninggalkan agamanya. Abdullah kemudian mengungkapkan bahwa saudara perempuan dan ipar Umar telah murtad.
Mendengar hal tersebut, Umar segera menuju rumah adiknya, Fatimah. Di dalam rumah, Khabbab bin Art sedang mengajarkan al-Quran kepada keduanya. Umar mendengar bacaan Khabbab sebelum masuk rumah, tetapi Fatimah dan Khabbab membantah dan menyatakan bahwa mereka tidak melakukan apa-apa yang melanggar agama.
Namun, Umar dengan marah menampar Fatimah dan Khabbab hingga mereka berdarah. Kemudian, Fatimah dengan penuh amarah menyatakan keyakinannya pada Islam. Melihat saudara perempuannya berdarah, Umar merasa penyesalan dan malu.
Umar meminta lembaran al-Quran, tetapi Fatimah menolaknya karena Umar masih najis. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi sebelum menyentuh mushaf tersebut, dan Umar pun menuruti perintah itu. Setelah mandi, Umar membaca al-Quran dan terkesan dengan keindahan dan kesuciannya.
Umar terus membaca hingga mencapai ayat yang menyatakan bahwa hanya Allah yang berhak disembah, dan Muhammad adalah Rasulullah. Khabbab memberitahu Umar bahwa Nabi Muhammad berada di sebuah rumah di kaki bukit Shafa’. Umar segera pergi ke rumah tersebut dengan maksud bertemu dengan Nabi.
Ketika Umar tiba di rumah Nabi, orang di dalam rumah memperingatkan Nabi tentang kedatangan Umar. Nabi memutuskan untuk bertemu dengannya. Hamzah bertanya apa yang harus mereka lakukan jika Umar datang membawa keburukan. Nabi memutuskan untuk menyambut Umar dan memberinya peluang untuk berbicara.
Rasulullah kemudian menarik Umar ke dalam rumah, memegang baju dan gagang pedangnya, dan dengan tegas meminta Umar untuk meyakini kesaksian tentang keesaan Allah dan kenabian Muhammad. Umar akhirnya bersaksi dan mengakui Islamnya. Masuknya Umar ke dalam Islam menimbulkan kegemparan di kalangan musyrik dan sukacita di kalangan Muslim.