Kehidupan di dunia ini adalah sebuah perjalanan singkat yang penuh dengan ujian dan cobaan. Pesan-pesan agung dari Rasulullah SAW dan ayat-ayat Al-Quran mengingatkan kita untuk menjalani dunia ini dengan kesadaran akan keterbatasannya.
Rasulullah SAW dalam hadisnya menyatakan, “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau bahkan seperti orang yang sekedar lewat (musafir).” Pesan ini menggambarkan bahwa kita seharusnya tidak terlalu melekat pada dunia ini, karena kita hanyalah tamu sementara di sini.
Hadis lain menggambarkan keengganan Allah SWT untuk memberikan apapun kepada orang yang kafir, bahkan hanya sebesar sayap nyamuk. Hal ini menggarisbawahi pentingnya keimanan dalam hidup kita.
Rasulullah SAW juga mengilustrasikan hubungan kita dengan dunia ini dengan perumpamaan seorang pengendara yang beristirahat sejenak di bawah pohon sebelum melanjutkan perjalanannya. Ini adalah pengingat bahwa kita tidak boleh terlalu terpaku pada dunia ini, melainkan harus fokus pada akhirat.
Ayat Al-Quran juga membandingkan dunia dengan akhirat. Dalam surat Al-Hadiid, Allah SWT menjelaskan bahwa dunia ini hanyalah permainan yang melalaikan, perhiasan yang sementara, dan sesuatu yang mempengaruhi kita untuk berbangga dengan harta dan anak. Namun, akhirat adalah kehidupan sejati yang kekal, yang seharusnya menjadi fokus utama kita.
Dalam surat Al-Ankabut, Allah menyatakan bahwa banyak orang hanya mengetahui yang terlihat dari kehidupan dunia, sementara mereka melupakan kehidupan akhirat yang sebenarnya.
Ayat di surat Al-Ahqaf mengingatkan kita tentang akibat orang-orang kafir yang telah mengejar kesenangan dunia dengan sombong dan tanpa hak. Mereka akan dihadapkan pada azab yang menghinakan.
Terakhir, surat Al-Maaidah menekankan bahwa kekayaan dunia tidak akan berguna pada hari kiamat, dan orang-orang kafir tidak akan bisa menebus diri mereka dari azab yang pedih.
Semua pesan ini bersatu dalam satu tema yang jelas: Dunia ini adalah tempat sementara, dan fokus utama kita haruslah pada akhirat. Kita harus menjalani kehidupan ini dengan kesadaran akan hakikatnya yang sementara dan menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama kita, mengingat janji dan ancaman Allah SWT terhadap perbuatan kita di dunia ini.