Monitorday.com – Netizen memprotes konten edukasi mengenai rambu perlintasan kereta yang diunggah akun Instagram TMC Polda Metro Jaya dan Komik Polisi.
Konten tersebut menampilkan karikatur pria berpeci putih dan berjenggot yang mencoba menerobos rambu perlintasan kereta api.
Dalam komik yang terdiri dari tujuh slide itu, pria tersebut mengendarai mobil dengan muatan barang dan mengatakan, “Masih keburu nih, terobos ajalah.”
Saat melintas di tengah rel, mobilnya tiba-tiba mati, dan pria itu berdoa, “Ya ampun malah mati ni mobil. Tolong hamba ya Tuhan.”
Slide berikutnya menunjukkan beberapa polisi lalu lintas datang untuk membantu pria tersebut dan mendorong mobilnya.
Setelah ditolong, pria itu meminta maaf kepada polisi dan berjanji tidak akan mengulanginya.
Polantas menasihatinya dengan berkata, “Kelalaian Wak Haji taruhannya nyawa! Hari ini pelajaran penting untuk Wak Haji.”
Akun @tmcpoldametro dan @komikpolisi menambahkan keterangan di bawah konten, mengingatkan agar pengguna jalan mematuhi rambu demi keselamatan.
Namun, konten edukasi tersebut mendapat kecaman dari netizen karena dianggap membawa simbol-simbol agama tertentu.
Beberapa netizen mempertanyakan mengapa karakter pria dalam komik tersebut harus berpeci dan berjenggot.
Akun @labubu.bibu berkomentar, “Kenapa pake peci sm berjenggot? Kan bisa karakter yang biasa aja.”
Netizen lain, @zhaycram, juga menyayangkan penggunaan simbol agama untuk menggambarkan pelaku pelanggaran.
Komentar @zhaycram menyarankan agar karakter pelanggar menggunakan baju aparat agar lebih netral dan realistis.
Republika berusaha menghubungi Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, untuk memberikan klarifikasi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihak kepolisian.
Konten tersebut menjadi perdebatan di media sosial terkait representasi agama dalam pesan edukasi keselamatan.
Protes netizen ini menunjukkan sensitivitas masyarakat terhadap simbol agama dalam media publik.