News
Didukung Hilirisasi dan Pertambangan Nikel, GM Tractors Optimis Omzet Tumbuh 20%
“Dan kami optimisnya bisa growth 20% di tahun depan, Mining Expo ini sebagai boost tambahan untuk kita bisa melampaui dari target kami. Kalau turn over kami tahun lalu sekitar Rp2,6 triliun. Tahun ini kita expect sekitar Rp3 triliun.”
Published
1 year agoon
Monitorday.com – Geliat hilirisasi sumber daya alam yang cukup masif di era Presiden Joko Widodo, sejalan dengan pulihnya harga komoditas di pasar global terutama di sektor pertambangan dalam dua tahun terakhir berdampak pada permintaan alat berat yang meningkat.
Korelasinya, semakin banyak pembangunan infrastruktur smelter dalam negeri yang membuka wilayah penambangan baru. Maka semakin tinggi kebutuhan akan alat berat, semakin tinggi pula angka penjualannya.
Begitu juga di sektor tambang batubara, semakin tinggi permintaan pasar akan komoditas pertambangan, semakin besar pula kebutuhan akan alat berat berat. Baik untuk pembukaan lahan tambang, penggalian, dan loading.
Di Indonesia, saat ini ada tiga distributor besar sekaligus penyedia alat berat, salah satunya adalah PT Gaya Makmur Tractors (GM Tractors) yang didirikan pada 29 Agustus 2005 di Jakarta. Bertepatan dengan Event Exhibition Mining Indonesia 2023, di JiExpo Kemayoran, GM tractors genap 18 tahun melayani costumernya.
Awalnya GM Tractors mendistribusikan produk alat-alat berat dari berbagai negara utamannya dari China, Jerman, Jepang dan Austria.
Karena brandnya sudah dikenal dan mampu diserap pasar domestik dengan baik, maka pada tahun 2011 manajemen memutuskan untuk merubah strktur perusahaan dengan membaginya menjadi dua anak perusahaan. Gaya Makmur Putra khusus menjual produk Xuzhou Construction Machinery Group (XCMG) dari China dan Gaya Makmur Tractors fokus memasarkan produk Shantui Construction Machinery (Shantui) di samping produk lainnya dari Jerman dan Jepang.
Dalam rentang 18 tahun tersebut, GM Tractors sudah akrab sebagai supplier, distributor atau importir alat-alat berat berkat keteguhannya memegang komitmen pelanggan, jika awalnya pasar lebih mengenal alat-alat berat dari Jepang, Amerika dan Korea, dalam 10 tahun terakhir pasar mulai melirik produk China yang menjadi spesialisasi GM Tractors. GM Tractors bisa dikatakan pioner yang memposisikan diri sebagai distributor alat berat buatan China.
Direktur Marketing GM Tractors Yulius Sikku mengungkapkan menjual produk China itu agak ‘unik’ dan tidak mudah dibandingkan produk lain yang sudah jelas SOP-nya, manual book, serta katalognya. Kunci keberhasilan perusahaannya bertahan di tengah persaingan distributor dan penyedia alat berat yang sudah mapan adalah memegang keagenan itu adalah parameter costumer untuk meninjau produk, tidak hanya dari kualitasnya saja, tapi juga dari support spare part, dan after sales-nya.
“Kalau kita ngomong after sales pasti tenaga mekaniknya dulu. Ada atau tidak? Sekitar dua per tiga dari total karyawan GM Tractors itu berhubungan dengan spare parts dan service. Ya, tenaga mekanik di lapangan, support di kantor, jadi dari dua pertiga karyawan kami itu untuk after-sale service. Itu menunjukkan berapa serius kami untuk melakukan after-sale service,” ungkap Yulius kepada Monitorday.com.
Yulius menambahkan komponen paling penting dari after-sale service adalah spare part. GM Tractors terus melakukan investasi dalam hal kuantitas jumlah spare part, serta terus mengembangkan jaringan dam service point.
