Connect with us

News

Ditjen PSDKP Apresiasi Partisipasi UNJ di IUU Fishing Day 2025

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Kehadiran Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam peringatan International Day for the Fight Against Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing 2025, Kamis (5/6), menjadi sorotan penting dalam upaya memerangi praktik perikanan ilegal di Indonesia.

Acara yang berlangsung dengan tajuk “Sinergi dan Kolaborasi Memerangi IUU Fishing untuk Mewujudkan Ekonomi Biru” ini mendapatkan apresiasi langsung dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), khususnya dari Dirjen PSDKP, Dr. Pung Nugroho Saksono melalui Direktur Pengendalian Operasi Armada, Saiful Umam.

Dalam momentum penting tersebut, Saiful Umam menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan perguruan tinggi, menjadi kunci utama untuk mewujudkan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Ia menyampaikan bahwa IUU Fishing bukan hanya melukai sektor ekonomi negara, tetapi juga merusak kelestarian laut serta mengancam kesejahteraan nelayan lokal.

‘”keterlibatan kalangan akademik seperti UNJ sangat dibutuhkan untuk memberikan perspektif ilmiah, inovasi kebijakan, dan penguatan edukasi publik mengenai isu ini,” ujar Saiful, Sabtu 14 Juni 2025.

Saiful pun menyampaikan apresiasi khusus kepada Rektor UNJ, Prof. Komarudin, atas partisipasi aktif UNJ melalui pengiriman delegasi yang dipimpin oleh Dr. Yasep Setiakarnawijaya, M.Kes, selaku Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNJ.

Kehadiran UNJ dinilai sebagai wujud nyata keterlibatan institusi pendidikan tinggi dalam isu strategis nasional dan global. Ia berharap partisipasi ini tidak berhenti sebagai seremoni semata, melainkan dapat ditindaklanjuti dalam bentuk pertemuan ilmiah, riset kolaboratif, dan forum akademik di lingkungan kampus.

“UNJ telah memberi contoh nyata bagaimana civitas akademika dapat bersinergi dengan pemerintah dalam memerangi IUU Fishing. Saya berharap akan ada forum akademik lanjutan di UNJ untuk mendalami persoalan ini secara lebih intens,” ujar Saiful.

Langkah UNJ ini dinilai sangat strategis dalam membangun kesadaran generasi muda terhadap pentingnya menjaga laut sebagai masa depan bangsa.

Melalui kolaborasi yang kuat antara praktisi lapangan dan kalangan akademisi, upaya menciptakan tata kelola kelautan yang bersih, adil, dan berkelanjutan menjadi lebih memungkinkan.

Melibatkan kampus seperti UNJ menjadi bukti bahwa perang terhadap IUU Fishing tidak bisa dilakukan sendirian. Ia membutuhkan kekuatan bersama, dari pusat hingga daerah, dari kelas hingga lapangan, dari laboratorium hingga lautan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News

Warga Aceh Minta Prabowo Copot Tito Karnavian, Soal Apa?

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Keputusan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengalihkan empat pulau dari Aceh Singkil ke Sumatera Utara dinilai tidak hanya cacat prosedural, tetapi juga mencederai martabat dan sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh.

Kebijakan sepihak ini menuai kritik keras dari berbagai kalangan. Guru Besar Universitas Syiah Kuala, Prof Ahmad Humam Hamid, menilai tindakan ini sebagai bentuk pengabaian terhadap martabat rakyat Aceh dan pelanggaran serius terhadap semangat damai pasca-MoU Helsinki.

“Ini bukan sekadar soal garis batas di peta. Ini menyangkut memori konflik, harga diri, dan identitas kolektif rakyat Aceh,” ujarnya lantang, Jumat (13/6/2025).

Bagi masyarakat Aceh, keputusan administratif semacam ini tidak pernah netral. Ia sarat makna dan simbol, apalagi bila dilakukan tanpa empati. Prof Humam menegaskan, tindakan legal-formal yang diambil secara kering, hanya akan memperdalam luka dan memunculkan kembali narasi resistensi yang sudah lama coba disembuhkan.

Prof Humam juga mengaitkan situasi ini dengan gejolak kultural yang terjadi di sejumlah wilayah dunia—dari Catalonia, Skotlandia, hingga Mindanao. Semua wilayah itu memiliki kesamaan: identitas yang kuat, sejarah marginalisasi, dan pusat kekuasaan yang tuli terhadap suara lokal.

