Monitorday.com – Malam itu, Rashtrapati Bhavan dipenuhi dengan suasana penuh kehormatan. Namun, semua berubah lebih hangat ketika nada-nada “Kuch Kuch Hota Hai” mulai terdengar.
Delegasi Indonesia, yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, membuat kejutan dengan menyanyikan lagu Bollywood legendaris ini dalam jamuan makan kenegaraan yang diselenggarakan oleh Presiden India Droupadi Murmu. Para tamu undangan tampak terpesona, sementara media India segera menjadikan momen ini berita utama.
Dalam suasana yang biasanya formal, penampilan spontan ini mencuri perhatian. Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan beberapa anggota delegasi lainnya bergabung dalam nyanyian. Lagu yang begitu populer di Indonesia sejak era 90-an ini menjadi simbol kedekatan budaya antara kedua negara. Media seperti The Times of India menyoroti momen ini sebagai “sentuhan budaya yang mempererat hubungan bilateral.”
Kunjungan Presiden Prabowo ke India sejak 23 Januari 2025 dirancang untuk memperkuat kerja sama strategis di berbagai bidang. Namun, momen bernyanyi bersama ini menciptakan dampak emosional yang tak terduga. Lagu sederhana ini menjadi cara unik untuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap budaya India, sekaligus memperkuat hubungan persahabatan yang telah terjalin lama.
Selain menghadiri jamuan makan malam, Prabowo juga diundang sebagai Tamu Utama dalam perayaan Hari Republik India ke-76 pada 26 Januari 2025 di Kartavya Path, New Delhi. Kehadiran ini menunjukkan posisi penting Indonesia dalam hubungan diplomatik kawasan Asia. Namun, dari semua agenda resmi, momen bernyanyi ini yang paling menyentuh hati.
Tidak hanya pejabat pemerintah, masyarakat India juga merespons positif. Media sosial ramai dengan apresiasi terhadap sikap delegasi Indonesia yang dianggap memahami dan menghormati budaya lokal. Dalam dunia diplomasi yang sering terasa kaku, momen ini menjadi bukti bahwa pendekatan personal dan budaya memiliki kekuatan yang luar biasa.
Lagu “Kuch Kuch Hota Hai” bukan sekadar hiburan. Bagi banyak orang, lagu ini adalah simbol nostalgia dan cinta, baik di India maupun Indonesia. Melalui lagu ini, delegasi Indonesia berhasil menunjukkan bahwa hubungan bilateral tidak hanya dibangun melalui perjanjian formal, tetapi juga melalui pengakuan terhadap kesamaan budaya yang dapat dirayakan bersama.
Presiden Prabowo dalam pidatonya menegaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dan India harus mencakup berbagai aspek, termasuk budaya. “Hubungan kita lebih dari sekadar diplomasi formal. Ini tentang persahabatan yang mendalam antara dua bangsa besar,” ujarnya. Pernyataan ini selaras dengan semangat malam itu, di mana diplomasi disampaikan melalui nada dan harmoni.
Penampilan ini juga mengirimkan pesan penting bahwa hubungan internasional tidak selalu harus kaku dan formal. Momen kecil seperti bernyanyi bersama dapat menjadi simbol kuat dari hubungan yang lebih erat. Ini adalah pengingat bahwa diplomasi bukan hanya tentang negosiasi, tetapi juga tentang membangun koneksi emosional yang tulus.
Di tengah suasana yang penuh kehangatan, Rashtrapati Bhavan malam itu menjadi saksi bagaimana dua bangsa besar saling menghormati dan merayakan budaya masing-masing. Dengan nada-nada yang menyentuh hati, delegasi Indonesia berhasil menciptakan momen yang akan diingat lama oleh semua yang hadir.