Ruang Sujud
Dua Syarat Diterimanya Amal Saleh
Published
1 year agoon
By
Robby KarmanKehidupan di dunia ini, beserta segala kenikmatannya, adalah ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Ujian ini mengharuskan kita untuk fokus pada pengumpulan amal-amal yang berihsan, yaitu amal-amal yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh kebaikan dalam pandangan Allah SWT agar diterima oleh-Nya. Kerugian besar akan menimpa manusia jika amal-amalnya sia-sia dan tidak diterima oleh Allah. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam Al-Quran:
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al Mulk ayat 2).
Allah SWT menciptakan keindahan di dunia ini sebagai perhiasan untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang melakukan perbuatan baik (QS. Al Kahfi ayat 7).
Namun, untuk amal-amal kita diterima oleh Allah, ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu ikhlas (ikhlas mengerjakan amal hanya karena Allah) dan amal tersebut harus benar sesuai dengan tuntunan yang benar. Ikhlas berarti melakukan amal semata-mata karena Allah dan mengharapkan balasan hanya dari-Nya. Allah SWT berfirman:
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama. (QS. Al Bayyinah ayat 5).
Keikhlasan dalam beramal merupakan konsekuensi dari persaksian muslim bahwa hanya Allah yang menjadi ilah dan tidak ada yang lain, sehingga amal-amal harus ditujukan hanya kepada-Nya.
Tingkat keikhlasan dalam amal akan menentukan kualitas amal di mata Allah. Oleh karena itu, amal yang dilakukan bukan karena Allah atau hanya untuk tujuan dunia akan ditolak oleh-Nya. Allah SWT berfirman:
Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya. (QS. Al Kahfi ayat 110).
Selain keikhlasan, penting juga untuk meluruskan niat dalam setiap amal. Misalnya, dalam shalat, kita harus melakukannya hanya karena Allah, bukan untuk pujian manusia. Begitu pula dalam bersedekah atau berpakaian syar’i, niat kita harus tulus untuk Allah. Amal yang benar (showab) juga harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Kita harus mengikuti petunjuk yang benar, karena tata cara ibadah harus datang dari Allah melalui Rasul-Nya, bukan berdasarkan pemikiran manusia.
Allah SWT berfirman:
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. (QS. Al Hasyr ayat 7).
Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa amalan yang bukan berasal dari ajaran Islam akan ditolak. Oleh karena itu, dalam setiap amal, kita harus mengikuti tuntunan Rasulullah SAW agar amal-amal kita diterima oleh Allah.
Dalam Islam, keikhlasan dalam beramal dan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW adalah kunci untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Hal ini tidak hanya berlaku dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam semua aspek kehidupan, seperti makanan, minuman, pakaian, akhlak, pendidikan, ekonomi, pergaulan, sosial, budaya, dan lainnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus menuntut ilmu Islam agar dapat mengikuti tuntunan-Nya dan menjalani kehidupan dengan penuh ihsan. Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk kepada kita. Amin.