“Kalau pemerintah pusat terus mengabaikan makna-makna simbolik ini, jangan heran bila resistensi lahir kembali dalam bentuk yang tak terduga,” tegasnya.

Sorotan tak berhenti di situ. Mantan tahanan politik Aceh, Nasaruddin alias Nyak Dhien Gajah, bahkan lebih keras dalam mengecam keputusan Tito. Menurutnya, tindakan ini bukan hanya bentuk pengabaian, melainkan penghianatan terang-terangan terhadap MoU Helsinki—perjanjian damai yang menjadi dasar integrasi Aceh ke dalam NKRI.

“Kemendagri telah menginjak-injak marwah orang Aceh. Ini bukan sekadar pengalihan wilayah, ini pelecehan terhadap perjanjian damai,” kata Nyak Dhien dengan penuh amarah.

Ia mengingatkan bahwa Aceh pernah melawan keras ketika pemerintah pusat memaksakan penyatuan wilayah ke Sumatera Utara pada masa Soekarno. Kini, sejarah kelam itu seperti diulang oleh Tito Karnavian dengan wajah yang lebih birokratis, tapi semangatnya tetap kolonial.

Menurutnya, tindakan ini memperpanjang daftar penghianatan terhadap Aceh dari masa ke masa—dari era Soekarno, Soeharto, Megawati, hingga Jokowi.

Nyak Dhien juga menanggapi pernyataan Tito yang menyarankan Aceh menggugat lewat TPUN sebagai sikap sinis yang disengaja. Meski begitu, ia masih menyimpan harapan pada Presiden terpilih Prabowo Subianto yang dianggap punya iktikad baik membangun ulang kepercayaan rakyat Aceh.

“Presiden Prabowo harus turun langsung. Jangan hanya batalkan keputusan ini, tapi juga copot Tito Karnavian dari kursi Mendagri,” tegasnya.

Pemerintah pusat diingatkan bahwa Aceh bukan sekadar wilayah administratif, tapi ruang hidup yang sarat luka sejarah, identitas, dan perjuangan. Keputusan yang menyangkut wilayah Aceh tak bisa disikapi hanya dengan dasar hukum. Ia menuntut empati, dialog, dan penghormatan pada memori kolektif masyarakat.

Apabila pemerintah kembali memilih jalan kekuasaan, maka resiko terulangnya siklus resistensi hanya soal waktu. Tito Karnavian, sebagai simbol dari kebijakan pusat, telah menyalakan api di tanah yang belum sepenuhnya padam. Dan jika negara memilih diam, maka sejarah hanya akan mengulang dirinya sendiri dengan harga yang jauh lebih mahal.

Continue Reading

News

KPK Sudah Telusuri Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Raja Ampat, Bagaimana Posisi Bahlil?

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diam-diam telah menaruh perhatian serius pada potensi praktik korupsi di sektor pertambangan Raja Ampat, Papua Barat Daya, jauh sebelum isu ini meledak di media sosial. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Ketua KPK, Setyo Budiyanto, yang mengungkap bahwa lembaganya melalui Kedeputian Koordinasi dan Supervisi sudah melakukan kajian awal terhadap aktivitas tambang di wilayah yang dikenal sebagai surga biodiversitas dunia itu.

“Ya sebenarnya kami sudah melakukan kajian. Jadi dari Kedeputian Koordinasi dan Supervisi,” ujar Setyo saat ditemui di gedung ACLC KPK, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Pernyataan ini mengindikasikan bahwa KPK tidak tinggal diam terhadap geliat eksploitasi sumber daya alam di kawasan yang sangat sensitif secara ekologis ini.

Namun, sayangnya, publik belum dapat berharap banyak dari hasil kajian tersebut untuk saat ini. Setyo mengakui bahwa temuan-temuan awal belum bisa disimpulkan apakah mengarah pada indikasi korupsi atau tidak. “Kajian itu ya memang dalam proses dan nanti akan diajukan kepada kementerian atau lembaga terkait untuk bisa memitigasi,” katanya.

