Monitorday.com – Gencatan senjata yang diumumkan oleh Qatar untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Hamas di Gaza kini terancam batal.
Ancaman ini muncul setelah terjadinya ketegangan internal di Israel, di mana sejumlah menteri sayap kanan mengancam akan mundur jika kesepakatan gencatan senjata disetujui oleh kabinet hari ini.
Selain itu, Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza, yang semakin memperburuk situasi. Pada Kamis (16/1), militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka menyerang 50 target di seluruh Gaza, dengan alasan bahwa target serangan adalah “teroris”.
Serangan ini menargetkan berbagai fasilitas, termasuk kompleks militer, tempat penyimpanan senjata, dan lokasi pembuatan senjata yang menurut Israel digunakan oleh kelompok Hamas dan Jihad Islam.
Pernyataan dari militer Israel menyebutkan, “(Angkatan udara Israel) melakukan serangan terhadap sekitar 50 target teror di seluruh Jalur Gaza, termasuk teroris Hamas dan Jihad Islam, kompleks militer, fasilitas penyimpanan senjata, pos peluncuran, lokasi pembuatan senjata, dan pos pengamatan.”
Hamas mengonfirmasi serangan ini dan menyatakan bahwa setidaknya 80 orang tewas akibat serangan tersebut.
Dalam pernyataan di Telegram, sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, menyebutkan, “Setiap agresi dan penembakan pada tahap ini oleh musuh dapat mengubah kebebasan seorang tahanan menjadi tragedi.”
Mereka juga menambahkan bahwa Israel telah menyerang lokasi tempat salah satu sandera wanita yang dijadwalkan dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata berada.
Dengan serangan ini, harapan akan terwujudnya gencatan senjata di Gaza semakin kabur, dan ketegangan antara kedua belah pihak masih terus meningkat.