“Karena respond time, seberapa cepat kita bisa melayani customer ketika ada masalah itu sangat penting. Terutama di pertambangan. Dimana downtime itu sangat merugikan bagi kontrak tambang. Makanya kita harus fast respond dan fast respond kuncinya kita harus dekat dengan customer” jelasnya.
Teknologi yang terus berkembang membuat GM Tractors terus membina semua mekaniknya. GM Tractor merekrut beberapa level mekanik memadai dari yang baru masuk, anak yang baru lulus diberikan basic mekanik training. Seiring dengan kemampuannya GM Tractors terus mengupgrade kemampuan para mekaniknya, baik yang sudah pengalaman atau yang baru masuk dengan melalui on the job training.
Dilihat dari harga jual kembali alat berat dari China tidak jauh berbeda dengan produk negara lain. Pada umumnya, pelanggan alat-alat berat GM Tractors adalah perusahaan-perusahaan kontraktor. Biasanya, kepemilikan alat berat menjadi salah satu syarat bagi perusahaan-perusahaan kontraktor yang akan mengikuti tender proyek infrastruktur.
Dengan alasan itu kontraktor lebih tertarik membeli produk China karena lebih mempertimbangkan faktor efisiensi, kalau bisa diselesaikan dengan alat China, kenapa harus beli produk yang mahal? Sedang resale value-nya juga tidak berbeda jauh.
Total kebutuhan alat berat secara keseluruhan nasional di seluruh sektor yang meliputi konstruksi, pertambangan, perkebunan, diakui Yulius memang ada peningkatan.
Pada prinsipnya ketika iklim usaha yang membaik, semua sektor bergairah, GM Tractors juga ikut ikut senang, karena semua pemain di beberapa lapisan ikut terbawa. Dari sisi strategi dalam menghadapi iklim usaha yang fluktuatif, GM Tractors lebih memperbanyak diversifikasi produk.
GM Tractors baru-baru ini juga memegang keagenan resmi untuk mobile batching plant Merk FIORI yang merupakan produk buatan Itali serta bucket crusher merk REMU yang berasal dari Austria. FIORI sendiri sangat cocok digunakan diberbagai sektor konstruksi yang membutuhkan pasokan material beton yang lokasinya sulit dijangkau dan memerlukan pasokan material beton dalam waktu yang relatif singkat.
Untuk REMU crusher sendiri dalam pengoperasiannya diaplikasikan dengan menggunakan excavator yang berfungsi sebagai pemecah material batu langsung dilokasi penambangan tanpa harus diolah dengan statis stone crusher.
GM Tractors juga memproyeksikan semua sektor infrastuktur baik di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua semua masih bergerak. Walaupun ada beberapa proyek yang masih terhambat, sementara tidak dilanjutkan, namun permintaan di lapangan masih cukup tinggi.
Memasuki masa tahun politik di 2024 juga turut berpengaruh dari sisi investasi dan permintaan. Pengalaman sebelum-sebelumnya tahun politik biasanya agak slowing down, investor atau customer kami akan wait and see tapi saya lihat mudah-mudahan dengan stabilitas politik di Indonesia tidak ada lagi keraguan dari para customer kami untuk terus berinvestasi.
Akan tetapi diakui Yulius belum ada dampak yang secara langsung mempengaruhi stock unit maupun serapan pasar. Hanya saja dalam kondisi sekarang ini semua pihak menahan diri dari sisi investasi maupun ekspansi yang skalanya besar, mereka cenderung wait and see, tapi hal tersebut belum mengubah strategi yang selama ini dijalankan.
“Dan kami optimisnya bisa growth 20% di tahun depan, Mining Expo ini sebagai boost tambahan untuk kita bisa melampaui dari target kami. Kalau turn over kami tahun lalu sekitar Rp2,6 triliun. Tahun ini kita expect sekitar Rp3 triliunan,” pungkas Yulius.