Pernyataan tersebut mencerminkan sikap hati-hati KPK, namun juga menimbulkan pertanyaan tajam: mengapa upaya pencegahan dan mitigasi ini belum dilakukan secara terbuka atau transparan, padahal aktivitas pertambangan di Raja Ampat sudah lama memicu kekhawatiran publik?

Kejadian ini menjadi bukti lain bahwa birokrasi penanganan kasus korupsi di sektor sumber daya alam masih lamban, dan terkadang baru bergerak setelah tekanan publik meningkat. Saat ini, polemik tambang di Raja Ampat sudah menjadi sorotan nasional, terutama di platform media sosial, di mana masyarakat mempertanyakan izin, pengawasan, serta keterlibatan aparat dalam eksploitasi yang berpotensi merusak lingkungan dan merugikan negara.

KPK menyatakan akan menyesuaikan kembali kajiannya dengan permasalahan-permasalahan terbaru yang mencuat. “Namun demikian nanti kami akan detailkan lagi dengan permasalahan yang sudah ada,” lanjut Setyo. Pernyataan ini bisa dibaca sebagai sinyal bahwa lembaga antirasuah sedang dalam posisi menunggu, entah menunggu bukti yang lebih kuat, atau menunggu tekanan publik yang lebih besar.

Langkah KPK memang patut diapresiasi sebagai bentuk respons awal. Namun, langkah tersebut akan sia-sia jika tidak diikuti dengan tindakan konkret dan cepat. Kajian tak boleh hanya berhenti di meja koordinasi, apalagi jika tambang-tambang tersebut ternyata beroperasi tanpa prosedur hukum yang benar, atau melibatkan praktik suap dan penyalahgunaan wewenang.

Raja Ampat bukan hanya milik Papua, tapi milik Indonesia dan bahkan dunia. Eksploitasi tambangnya harus diawasi ketat dan transparan. Jika tidak, maka bukan hanya lingkungan yang rusak, tapi juga kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum seperti KPK. Ketika suara masyarakat sudah lantang terdengar di media sosial, pemerintah dan aparat hukum tidak bisa lagi bersikap reaktif atau menunggu semuanya terlambat.

Publik menuntut kejelasan: siapa yang memberi izin tambang, apakah prosedurnya sah, dan apakah ada aliran dana gelap yang mengalir di baliknya? Jika KPK memang sudah mengendus potensi korupsi jauh-jauh hari, kini saatnya untuk bergerak lebih tegas dan terbuka. Kajian tanpa tindak lanjut hanya akan jadi dokumen usang yang dikalahkan oleh realitas lapangan yang makin merusak.

Rakyat Papua dan seluruh warga negara menunggu pembuktian bahwa KPK masih menjadi lembaga yang berdiri di garda depan pemberantasan korupsi, terutama di sektor-sektor rawan seperti pertambangan. Raja Ampat layak diselamatkan, bukan dijual murah kepada kepentingan tambang yang rakus dan tidak bertanggung jawab.

Continue Reading

News

Hey Bobby! Empat Pulau Bukan Warisanmu

Bobby Nasution dinilai tak paham sejarah dan mencoba main kuasa di wilayah yang bukan miliknya.

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Langkah Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution yang bersikeras terhadap status empat pulau di perbatasan Aceh-Sumut kembali menuai gelombang kritik. Tak hanya dianggap tidak memahami sejarah, Bobby juga dinilai bertindak arogan dan gagal membaca etika diplomatik antar wilayah. Sikapnya makin dipertanyakan saat membuat Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem, menunggu berjam-jam sebelum akhirnya memilih meninggalkan lokasi pertemuan.

Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Aceh, Syakir, menjelaskan bahwa Mualem tidak tinggal untuk menyambut Bobby karena memiliki agenda penting bersama masyarakat Aceh Barat. Tapi publik tahu, ini bukan sekadar benturan jadwal. Ini soal harga diri. Seorang kepala daerah tak sepantasnya datang terlambat lalu mengharapkan sambutan hangat, terlebih saat lawan bicaranya adalah tokoh Aceh sekelas Mualem.

Kondisi ini diperkeruh oleh keputusan Kemendagri yang menetapkan Pulau Mangkir Gadang, Pulau Mangkir Ketek, Pulau Lipan, dan Pulau Panjang sebagai bagian dari wilayah Sumatera Utara. Keputusan yang tertuang dalam Kepmendagri Nomor 050-145 Tahun 2022 ini menjadi sorotan tajam, karena secara historis keempat pulau itu sejak awal adalah bagian dari Aceh, tepatnya wilayah Aceh Singkil.

