Monitorday.com – Direktur Utama Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi Indonesia Financial Group (IFG) Hexana Tri Sasongko memaparkan kinerja perusahaan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pada Selasa (17/9).
Dalam laporannya, Hexana mengungkapkan bahwa meskipun belum diaudit, IFG berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,639 triliun pada tahun 2023.
Kinerja laba bersih ini mencerminkan pertumbuhan tahunan rata-rata (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 4,19% sejak tahun 2019.
Rinciannya, laba bersih IFG pada tahun 2019 mencapai Rp 2,239 triliun, naik menjadi Rp 2,203 triliun pada tahun 2020, melonjak menjadi Rp 3,440 triliun pada tahun 2021, dan Rp 3,915 triliun pada tahun 2022, sebelum mengalami penurunan pada tahun 2023.
“Dari laba bersih yang tercatat, pertumbuhan sebesar 4,19% menunjukkan kinerja yang baik meskipun industri mengalami gangguan di sisi supply dan demand. Penurunan laba pada tahun 2023 disebabkan oleh kenaikan klaim KUR, yang mencapai puncaknya pada tahun tersebut dan juga mempengaruhi tahun 2024. Namun secara keseluruhan, IFG masih mencatatkan pertumbuhan yang positif,” jelas Hexana di Komisi VI, Jakarta.
Hexana juga mengungkapkan bahwa pendapatan underwriting IFG pada tahun 2023 tercatat sebesar Rp 27,319 triliun. Pendapatan ini mengalami pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 11,50% sejak tahun 2019.
“Selama periode 2019 hingga 2023, pendapatan underwriting mengalami pertumbuhan CAGR sebesar 11,50%. Pertumbuhan ini tetap positif meskipun ada gangguan akibat pandemi COVID-19,” tambahnya.
Selain itu, hasil underwriting tahun 2023 tercatat sebesar Rp 6,936 triliun dengan CAGR sebesar 13,04% dari tahun 2019.
“Hasil underwriting tumbuh sebesar 13,04% selama periode tersebut. Meski ada penurunan pada tahun 2023 akibat meningkatnya klaim KUR dan santunan yang dibayarkan oleh Jasa Raharja, pertumbuhan ini tetap menunjukkan performa yang kuat,” tutup Hexana.