Amerika Serikat (AS) kini memiliki sebuah aplikasi baru yang memungkinkan orang-orang untuk memboikot bisnis yang dianggap mendukung atau berafiliasi dengan Israel.
Dilansir oleh Al Jazeera pada Selasa (9/4), aplikasi bernama Boycat akan memberikan informasi tentang perusahaan yang memproduksi sebuah produk beserta aktivitas bisnis dan koneksi mereka.
Boyact memungkinkan pengguna untuk mengetahui lebih banyak tentang produk yang mereka beli, bahkan menawarkan alternatif terhadap perusahaan yang dianggap pro Israel.
Pendiri Boycat, Adil Abbuthalha, menjelaskan bahwa aplikasi tersebut dapat digunakan dengan mengarahkan kamera handphone ke arah barcode produk. Aplikasi kemudian akan mendeteksi dan memberikan informasi tentang induk perusahaan yang mengeluarkan produk tersebut.
“Informasi mereka (perusahaan) terlibat dalam dukungan terhadap Israel atau dukungan terhadap Palestina, keputusan dikembalikan kepada konsumen atas informasi yang diberikan kepada mereka,” ujar Adil.
Adil menambahkan bahwa ide pembuatan Boycat muncul setelah ia melihat serangan Israel ke Palestina berbulan-bulan. Ia menyadari bahwa banyak orang yang bingung tentang cara menyalurkan atau menyuarakan dukungan kepada Palestina.
“Kita terjebak. Kita tidak bisa melakukan apa pun untuk membantu orang-orang di Gaza. Jadi apa yang ingin dilakukan di sini adalah membangun sesuatu,” jelasnya.
Aplikasi Boycat diluncurkan pada Januari lalu dan telah memiliki 30 ribu pengguna aktif pengguna bulanan. Banyak dari mereka membagikan cara menggunakan aplikasi tersebut di media sosial.
Adil memperkirakan aplikasi tersebut telah mengalihkan lebih dari US$3,2 juta dana dari perusahaan yang mendukung Israel. Namun, ia menegaskan bahwa tujuan dari Boycat bukanlah untuk menghancurkan perusahaan-perusahaan tersebut.
“Melainkan meminta pertanggungjawaban mereka karena sebagian besar pelanggan mereka mempunyai keyakinan tertentu dan mereka ingin membeli dengan cara yang sangat etis,” katanya.
Adil berharap Boycat dapat terus menekan bisnis yang mendukung Israel dan mencegah kekejaman seperti yang terjadi di Palestina.
“Kami mematahkan ilusi pilihan dan konsumerisme.”