Dirjen Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri, Safrizal Zakaria Ali, berdalih keputusan itu berdasarkan survei gabungan antara Pemprov Aceh, Pemprov Sumut, Pemkab Aceh Singkil, dan Pemkab Tapanuli Tengah. Namun argumen ini goyah ketika Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), secara tegas menyatakan bahwa berdasarkan perjanjian Helsinki dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956, keempat pulau tersebut adalah milik Aceh.

JK menyitir isi perjanjian Helsinki, tepatnya poin 1.1.4, yang menyebut batas wilayah Aceh merujuk pada kondisi 1 Juli 1956. Inilah batas legal dan historis yang disepakati saat Aceh dan pemerintah Indonesia berdamai pada 2005. Menurut JK, jika perjanjian ini diabaikan, maka wibawa hukum dan rekonsiliasi nasional akan terganggu.

“Jadi secara formal dan historis, empat pulau itu masuk wilayah Singkil, Provinsi Aceh,” tegas JK dalam konferensi pers, Jumat (13/6).

Penegasan ini bukan sekadar retorika nostalgia. JK secara bijak mengingatkan bahwa penentuan batas wilayah tidak cukup hanya melihat peta topografi atau klaim geografis. Ada sejarah panjang, nilai-nilai sosial, dan identitas masyarakat yang hidup di pulau-pulau itu. Apalagi, jika keputusan administratif mengabaikan realitas sejarah, maka konflik horizontal bisa kembali meletup.

Sayangnya, alih-alih mengedepankan dialog dan menghormati sejarah, Bobby justru terkesan bermain kuasa. Ia seakan lupa bahwa jabatan tak bisa dijadikan kartu sakti untuk mengatur seenaknya. Bahkan, jika itu dilakukan demi ‘mengamankan’ empat pulau yang secara fakta lebih lekat dengan Aceh ketimbang Sumut.

Masyarakat Aceh pun kini mempertanyakan motif di balik manuver Bobby. Apakah ini sekadar pencitraan menjelang pemilu, atau justru ada agenda tersembunyi dalam penguasaan wilayah? Yang pasti, publik tidak buta. Era kekuasaan berbasis koneksi keluarga sudah lewat. Tak ada lagi ruang untuk kepala daerah yang merasa bisa melenggang dengan restu elite semata.

Bobby perlu sadar, sejarah bukan sesuatu yang bisa diubah semaunya. Jika ingin dihormati sebagai pemimpin, ia harus mulai dari menghormati orang lain, termasuk rekan sejawat dari provinsi tetangga. Bila datang terlambat saja tidak bisa meminta maaf, bagaimana bisa dipercaya menjaga kepentingan rakyat?

Langkah terbaik saat ini adalah menarik kembali keputusan yang merugikan Aceh. Kemendagri harus bersikap adil dan melihat ulang dasar hukumnya. Jangan sampai keputusan yang mengabaikan sejarah ini menjadi bara dalam sekam yang kelak membakar kepercayaan masyarakat terhadap negara.

Continue Reading

News

JK Ungkap Perjanjian Helsinki: Aceh Miliki 4 Pulau Sejak Era Sukarno

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla angkat suara soal polemik status empat pulau di perbatasan Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).

Keempat pulau yang dimaksud adalah Pulau Mangkir Gadang, Pulau Mangkir Ketek, Pulau Lipan, dan Pulau Panjang. Seluruh pulau tersebut kini secara administratif jadi bagian Sumut.

JK menjelaskan, ketentuan perbatasan kedua wilayah itu telah diatur dalam poin nomor 1.1.4 yang tertuang dalam perjanjian Helsinki. Perjanjian itu, kata dia, telah disepakati Indonesia dan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 15 Agustus 2005.

“Mengenai perbatasan itu, ada di Pasal 1.1.4, mungkin bab 1, ayat 1, titik 4, yang berbunyi perbatasan Aceh, merujuk pada perbatasan 1 Juli tahun 1956. Jadi, pembicaraan atau kesepakatan Helsinki itu merujuk ke situ,” ujarnya dalam konferensi pers di kediamannya, Jumat (13/6).

JK menyebut aturan perbatasan dalam perjanjian Helsinki itu merujuk ketentuan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 mengenai pembentukan daerah otonom Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatra Utara yang diteken Presiden RI saat itu, Sukarno.

“Jadi Aceh sebelumnya adalah daerah residen dari Sumatera Utara yang pisah pada tahun 1956,” ujarnya.

JK menegaskan jika merujuk hasil perundingan itu dan dokumen yang ada, maka keempat pulau yang saat ini menjadi polemik masuk dalam wilayah Aceh.

“Jadi secara formal dan historis empat pulau itu masuk wilayah Singkil, Provinsi Aceh,” tegasnya.

Lebih lanjut, JK menilai penentuan wilayah terhadap suatu pulau tidak bisa dilakukan jika hanya melihat faktor geografis semata.

Ia mendorong agar pemerintah juga perlu melihat faktor historis yang selama ini sudah ada dan terbangun di wilayah itu.

“Empat pulau itu masuk Singkil, dekat dengan Sumatera Utara. Tapi itu biasa. Selama ini warga pulau bayar pajaknya ke Singkil,” ujarnya.

Karenanya, JK meminta pemerintah segera menyelesaikan polemik sengketa empat pulau ini dengan sebaik-baiknya.

“Jadi, mudah-mudahan saya yakin pemerintah bisa menyelesaikan dengan baik,” ujarnya.

Belakangan empat pulau yakni Pulau Mangkir Besar (juga dikenal sebagai Pulau Mangkir Gadang), Pulau Mangkir Kecil (Mangkir Ketek), Pulau Lipan, dan Pulau Panjang menuai polemik dan jadi rebutan antara Sumut dan Aceh.

Terakhir, Kemendagri menetapkan empat pulau di wilayah Provinsi Aceh menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Utara (Sumut) kini menuai polemik.

Keempat pulau ini sebelumnya masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Aceh Singkil. Namun, saat ini resmi tercatat sebagai bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Keputusan ini menimbulkan gejolak, terutama dari masyarakat Aceh yang merasa kehilangan wilayah secara sepihak.

Continue Reading

News

Israel Serang Iran, Kemlu RI Himbau WNI Waspada dan Tunda Perjalanan

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan tengah berkoordinasi intensif dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran dan perwakilan RI lainnya di Timur Tengah untuk memantau perkembangan situasi pasca serangan militer Israel ke Iran pada Jumat (13/6) dini hari waktu setempat.

Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menyebutkan bahwa hingga saat ini tercatat sebanyak 386 Warga Negara Indonesia (WNI) berada di Iran, dengan mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa yang tinggal di Kota Qom.

“Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban dalam serangan tersebut,” ujar Judha dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (13/6).

KBRI Teheran telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI di Iran untuk meningkatkan kewaspadaan, menjaga keselamatan diri, serta tetap menjaga komunikasi aktif dengan pihak KBRI. WNI juga diminta segera melaporkan kondisi dan lokasi keberadaan mereka secara berkala.

Dalam situasi darurat, WNI di Iran dapat menghubungi hotline KBRI Teheran di nomor +989024668889.

Kemlu RI juga mengimbau agar WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Iran maupun Israel menunda keberangkatan mereka. Bagi WNI yang memiliki rencana transit atau penerbangan melalui wilayah Timur Tengah, diharapkan untuk mengantisipasi potensi gangguan jadwal penerbangan.

WNI juga diingatkan untuk menggunakan aplikasi Safe Travel Kemlu RI atau menghubungi perwakilan RI terdekat jika menghadapi keadaan darurat.

Menanggapi situasi ini, Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengecam keras serangan Israel terhadap Iran yang menurut Kedutaan Besar Iran di Jakarta telah menewaskan sejumlah orang, termasuk warga sipil.

“Indonesia mengutuk aksi kekerasan ini dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri guna mencegah eskalasi konflik yang lebih luas,” tegas Menlu Sugiono.

Kemlu RI menegaskan akan terus memantau perkembangan situasi keamanan di kawasan dan akan mengambil langkah perlindungan WNI sesuai kebutuhan.

Continue Reading

News

Wamendikdasmen Ajak UMMI Jadi Garda Terdepan Risalah Islam Berkemajuan di Perguruan Tinggi

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq mendorong Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) menjadi garda terdepan dalam mengarusutamakan Risalah Islam Berkemajuan di lingkungan perguruan tinggi, khususnya kampus-kampus Muhammadiyah.

Hal tersebut disampaikan Fajar saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Milad ke-22 UMMI yang digelar di Sukabumi, Jumat (13/6). Dalam orasinya, ia menekankan bahwa kampus harus menjadi pusat gerakan ihyaul tajdid wal ijtihad, yakni misi menghidupkan semangat pembaruan dan pemikiran kritis dalam Islam.

“Karakter pembaruan dan ijtihad ini harus menyala di kampus UMMI,” ujarnya, dikutip dari keterangan resmi di Jakarta.

Risalah Islam Berkemajuan merupakan gagasan khas Muhammadiyah yang menekankan pentingnya ketaatan beragama sekaligus keberpihakan pada pembangunan peradaban, keadilan sosial, serta pemikiran ilmiah dan kritis.

Fajar menyoroti pentingnya implementasi Islam Transformatif ala Moeslim Abdurrahman dan Islam Profetik sebagaimana digagas Kuntowijoyo. Kedua pendekatan ini menurutnya menjadi fondasi penting dalam membentuk institusi pendidikan Islam yang unggul dan berdaya guna dalam masyarakat.

“Kampus sejatinya menjadi tempat dan tradisi untuk terus-menerus mencari kebenaran,” ucap Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis Muhammadiyah tersebut.

Ia juga mengingatkan bahwa keunggulan kampus tidak hanya diukur dari fisik atau fasilitas, melainkan dari peran aktif dalam pemikiran dan gerakan keumatan.

“Jangan sampai UMMI menjadi kampus yang dingin, yang hanya besar secara fisik namun beku dalam pemikiran,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Fajar turut mengajak seluruh sivitas akademika UMMI untuk menanamkan filosofi pendidikan Muhammadiyah yang berpijak pada filosofi matahari—memberi manfaat dan menyinari siapa pun tanpa diskriminasi, sebagaimana ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin.

Mengakhiri orasinya, Fajar menyampaikan apresiasi dan harapan atas peran UMMI di masa mendatang.

“Selamat Milad UMMI. Menuju institusi pendidikan unggul tidak bisa dicapai dari warisan, melainkan dari perjuangan bersama,” pungkasnya.

Continue Reading

News

Termasuk Artis Zaskia Adya Mecca, 10 WNI Ikut Global March to Gaza

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Artis Indonesia Zaskia Adya Mecca kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap krisis kemanusiaan di Gaza dengan bergabung dalam aksi Global March to Gaza, sebuah gerakan internasional yang menyerukan dibukanya akses bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Zaskia terbang ke Mesir bersama sembilan warga negara Indonesia (WNI) lainnya untuk mengikuti aksi damai yang dipusatkan di Gerbang Rafah, pintu perbatasan utama antara Mesir dan Gaza.

Dalam unggahan yang dibagikan oleh platform penggalangan dana Kitabisa, disebutkan bahwa kesepuluh delegasi dari Indonesia hadir untuk menyuarakan solidaritas rakyat Indonesia terhadap penderitaan warga Palestina.

Berikut daftar lengkap 10 WNI yang tergabung dalam aksi ini:

  1. Zaskia Adya Mecca
  2. Hamidah Rachmayanti
  3. Ratna Galih Indriani
  4. Irfan Farhad
  5. Indadari Mindrayanti
  6. Wanda Hamidah
  7. Hemy Sution
  8. Nur Aminah
  9. Tandya Rachmat Sampurna
  10. Muhammad Hibatur Rahman

“Nama-nama ini hadir untuk mewakili suara warga Indonesia dan menunjukkan bahwa Indonesia hadir dalam perjuangan global untuk membela Palestina,” tulis Kitabisa dalam pernyataan resminya, Jumat (13/6/2025).

Aksi Global March to Gaza tak hanya menuntut dibukanya akses bantuan kemanusiaan, tetapi juga menyerukan:

  • Penghentian agresi militer Israel,
  • Penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Gaza, dan
  • Pengakhiran pendudukan atas Palestina.

Aksi ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut dan semakin terbatasnya akses bantuan ke Gaza, yang hingga kini masih berada dalam blokade ketat.

Kehadiran figur publik seperti Zaskia diharapkan dapat memperluas perhatian internasional terhadap isu Palestina serta mendorong dukungan lebih besar dari masyarakat dunia untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang berlangsung.

Continue Reading

News

Serangan Udara Israel Tewaskan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran

Hendi Firdaus

Published

on

Monitorday.com – Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel yang terjadi pada Jumat (13/6) dini hari waktu setempat. Kabar ini disampaikan oleh televisi pemerintah Iran dan dikutip oleh kantor berita AFP.

“Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata, meninggal,” demikian pernyataan yang disiarkan media pemerintah Iran.

Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak pemerintah Iran terkait kematian Bagheri. Namun, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengakui bahwa sejumlah komandan militer dan ilmuwan senior tewas dalam serangan besar-besaran yang dilancarkan Israel.

Selain Bagheri, Komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami dan seorang ilmuwan nuklir senior juga dilaporkan menjadi korban dalam serangan tersebut.

Bagheri merupakan figur sentral dalam struktur militer Iran. Sejak menjabat sebagai Kepala Staf pada 2016, ia bertanggung jawab atas koordinasi tiga pilar kekuatan keamanan Iran: Angkatan Darat (Artesh), IRGC, dan Pasukan Penegak Hukum (Faraja). Ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC).

Dikenal sebagai tokoh yang menentang kesepakatan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), Bagheri menilai perjanjian tersebut tidak menguntungkan bagi kepentingan Iran.

Serangan Israel disebut menargetkan sejumlah fasilitas vital milik Iran, termasuk program senjata, rudal balistik, serta fasilitas nuklir utama di Natanz. Video yang beredar menunjukkan asap tebal mengepul dari kawasan sekitar situs tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pasukan negaranya secara tegas menyerang instalasi strategis milik Iran, menyebutnya sebagai langkah pencegahan terhadap ancaman yang terus berkembang.

Situasi ini memicu kemarahan pemimpin tertinggi Iran. Dalam pernyataannya, Khamenei bersumpah bahwa Israel akan menerima “hukuman berat” atas serangan yang telah menewaskan sejumlah tokoh penting negara itu.

Continue Reading

News

Kasus Perusakan Hutan Raja Ampat, Kemenhut Pertimbangkan Langkah Hukum

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Kementerian Kehutanan (Kemenhut) membuka peluang untuk menjerat pelaku pelanggaran pemanfaatan hutan dalam kasus izin usaha pertambangan di Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Dirjen Penegakkan Hukum Kehutanan Kemenhut, Dwi Januanto Nugroho mengatakan pihaknya tengah mendalami dugaan pelanggaran pemanfaatan hutan selama operasional tambang.

Menurut dia, meski izin usaha pertambangan (IUP) telah dicabut, dia memastikan proses hukum bisa tetap dilanjutkan.

“Itu coba kami telisik ke sana. Dan tentu tidak menutup kemungkinan kalau terjadi pelanggaran-pelanggaran serius, walaupun sudah dicabut, tidak menggugurkan konsekuensi hukum lainnya, dengan perdata atau gugatan lainnya, dan saat ini sedang berproses,” kata Januanto di diskusi Greenpeace Indonesia, Kamis (12/6).

Menurut Januanto, saat ini timnya masih berada di sekitar wilayah Raja Ampat menyusul pencabutan izin pertambangan di wilayah tersebut.

Dia menyatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan berdasarkan fakta di lapangan.

“Nanti akan kita tindak lanjuti terus. Sambil kita lihat bagaimana fakta-fakta di lapangan. Dan kami tentu akan laporkan ke Pak Menteri juga,” jelasnya.

Presiden Prabowo Subianto mencabut empat dari lima IUP perusahaan yang beroperasi di Raja Ampat. Hal itu dilakukan untuk melindungi lingkungan hidup dan memastikan keberlanjutan wilayah pesisir serta pulau-pulau kecil.

Empat perusahaan yang telah dicabut IUP-nya itu yakni PT Anugerah Surya Pratama, PT Nurham, PT Melia Raymond Perkasa, dan PT Kawei Sejahtera Mining.

Sementara untuk PT GAG Nikel di Pulau GAG tidak dicabut IUP-nya karena hasil peninjauan langsung di lapangan menunjukkan kegiatan tambang GN berjalan sesuai ketentuan dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang berarti.

Namun aktivitas tambang PT GAG dihentikan untuk sementara.

Continue Reading

News

Prabowo Yakin Ekonomi RI Siap Mengejutkan Banyak Negara

Natsir Amir

Published

on

Monitorday.com – Presiden Prabowo Subianto yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin baik ke depan. Ia mengatakan berkembangnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bikin kaget banyak orang.

“Kita bekerja terus untuk rakyat. Jadi saya melihat, saya percaya pertumbuhan ekonomi kita akan baik. Kita akan bikin kaget banyak orang,” kata Prabowo di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Prabowo bicara hal tersebut setelah ditanya perihal kabar reshuffle kabinet. Prabowo mengungkap belum ada rencana reshuffle sejauh ini karena ia menilai kabinetnya bekerja dengan baik.

Ia ingin masyarakat melihat hasil kerja dari waktu ke waktu. “Dan kita buktikan minggu demi minggu demi minggu hasil capaian yang kita lakukan,” kata Prabowo.

Prabowo mengatakan, setelah melakukan penghematan atau efisiensi, pihaknya bisa mengalokasikan dana ke hal lain, salah satunya menaikkan gaji hakim. Prabowo menaikkan gaji hakim hingga 280 persen.

Kenaikan gaji tertinggi untuk golongan hakim paling junior. Prabowo menekankan semua gaji hakim akan naik secara signifikan. Prabowo akan mengawasi kenaikan gaji tersebut.

“Tapi semua hakim akan naik secara signifikan, dan saya monitor terus,” ujarnya.

Continue Reading

Monitor Saham BUMN



News22 minutes ago

Warga Aceh Minta Prabowo Copot Tito Karnavian, Soal Apa?

News7 hours ago

Ditjen PSDKP Apresiasi Partisipasi UNJ di IUU Fishing Day 2025

News9 hours ago

KPK Sudah Telusuri Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Raja Ampat, Bagaimana Posisi Bahlil?

News10 hours ago

Hey Bobby! Empat Pulau Bukan Warisanmu

News10 hours ago

JK Ungkap Perjanjian Helsinki: Aceh Miliki 4 Pulau Sejak Era Sukarno

Sportechment17 hours ago

Real Madrid Rekrut Franco Mastantuono, Bintang Muda Argentina Bertalenta Tinggi

News17 hours ago

Israel Serang Iran, Kemlu RI Himbau WNI Waspada dan Tunda Perjalanan

Sportechment19 hours ago

Wow! Meta Suntik Dana Ratusan Triliun ke Scale AI, Apa Tujuannya?

News19 hours ago

Wamendikdasmen Ajak UMMI Jadi Garda Terdepan Risalah Islam Berkemajuan di Perguruan Tinggi

Sportechment19 hours ago

AFC Tunjuk Arab Saudi dan Qatar Jadi Tuan Rumah Babak 4, Erick Thohir Buka Suara

News20 hours ago

Termasuk Artis Zaskia Adya Mecca, 10 WNI Ikut Global March to Gaza

News20 hours ago

Serangan Udara Israel Tewaskan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran

News1 day ago

Kasus Perusakan Hutan Raja Ampat, Kemenhut Pertimbangkan Langkah Hukum

News2 days ago

Prabowo Yakin Ekonomi RI Siap Mengejutkan Banyak Negara

Sportechment2 days ago

Muse Siap Gebrak Jakarta, Cek Harga Tiketnya

News2 days ago

1000 Aktivis Pro Palestina Afrika Utara Gelar Long March ke Gaza

Sportechment2 days ago

Al-Ahly vs Inter Miami Jadi Laga Pembuka Piala Dunia Antarklub 2025, Catat Jadwalnya

Sportechment2 days ago

Resmi Dikenalkan Real Madrid, Trent Alexander-Arnold Pakai Nomor Punggung Ini

Sportechment2 days ago

Piala Presiden 2025 Bakal Diikuti 6 Tim, Persib Bandung Dipastikan Tampil

News2 days ago

Tragedi Maut di Ahmedabad: Pesawat Air India Jatuh dan Meledak, Seluruh Penumpang Tewas